Main Article Content

Abstract

Kebiul merupakan tumbuhan obat Masyarakat suku Serawai Bengkulu. Oleh masyarakat biji Kebiul digunakan  sebagai obat malaria. Biji Kebiul telah diteliti mampu menghambat perkembangan Plasmodium berghei pada Mencit. Tujuan kegiatan ini adalah sosialisasi hasil penelitian melalui Pelatihan Pemanfaatan Tumbuhan Sumber Daya Lokal sebagai Obat Malaria yang Berpotensi sebagai Obat Covid-19 pada Guru  IPA  di Kabupaten Kaur. Pada awal kasus pandemic covid 19  beberapa peneliti melaporkan bahwa klorokuin dapat digunakan sebagai obat Covid-19, Berdasarkan uji praklinik biji Kebiul, mampu menghambat  perkembangan plasmodium malaria secara lebih baik dibandingkan dengan klorokuin. Melalui gambaran penelitian ini dimungkinkan biji Kebiul mempunyai potensi digunakan sebagai obat Covid-19. Pelatihan ini juga dimaksudkan sebagai upaya membangun sikap konservasi (pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana) tentang tumbuhan obat di lingkungan sekolah. Pelatihan  diikuti oleh 40 guru IPA, hasil pelatihan berjalan baik, peserta mengikuti kegiatan secara aktif, hasil evaluasi pemahaman materi juga baik, dengan kriteria nilai sangat bagus.

Keywords

Biji Kebiul Konservasi Suku Serawai Tumbuhan Obat

Article Details

How to Cite
Sundaryono, A., Karyadi, B., Ruyani, A., Nursaa’adah, E., & Listiono, A. E. (2023). Pelatihan Pemanfaatan Tumbuhan Obat yang Berpotensi sebagai Obat Covid-19 kepada Guru-guru IPA se Kabupaten Kaur. Dharma Raflesia : Jurnal Ilmiah Pengembangan Dan Penerapan IPTEKS, 21(1), 109–118. https://doi.org/10.33369/dr.v21i1.19403

References

  1. Gao, J., Tian, Z., & Yang, X. (2020). Breakthrough: Chloroquine Phosphate has Shown Apparent Efficacy in Treatment of COVID-19 Associated Pneumonia in Clinical Studies. BioScience Trends, 14(1), 1–2. https://doi.org/10.5582/BST.2020.01047
  2. Gautret, P., Lagier, J. C., Parola, P., Hoang, V. T., Meddeb, L., Mailhe, M., Doudier, B., Courjon, J., Giordanengo, V., Vieira, V. E., Tissot Dupont, H., Honoré, S., Colson, P., Chabrière, E., La Scola, B., Rolain, J. M., Brouqui, P., & Raoult, D. (2020). Hydroxychloroquine and Azithromycin as a Treatment of COVID-19: Results of an Open-Label Non-Randomized Clinical Trial. International Journal of Antimicrobial Agents, 56(1), 1–6. https://doi.org/10.1016/j.ijantimicag.2020.105949
  3. Hamidah, S., Arifin, Y. F., & Fitriani, A. (2020). Studi Hasil budidaya Secara Eksitu Beberapa Jenis Tumbuhan Obat sebagai Pertimbangan Konsep Pengembangan Agroforestri Berbasis Tumbuhan Obat. Jurnal Hutan Tropis, 8(1), 1–15. https://doi.org/10.20527/jht.v8i1.8152
  4. Hariana, H. A. (2013). 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta Timur: Swadaya Group
  5. Jean, S. S., Lee, P. I., & Hsueh, P. R. (2020). Treatment options for COVID-19: The Reality and Challenges. Journal of Microbiology, Immunology and Infection, 53(3), 436–443. https://doi.org/10.1016/j.jmii.2020.03.034
  6. Nugroho, A. W. (2017). Review: Konservasi Keanekaragaman Hayati Melalui Tanaman Obat Dalam Hutan di Indonesia dengan Teknologi Farmasi: Potensi dan Tantangan. Jurnal Sains dan Kesehatan, 1(7), 377–383. https://doi.org/10.25026/jsk.v1i7.71
  7. Rachman, M. (2012). Konservasi Nilai dan Warisan Budaya. Indonesian Journal of Conservation, 1(1), 30–39. https://doi.org/10.15294/ijc.v1i1.2062
  8. Rona, A., & Pramono, P. (2015). Leksikon Etnomedisin dalam Pengobatan Tradisional Minangkabau. Jurnal Arbitrer, 2(1), 44–53. https://doi.org/10.25077/ar.2.1.44-53.2015
  9. Sari, T. A., & Soenarno, S. M. (2018). Pendidikan dan Pelatihan Konservasi Alam bagi Siswa. Prosiding Seminar Nasional Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Negeri Yogyakarta, 15–20. http://seminar.uny.ac.id/semnasbio/prosiding/pendidikan-dan-pelatihan-konservasi-alam-bagi-siswa-dan-guru-sd-melalui-metode-learning
  10. Tanjungsari, R. J., Zuhud, E. A., & Damayanti, E. K. (2015). Manfaat Kampung Konservasi Tumbuhan Obat Keluarga (TOGA) Gunung Leutik, Desa Benteng Ciampea Bogor. Media Konservasi, 20(1), 34–39. https://doi.org/10.29244/medkon.20.1.%25p