Main Article Content

Abstract

ABSTRAK

 

Terbatasnya penelitian yang mengkaji pembelajaran sains bagi siswa Tunagrahita pada konteks metode pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan alternatif metode pembelajaran sains bagi siswa tunagrahita. Penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi pustaka atau literature review. Pengumpulan data dilakukan melalui kajian dan sintesis terhadap sumber-sumber referensi bacaan baik artikel jurnal, buku maupun referensi terkait Pembelajaran APBRA dan metode Invitation in to inquiry. Analisis data dilakukan dengan menganalisis dan sintesis jurnal yang kemudian ditarik sebuah kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan beberapa metode pembelajaran yang dapat menjadi alternatif dalam pembelajaran sains bagi siswa Tunagrahita. Alternatif metode pembelajaran sains bagi siswa tunagrahita yakni APBRA dan invitation in to inquiry.

.

Kata Kunci : Pembelajaran, APBRA, Invitation in to inquiry, Sains, Tunagrahita

 

ABSTRACT

 

The Limited research that examines science learning for mentally retarded students in the context of learning methods.This research aims to description of Alternative science learning methods for Tunagrahita students. This research was qualitative research with literature review design. Data collection was conducted by collecting some literatures either articles or books  related to APBRA and invitation in to inquiry method. Data analysis was done by conducting analysis and articles and books synthesis and then drew a conclusion. The research results show that some learning methods can be an alternative in science learning for Tunagrahuta students. Alternative science learning methods for Tunagrahita students are APBRA and invitation in to inquiry.

 

Keywords— Learning, APBRA, Invitation in to inquiry, Sains, Tunagrahita

Keywords

Pembelajaran APBRA Invitation in to inquiry Sains Tunagrahita

Article Details

How to Cite
Wardana, R. W., & Buyung, B. (2022). PEMBELAJARAN APBRA BERORIENTASI INVITATION IN TO INQUIRY SEBAGAI ALTERNATIF SOLUSI PEMBELAJARAN SAINS BAGI SISWA TUNAGRAHITA. DIKSAINS : Jurnal Ilmiah Pendidikan Sains, 2(1), 49–53. https://doi.org/10.33369/diksains.2.1.49-53

References

  1. Arum, W. F dan Prasetyo.E. E. Pemanfaatan Kearifan Lokal Jawa dan Game Edukasi untuk Mengembangkan Kemampuan Sains pada Anak Berkebutuhan khusus. Proseding seminar nasional sains dan entrepreneurship VI. 2019.
  2. Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung. Alfabeta. 2009.
  3. Asyhari, A., dan Hartati, R. (2015). Profil Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Siswa Melalui Pembelajaran Saintifik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi. 2015, 4 (2), 179- 191
  4. Branch. Instructional Design: The ADDIE Approach. London: Springer. 2009.
  5. Fajrie, N, dan Masfuah, S. Model Media Pembelajaran Sains untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Jurnal Bagimu Negeri. 2018, 2(1),1-9
  6. Garnadi, D. Modul guru pembelajar SLB Tunagrahita. P4TK Dirjen GTK Kemendikbud. 2016
  7. Irsyadi,F.Y.A dan Nugroho, Y. S. Game edukasi pengenalan anggota tubuh dan pengenalan angka untuk anak berkebutuhan khusus (abk) tunagrahita berbasis kinect. Prosiding SNATIF ke 2. 2015.
  8. Jufri, Wahab. Belajar dan Pembelajaran Sains (Modal Dasar Menjadi Guru Profesional). Bandung: Pustaka Reka Cipta. 2017.
  9. Moleong, L.. J. Metode penelitian kualitatif. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2012
  10. National Research Council. A Framework for K-12 Science Education: Practices, Crosscutting Concepts, and Core Ideas, Committee on a Conceptual Framework for New K-12 Science Education Standards, Board on Science Education, Division of Behavioral and Social Sciences and Education, Washington. 2012
  11. Nikmah, N, Isdiyarto, dan Prastiyanto, D. Penerapan Model Pembelajaran Invitation Into Inquiry pada Mata Pelajaran KKPI Kelas X1 Administrasi Perkantoran SMK N 1 Batang Tahun 2016. Edu Komputika Journal. 2017, 4(1) : 10-18
  12. OECD. PISA 2015 Assessment and Analytical Framework: Science, Reading, Mathematic and FinancialLiteracy, PISA. 2016
  13. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 10 tentang Kebijakan Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus. 2011
  14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 157 pasal 4 tentang kurikulum pendidikan khusus. 2014
  15. Rianisih, D. Pembelajaran IPA Pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Materi Sistem Organisasi Kehidupan di SMP Muhammadiyah 2 Kediri. Prosiding seminar nasional V. 2020
  16. Setiawan, P.A, Nugroho, S.E, dan Marwoto, P. The Effectiveness Of Invitation Into Inquiry Model To Students’ Critical Thinking Skills In Diffraction Grating Material. Unnes Science Education Journal. 2018, 7(2) : 192-197
  17. Supratiwi, M, Yusuf, M, Subagya, Anggrellanggi, A, dan Martika, T. Implementasi Model Blended Learning terhadap Pemahaman Mata Kuliah Pembelajaran IPA bagi Mahasiswa Berkebutuhan Khusus pada Kelas Inklusi di Perguruan Tinggi, Spesial and inclusive Education Journal. 2020, 1 (1) , 1-7.
  18. Trianto. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. 2007
  19. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat 1 dan 2. Jakarta.
  20. Yuliawati, F, Rokhimawan, M. A, dan Suprihatiningrum, J. Pengembangan Modul Pembelajaran Sains Berbasis Integrasi Islam-Sains Untuk Peserta Didik Difabel Netra Mi/Sd Kelas 5 Semester 2 Materi Pokok Bumi Dan Alam Semesta. Jurnal pendidikan Ipa Indonesia. 2013, 2 (2) : 169 -177