Perkembangan Makna sebagai Ajang Semantik
Abstract
Bahasa berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat bahasa dalam kehidupan. Salah satu perubahan yang dirasakan dalam bahasa adalah perkembangan makna. Perkembangan makna dalam hal ini harus diberi jangkauan (cakupan) perubahan, perluasan dan penyempitan, serta pergeseran makna. Perubahan makna dapat terjadi sebagai akibat perkembangan makna oleh pemakai bahasa. Perkembangan makna sejalan pula dengan perkembangan pikiran manusia, karena manusia yang menggunakan bahasa. Oleh karena itu, apabila bahasa berkembang, makna turut berkembang pula. Jadi, pernyataan “Language moves down time in a current of its own meaning” (Ullmann, 1972) merupakan hakikat perkembangan bahasa dalam kehidupan dapat dirasakan terutama melalui kosakata dan hal ini sama halnya dengan yang dikemukakan oleh Djajasudarma (1993). Perubahan makna ini menjadi jangkauan semantik historis, dan perubahan makna dapat terjadi melalui hubungan sintagmatik, rumpang dalam kosa kata, peralihan dari pengacuan yang konkrit menjadi abstrak, timbulnya gejala sinestesia dan penerjemahan harfiah (Palmer, 1976). Di pihak lain perubahan makna sebagai akibat kebahasaan (linguistic causes), kesejarahan, sebab sosial, psikologis, pengaruh bahasa asing, dan karena keperluan kata-kata baru. Sebab linguistik berhubungan dengan faktor kebahasaan, baik yang berhubungan dengan tataran bahasa (fonologi, morfologi, sintaksis, dan wacana) maupun luar bahasa.
Kata kunci: perkembangan makna, ajang semantik
References
Djajasudarma, T. Fatimah. 1989. Semantik 2 Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: Eresco.
Palmer, F.R. 1976. Semantic. A New Outline. Cambridge: Cambridge University Press.
Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Qirk, Randolph, et.al. 1985. A Comprehensive Grammar of the English Language London: Longman Group Ltd.
Ullmann, Stephen. 1972. Semantic: An Introduction to the Science of Meaning. Oxford: Blacwell.