Main Article Content

Abstract

Penyakit kulit sering ditemukan pada masyarakat yang kurang memperhatikan personal hygiene dan sanitasi lingkungan. Beberapa jenis penyakit yang sering dialami masyarakat yaitu psoriasis, kusta atau hansen, dermatitis, scabies, panu, cacar, dan lain-lain. Kebersihan kulit, tangan, kuku dan kebersihan handuk paling banyak masuk dalam kategori buruk. Kebersihan kulit, tangan, kuku, pakaian, handuk, tempat tidur, sprei, dan sanitasi lingkungan memiliki korelasi yang signifikan dengan keluhan penyakit kulit. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi untuk menanggulangi masalah penyakit infeksi kulit. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini telah dilaksanakan di Desa Sri Kuncoro, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2024. Sebelum kegiatan tersebut, tim pengabdian menyusun buku edukasi dan poster edukasi yang dibagikan pada saat kegiatan penyuluhan. Pada saat kegiatan pengabdian, ada dua materi yang disampaikan yaitu materi “Penyakit Infeksi pada Kulit” dan “Pencegahan Penyakit Infeksi Kulit”. Selain itu, dilakukan pre-test dan post-test untuk mengevaluasi pengetahuan peserta. Terjadi peningkatan pengetahuan peserta setelah mengikuti kegiatan pengabdian.

Keywords

Infeksi Kulit Masyarakat Desa Pencegahan PHBS

Article Details

How to Cite
Rizqoh, D. ., Nugraheni, E., Prihatiningrum, A., & Meidiyanti, P. (2024). Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk Pencegahan Penyakit Infeksi Kulit. Dharma Raflesia : Jurnal Ilmiah Pengembangan Dan Penerapan IPTEKS, 22(2), 308–320. https://doi.org/10.33369/dr.v22i2.37797

References

  1. Badan Pusat Statistik Kota Bengkulu. (2021). Kota Bengkulu dalam Angka. BPS. https://bengkulukota.bps.go.id/publication/download.html?
  2. Byrd, A. L., Belkaid, Y., & Segre, J. A. (2018). The human skin microbiome. In Nature Reviews Microbiology, Vol. 16, Issue 3, pp. 143–155. Nature Publishing Group. https://doi.org/10.1038/nrmicro.2017.157.
  3. Chiller, K., Selkin, B. A., & Murakawa, G. J. (2001). Skin Microflora and Bacterial Infections of the Skin. Journal of Investigative Dermatology Symposium Proceedings, 6(3), 170–174.
  4. Hainer, B. L. (2003). Dermatophyte Infections, Vol. 67, Issue 1. www.aafp.org/afpAMERICANFAMILYPHYSICIAN101.
  5. Janah, R., Nurprilinda, M., Sanggul, A. R., Wahyuni, Y. S., Thahir, Z., Rahmawati, E., Basir, H., Sumali, S. M. , Pangaribuan, C. M. O., Noor, I. , Purnamasari, I., Angreni, F., & Rahmadika, F. (2024). Dermatologi. CV. Eureka Media Aksara.
  6. Kementerian Kesehatan RI. (2016). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Kemenkes RI.
  7. Ruocco, E., Donnarumma, G., Baroni, A., & Tufano, M. A. (2007). Bacterial and Viral Skin Diseases. In Dermatologic Clinics, Vol. 25, Issue 4, pp. 663–676). https://doi.org/10.1016/j.det.2007.06.008.
  8. Sajida, A., Santi, D., & Naria, E. (2013). Hubungan Pesrsonal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Keluhan Penyakit Kulit di Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2012. Lingkungan Dan Keselamatan Kerja, 2(2), 1–8.
  9. Silalahi, M. I., Sibagariang, E. E., Henrista, N., Sormin, D. E., Kurniawan, E., & Wilsen, W. (2022). Infeksi penyakit kulit pada anak dan determinannya. Jurnal Prima Medika Sains, 4(1), 27–31. https://doi.org/10.34012/jpms.v4i1.2373.