Main Article Content

Abstract

Wonokerto merupakan salah satu sentra baru agribisnis kentang di Probolinggo, akan tetapi terdapat permasalahan yang menyebabkan pengembangan agribisnis tidak optimal, solusi yang ditawarkan yaitu penyuluhan dan pelatihan perbenihan kentang, proses sertifikasi, membentuk rumah perbenihan kentang dengan sistem aeroponik. Tim juga membekali para petani dengan penerapan sistem GAP dan GHP pada budidaya tanaman kentang, pembuatan diversifikasi produk kentang menjadi keripik dan donat sebagai oleh-oleh khas, pembangunan sistem informasi dan pemasaran produk serta penguatan kelembagaan petani pada khususnya petani kentang agar terjadi peningkatan kinerja kelompok guna meningkatkan posisi tawar petani. Luaran kegiatan ini yaitu peningkatan sumber daya petani terkait budidaya pertanian; peningkatan pengetahuan petani terkait perbenihan kentang dan terbentuknya rumah perbenihan kentang; tersedianya benih kentang yang setiap waktu sesuai kebutuhan petani dengan total 5% benih yang digunakan sudah hasil produksi kelompok tani; petani menerapkan GAP dan GHP dan terjadi 5% peningkatan produksi yang baik; terdapatnya 5 diversifikasi produk olahan kentang.

Keywords

Bromo Diversifikasi Keripik Pangan Perbenihan

Article Details

How to Cite
Wardana, R., Putra, D. E., Oktafa, H., Firgiyanto, R., & Nurwahyuningsih. (2022). Penerapan Teknologi Perbenihan Bersertifikasi Berbasis Aeroponik dan Diversifikasi Produk Olahan Mendukung Pengembangan Sentra Agribisnis Kentang Berkelanjutan di Probolinggo. Dharma Raflesia : Jurnal Ilmiah Pengembangan Dan Penerapan IPTEKS, 20(2), 387–398. https://doi.org/10.33369/dr.v20i2.24218

References

  1. Baihaqi, A., Nawawi, M., & Abadi, A. L. (2013). Teknik aplikasi Trichoderma sp. terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kentang (Solanum tuberosum L.). Brawijaya University.
  2. Jon, E. (2018). Pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan stek mikro kentang varietas granola. Edubiotik: Jurnal Pendidikan, Biologi Dan Terapan, 3(01), 26–33.
  3. Laksono, Y., Subagiya, S., Supriyadi, S., & Poromarto, S. H. (2019). Efek Limbah Padat Minyak Kayu Putih terhadap Populasi Nematoda Sista Kuning dan Pertumbuhan Kentang. Agrotechnology Research Journal, 3(1), 13–17.
  4. Maysyaroh, Q. A., & Ermawati, N. (2018). Efektivitas Jenis Asam Amino dan Variasi Konsentrasi Sukrosa terhadap Pertumbuhan Planlet Kentang (Solanum tuberosum L.). Agriprima, Journal of Applied Agricultural Sciences, 2(2), 135–143.
  5. Muhibuddin, A., & Zakaria, B. (2009). Baharudin dan Enny L. 2009. Pengembangan formulasi unsur hara pada produksi benih kentang hasil kultur jaringan dengan teknologi aeroponik. Jurnal Sains & Teknologi, Agustus, 9(2), 87–96.
  6. Pertanian, K. (2015). Produksi Kentang Menurut Provinsi. Tahun.
  7. Purnomo, D., Damanhuri, F. N. U., & Winarno, W. (2019). Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Terhadap Pemberian Naungan dan Pupuk Kieserite di Dataran Medium. Agriprima, Journal of Applied Agricultural Sciences, 3(2), 67–78.
  8. Purwantisari, S., Priyatmojo, A., Sancayaningsih, R. P., & Kasiamdari, R. S. (2016). Masa inkubasi gejala penyakit hawar daun tanaman kentang yang diinduksi ketahanannya oleh jamur antagonis Trichoderma viride. Bioma: Berkala Ilmiah Biologi, 18(2), 41–47.
  9. Saptari, R. T., & others. (2016). Modification of in vitro culture system to increase the vigor of stevia (Stevia rebaudiana Bert.) plantlets. Menara Perkebunan, 84(2), 61–69.
  10. Siswadi, E., Yusuf, C., Sukri, M. Z., & Firgiyanto, R. (2019). Pengembangan Sentra Agribisnis Bawang Putih Di Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo. J-Dinamika: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(2).