Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh suplementasi tepung kunyit dalam ransum terhadap kualitas telur ayam ras petelur.  Empat puluh ekor ayam umur 36 minggu didistribusikan secara Acak ke dalam empat perlakuan, masing-masing perlakuan terdiri 10 ulangan, rancangan yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan (P0) tanpa suplementasi tepung kunyit, perlakuan lainnya adalah suplementasi tepung kunyit ( P1: 0,75%, P2 : 1,5% dan P3 : 2,25%). Variabel  diamati warna kuning telur, indeks kuning telur, indeks albumen, haugh unit, dan tebal kerabang. Pengamatan kualitas telur dilakukan pada minggu ke Sembilan. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analisis Of Variance  (ANOVA), apabila terdapat pengaruh nyata (P<0,05) dilakukan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, suplementasi tepung kunyit berpengaruh nyata (P <0,05) terhadap rataan warna kuning telur dengan skor tertinggi 7,9 yang dihasilkan oleh P3 (2,25% tepung kunyit), dan hasil analisis menunjukkan bahwa suplementasi tepung kunyit sampai 2,25% berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap variable lainnya; indeks kuning telur, indeks albumen, haught unit dan tebal kerabang. Rataan indeks kuning telur 0,45 - 0,50, rataan indeks albumen 0,120 - 0,135, rataan haugh unit 96,53 - 99,58, rataan tebal kerabang 0,38 - 0,41.  Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan suplementasi tepung kunyit dalam ransum sampai level 2,25% dapat meningkatkan warna kuning telur, tetapi tidak dapat meningkatkan indeks kuning telur, indeks albumen, haugh unit dan tebal kerabang.

Keywords

suplementasi tepung kunyit kualitas telur

Article Details

References

  1. Amo, M., J. L. P. Saerang, M. Najoan dan J. Keintjem. 2013. Pengaruh penambahan tepung kunyit (Curcuma domestica Val) dalam ransum terhadap kualitas telur puyuh (Coturnix-coturnix japonica). Jurnal Zootek.33 (1) 8-57
  2. Anggorodi, R. 2009. Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas. UI Press. Jakarta.
  3. Badan Standardisasi Nasional. 2008. SNI ISO 9001:2008: Sistem Manajemen Mutu-Persyaratan. Jakarta.
  4. Chung, T.K. 2002. Yellow and red carotenoids for eggs yolk pigmentation. 10th Annual SA Southeast Asian Feed Technology and Nutrition Workshop. Merlin Beach Resort, Phuket, Thailand.
  5. Clarkson, T.B. 2002. Fourth international symposium on the role of soy in preventing and treating chronic disease. The Journal of Nutrition. 132
  6. Clunies M. D. Parks and S. Lesson. 1992. Calcium and Phosphorus Metabolism and egg shell formation of hens fed different amounts of calcium. Poultry Science. 71: 482-489.
  7. Hartadi, H.,S. Reksohadiprodjo dan A. D. Tilman. 2005. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
  8. Indrawan, I.G., Sukada, I.M., & Suada, I.K. 2012. Kualitas Telur dan Pengetahuan Masyarakat tentang Penanganan Telur di Tingkat Ruma Tangga. Artikel Telur. ISSN: 2301-784.
  9. Koswara, S. (2009) Teknologi Pengolahan Telur. eBookPangan.com
  10. Kumar V, and S. K. Sharnya. 2006. Antioxidant Studies on some Plants. Hamdar Medius Xlix (4) 25-36.
  11. Muharlien, V dan M. H. Natsir. 2011. Efek penambahan tepung kulit nanas (Ananas comosus (l) merr.) dalam pakan terhadap jumlah telur dan kualitas telur itik. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak 6 (2): 5-14
  12. Pratikno, H. 2010. Pengaruh ekstrak kunyit (Curcuma domestica Val) terhadap bobot badan Ayam Broiler.
  13. Purwanti. 2008. Kajian efektifitas pemberian kunyit, bawang putih dan mineral zink terhadap performa, kadar lemak, kolesterol dan status kesehatan Broiler. Thesis. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
  14. Rahadianto, A., O. Sjofjan dan I. H. Djunaidi. 2013. Efek penambahan beberapa sumber kalsium dalam pakan terhadap kualitas eksternal telur ayam petelur. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.
  15. Roesdiyanto, 2002. Kualitas telur itik Tegal yang dipelihara secara intensif dengan berbagai tingkat kombinasi methionine. Lancang (Atlanta
  16. Samli, H. E., A. Agma and N. Senkoylu.2005 Effects of Storage Time and Temperature on Egg Quality in Old Laying Hens J. Appl.Poult Res. 14:548–553
  17. Saputra, D. R. 2016. Pengaruh penambahan feed aditif dalam ransum dengan dosis yang berbeda terhadap bobot telur dan nilai haugh unit (hu) telur ayam ras. Skripsi. Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
  18. Stadellman, W. J. And O. J. Cotteril. 1995. Egg Science and Technology. Fourt Ed Food Product Press. An Imprint of the Haworth Press. Inc. New York. London.
  19. Sudaryani, T. 2001. Perlakuan Telur Sebelum Ditetaskan. Dalam: Mengatasi Permasalahan Beternak Ayam. Penebar Swadaya, Jakarta
  20. Udedibie, A.B.I. and C.C. Opara. 1998. Responses of gowing of broiler and laying hens to the dietary inclusion of leaf meal from Alchornia Cordifilia. Animal Feed sci. and Tech, 71 : 157-164.
  21. Unites State Departement of Agriculture – USDA. 2000. Egg- grading Manual. Departement of Agriculture, Washington.
  22. Winarno, F. G. 2003. Pangan, Gizi,Teknologi dan Konsumen. Gramedia : Jakarta.
  23. Yamamato T., L. R. Juneja, H. Hatta and M. Kim. 2007. Hen Eggs: Basic and Appliied Science Universitas of Alberta, Canada.