Main Article Content

Abstract

Wilayah Pangkalpinang, Bangka, memiliki potensi sebagai daerah pertanian. Upaya untuk meningkatkan potensi pertanian antara lain dengan memanfaatkan kompos. Potensi lainnya adalah jamur tiram. Saat ini, produksi jamur tiram masih belum dapat memenuhi kebutuhan pasar Pangkalpinang. Oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) untuk mengatasinya. Kegiatan PkM dilaksanakan di Kelurahan Pangkal Arang, Pangkalpinang, bekerjasama dengan mitra Rumah Aspirasi Pemuda. PkM dilaksanakan dalam empat tahapan kegiatan. Tahap pertama yaitu, persiapan kegiatan. Tahap kedua yaitu pelatihan pembuatan kompos blok. Tahap ketiga pelatihan, budidaya jamur tiram.  Tahap keempat yaitu monitoring dan evaluasi. Kegiatan pelatihan kompos dan budidaya jamur tiram telah dilaksanakan pada bulan Juli 2021 dengan peserta sebanyak 30 orang. Hasil monitoring dan evaluasi yang diperoleh yaitu kompos blok dan budidaya jamur tiram telah dilaksanakan dan berjalan dengan baik. Pengomposan telah dilaksanakan dalam skala produksi cukup besar. Jamur tiram juga sudah tumbuh dan berhasil dipanen. Kendala yang ditemui antara lain serangan hama tikus, bahan humus untuk kompos cukup sulit, suhu kumbung yang tinggi sehingga baglog kering

Keywords

Jamur tiram Kompos Pangkalpinang Pengabdian Masyarakat

Article Details

How to Cite
Yusuf, Y., Ibnu Prayoga, G., Christianingrum, C., & Yunita, A. (2022). Peningkatan Kapasitas Masyarakat melalui Pelatihan Pembuatan Kompos Blok dan Pelatihan Budidaya Jamur Tiram. Dharma Raflesia : Jurnal Ilmiah Pengembangan Dan Penerapan IPTEKS, 20(2), 234–247. https://doi.org/10.33369/dr.v20i2.22677

References

  1. Agustini, V., Sufaati, S., Bharanti, B.E., & Runtuboi, D.Y.P. (2018) Budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) sebagai percontohan dan unit usaha budidaya jamur (UUBJ) di Universitas Cenderawasih. Jurnal pengabdian masyarakat mipa dan pendidikan mipa, 2(1), 28-32,
  2. doi:https://doi.org/10.21831/jpmmp.v2i1.16160.
  3. Dewi, N.M.E.Y., Setiyo, Y., & Nada, I.M. (2017). Pengaruh Bahan Tambahan pada Kualitas Kompos Kotoran Sapi. Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian), 5(1), 76-82.
  4. Larasati, A. A., & Puspikawati, S. I. (2019). Pengolahan sampah sayuran menjadi kompos dengan metode takakura. IKESMA, 15(2): 60-68.
  5. Ovita, E., Wahyuningsih, S., Minandasari, F. A., & Pradana, H. A. (2021). Variasi Jenis dan Ukuran Bahan pada Kompos Blok Berbasis Limbah Pertanian sebagai Media Pertumbuhan Tanaman Cabai. Jurnal Teknologi Lingkungan, 22(1), 85-95.
  6. Setyorini, D., Saraswati, R., & Anwar, E.K. (2006). Kompos. Dalam Simanungkalit, R.D.M., Suriadikarta, D.A., Saraswati, R., Setyorini, D., Hartatik W. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitian dan Penegmbangan Pertanian. Bogor, 11-40.
  7. Shifriyah, A., Badami, K., & Suryawati, S. (2012). Pertumbuhan dan produksi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) pada penambahan dua sumber nutrisi, Agrovigor, 5(1), 8-13.
  8. Syammahfuz, Chazali, & Pratiwi, P.S. (2009). Usaha Jamur Tiram Skala Rumah Tangga. Bogor: Penebar Swadaya.
  9. Wahyudi, Husen, & Santoso. (2002). Pertanian Organik menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
  10. Yusuf, Y., Christianingrum, C., Yunita, A., & Prayoga, G.I. (2020). Program Inovasi Desa Melalui Pelatihan Budidaya Jamur Tiram Sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Masyarakat Desa Bukit Kijang. IKRA-ITH ABDIMAS, 3(2), 83-91.