Main Article Content

Abstract

Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 yang telah direvisi di tahun 2017 menekankan pada pembelajaran yang menyenangkan, bermakna, dan memotivasi siswa untuk aktif. Berdasarkan kondisi tersebut, perlu adanya pengembangan cara pembelajaran. Jadi, diperlukan inovasi pembelajaran yang menggunakan pendekatan budaya dengan mengaitkan materi ajar dalam kehidupan sehari-hari siswa yaitu melalui pembelajaran etnomatsains. Tujuan dari  penelitian  ini  adalah untuk  mengidentifikasi  etnomatsains  pada bagian-bagian dari tradisi Gunungan di Kraton Yogyakarta  yang dapat  dijadikan  sebagai  media  pembelajaran  matematika maupun sains/IPA. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan etnografi. Berdasarkan hasil tinjauan pustaka diperoleh beberapa konsep matematika maupun sanis/IPA yang terdapat pada bagian-bagian dari tradisi Gunungan di Kraton Yogyakarta yang ditampilkan dalam bentuk matriks.  Hasil Penelitian menunjukkan bahwa bagian-bagian pada tradisi Gunungan di Kraton Yogyakarta yang berkaitan dengan konsep matematika maupun sains/IPA antara lain bentuk pada gunungan Kakung yaitu kerucut, bentuk makanan-makanan penyusun gunungan, jenis-jenis tumbuhan penyusun gunungan yang memiliki berbagai unsur sains/IPA.

Article Details

Author Biographies

Nuri Hidayati, prodi pendidikan matematika universitas alma ata yogyakarta

Amin Yoga Rahmawati, Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Alma Ata

Isti Khomah, Pendidikan Guru SD, Universitas Alma Ata

Ahmad Anis Abdullah, Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Alma Ata

How to Cite
Hidayati, N., Rahmawati, A. Y., Khomah, I., & Anis Abdullah, A. (2020). Identifikasi Etnomatsains pada Tradisi Gunungan di Kraton Yogyakarta. PENDIPA Journal of Science Education, 4(3), 52–59. https://doi.org/10.33369/pendipa.4.3.52-59

References

  1. Abdullah, A. A. (2016). Peran Guru Dalam Mentransformasi Pembelajaran Matematika Berbasis Budaya. Prosiding Seminar Matematika Dan Pendidikan Matematika, (November), 640–652. Retrieved from http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snmpm/article/view/10895
  2. Atmojo, S. E. (2018). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Ipa Terpadu Berpendekatan Etnosains. Jurnal Pendidikan Sains (JPS), 6(1), 5.
  3. Bakhrodin, Istiqomah, U., & Abdullah, A. A. (2019). Identifikasi Etnomatematika Pada Masjid Mataram Kotagede Yogyakarta. Soulmath;Jurnal Ilmiah Edukasi Matematika, 7(2), 113–124.
  4. Herlina. (2020). Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia dengan Pendekatan Contextual Teaching Learning di Kelas X SMAN 7 Rejang Lebong. PENDIPA Journal of Science Education, 4(1), 24–30.
  5. Khoiri & Sunarno. (2018). Pendekatan etnosains dalam tinjauan fisafat. SPEKTRA: Jurnal Kajian Pendidikan Sains, IV(02), 145–153.
  6. Kuncoroyakti, Y. A. (2018). Komunikasi ritual Garebeg Di Keraton Yogyakarta. Jurnal Aspikom, 3(4), 623–633.
  7. Martyanti, A., & Suhartini, S. (2018). Etnomatematika: Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Budaya Dan Matematika. IndoMath: Indonesia Mathematics Education, 1(1), 35.
  8. Novitasari, Agustina, Sukesti, Nazri, & H. (2017). Makalah Pendamping ISSN : 2527-6670 Fisika , Etnosains , dan Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Sains. Prosiding Seminar Pendidikan Fisika III, Prodi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas PGRI Madiun, 81–88.
  9. Prihastari & Widyaningrum. (2018). Analisis etnomatsains pada pembelajaran tematik sekolah dasar di kecamatan laweyan. LPPM - Universitas Negeri Surabaya, 4(18), 211–219.
  10. Richardo, R. (2017). Peran Ethnomatematika Dalam Penerapan Pembelajaran Matematika Pada Kurikulum 2013. LITERASI (Jurnal Ilmu Pendidikan), 7(2), 118.
  11. Rohayati, Karno, & C. (2017). Identifikasi etnomatematika pada masjid agung di yogyakarta. Prosiding. Seminar Nasional Pendidikan Matematika, 1–8.
  12. Soelarto. (1980). Garebeg Di Kesultanan Yogyakarta. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  13. Tanu, I. K. (2005). Pembelajaran berbasis budaya dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Jurnal Penjaminan Mutu, 2(1), 34–43.