Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis cerita rakyat Kisah Si Pego karya Dwi Haryanto dalam pendekatan ekologi sastra. Adapun penlitian merupakan penelitian kualitatif yang berpusat pada deskriptif dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik studi pustaka dan baca catat. Berdasarkan perolehan data dari cerita rakyat Kisah Si Pego karya Dwi Haryanto yaitu diperoleh beberapa hasil. Hasil tersebut yaitu adanya peran latar (fisik) lingkungan, adanya prinsip kearifan lingkungan, dan hubungan alam dan manusia pada cerita rakyat Kisah Si Pego karya Dwi Haryanto. hubungan alam dan manusia dalam cerita rakyat Kisah Si Pego karya Dwi Haryanto yaitu manusia memposisikan dirinya sebagai penyerasian terhadap alam bukan hanya sebagai pusat dari kehidupan. Selain itu, adanya ketergantungan antara keduanya bahwa alam dan manusia tidak dapat dipisahkan. Lalu peran latar (fisik) lingkungan yang ditemukan ialah penggunaan latar-latar bernuansa alam yang berguna dalam kehidupan tokoh. Terakhir prinsip kearifan lokal lingkungan yang ditemukan dalam cerita rakyat Kisah Si Pego  ialah adanya sikap hormat kepada alam, solidaritas antar lainnya, dan menyayangi sesama manusia serta alam.


 


 

Keywords

cerita rakyat ekologi sastra alam

Article Details

Author Biographies

Annisa Maulida Ramadhani, Universitas Pendidikan Indonesia

Dosen Universitas Pendidikan Indonesia

Melinda Puspitasari, Universitas Ahmad Dahlan

Dosen Universitas Ahmad Dahlan

Annisa Nur Hidayati, Universitas Ahmad Dahlan

Dosen Universitas Ahmad Dahlan

References

  1. Ahimsa-Putra, H. S. (2019). Bahasa, Sastra, Dan Kearifan Lokal Di Indonesia. Mabasan, 3(1), 30–57. https://doi.org/10.26499/mab.v3i1.115
  2. Arifiyani, F. (2018). Novel Aroma Karsa Karya Dee Lestari (Kajian Ekokritik Greg Garrard). Sapala, 5, 1–11. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-sapala/article/view/29571
  3. Asyifa, N., & Putri, V. S. (2018). Kajian Ekologi Sastra (Ekokritik) dalam Antologi Puisi Merupa Tanah di Ujung Timur Jawa. Eksplorasi Bahasa, Sastra, Dan Budaya Jawa Timuran, 195–206.
  4. Endraswara, S. (2016a). Ekokritik Sastra: Konsep, Teori, dan Terapan. Morfalingua.
  5. Endraswara, S. (2016b). Sastra Ekologis Teori dan Praktik Pengkajian. CAPS.
  6. Faozi, R., & Qomariyah, U. (2020). Nilai Moral pada Antologi Cerpen Kasur Tanah (Cerpen Pilihan Kompas 2017) dan Kelayakannya sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA/MA. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 9(1), 49–57. https://doi.org/10.15294/jpbsi.v9i1.32050
  7. Hariyanto, D. (2016). Kisah Si Pego Cerita Rakyat dari Kalimantan Timur. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
  8. Juanda. (2019). Ekokritik Film Avatar Karya James Cameron Sarana Pendidikan Lingkungan Siswa. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 8.
  9. Juanda, J. J. (2018). Eksplorasi Nilai Pendidikan Lingkungan Cerpen Daring Republika: Kajian Ekokritik. Jurnal Sosial Humaniora, 11(2), 67. https://doi.org/10.12962/j24433527.v0i0.4331
  10. Karmakar, G., Krishan Rai, S., & Banerjee, S. (2017). The Dichotomy in between Ecocentrism & Anthropocentrism: An Ecocritical Rendering of Two Indian English Poets. International Journal of Applied Linguistics and English Literature, 6(3), 15. https://doi.org/10.7575/aiac.ijalel.v.6n.3p.15
  11. Moleong, L. J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Rosdakarya.
  12. Pebrianto, F. (2019). Forest Watch Indonesia: 1, 47 Juta Hektare Hutan Tiap Tahun. http://www.google.com/amp/s/bisnis.tempo.co/amp/1259120/forest-watch-indonesia-147-juta-hektare-hutan-hilang-tiap-tahun
  13. Putri, N. Q. dkk. (2019). Keraifan Lingkungan Masyarakat Dayak Benuaq dalam Novel Awan Asap: Kajian Ekokritik Giiford. Satwika, 3, 132–141. https://ejournal.umm.ac.id/index.php/JICC/article/view/8264
  14. Randa, A. dan M. (2021). Representasi Relasi Manusia dan Alam dalam Novel Sayangilah Daku, Sahabat! karya T. Tomasoa. Jurnal Bahasa Dan Sastra, 9(21–34). http://ejournal.unp.ac.id/index.php/ibs/article/view/111540
  15. Sari, M. (2018). Ekologi Sastra Pada Puisi dalam Novel Bapangku Bapunkku Karya Pago Hardian. Parataksis, 1. http://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/parataksis/article/view/2255
  16. Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta, CV.
  17. Sukmawan, S. (2015). Sastra Lingkungan: Sastra Lisan Jawa dalam Perspektif Ekokritik Sastra (1st ed.). Universitas Brawijaya Press (UB Press).
  18. Sulistijani, E. (2018). Kearifan Lokal dalam Kumpulan Puisi Kidung Cisadane Karya Rini Intama (Kajian Ekokritik Sastra). Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa Dan Sastra, 13(1), 1. https://doi.org/10.14710/nusa.13.1.1-15
  19. Susilo, R. (2017). Kajian Ekologi Sastra Cinta Semanis Racun 99 Cerita dari 9 Penjuru Dunia Terjemahan Anton Kurnia. NOSI, 5. http://library.unisma.ac.id/slims_unisma/index.php?p=show_detail&id=25443
  20. Wijanarti, T. (2019). MASYARAKAT DAYAK DAN ALAM: SEBUAH PEMBACAAN EKOKRITIK SASTRA TERHADAP CERITA PENDEK “MENARI DI PUNCAK BERINGIN’” KARYA BUDI DAYAK KURNIAWAN Dayak Communities and Natural : A Literature Ecocritics Reading of Short Story “Menari di Puncak Beringin” by Budi . 19.