Main Article Content

Abstract

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia karena bijinya memiliki kandungan gizi. Konsumsi kacang tanah akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk di Indonesia. Meningkatnya konsumsi kacang tanah di Indonesia tidak diikuti oleh peningkatan produksinya. Penurunan produksi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor teknis budidaya yang kurang baik, seperti  pengolahan tanah, pemupukkan, pemanenan, pengendalian hama dan penyakit serta penggunaan benih bermutu rendah. Rendahnya mutu benih kacang tanah disebabkan adanya infeksi dari cendawan benih. A. flavus yang merupakan cendawan penting yang mempengaruhi mutu benih. Penggunaan metabolit cendawan dapat dijadikan alternativ pengendalian yang efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan cendawan endofit yang berpotensi sebagai agens pengendali hayati terhadap Aspergillus flavus. Tahapan penelitian terdiri atas isolasi A. flavus, isolasi cendawan endofit dari jaringan kacang tanah,uji patogenesitas,  uji penghambatan terhadap A. flavus, ekstraksi dan uji metabolit cendawan endofit. Berdasarkan hasil uji patogenesitas terdapat 33 cendawan endofit nonpatogenik terhadap tumbuhan. Hasil seleksi mendapatkan 3 cendawan endofit dengan penghambatan terbaik, yaitu CED-5 (51.47%), CEA-11 (51.32%), dan CEB-2 (50.73%). Identifikasi cendawan endofit berdasarkan makroskopis dan mikroskopik menunjukkan bahwa CED-5, CEA-11, dan CEB-2 berturut-turut adalah hifa Steril 1, Penicillium sp., Monascus. Memiliki daya hambat metabolit terhadap pertumbuhan A.flavus terbaik pada konsentrasi metabolit 30% . yaitu. CEA-11 (40.44%), CED-5(39.88%), dan CEB-2 (24.71%). Hasil penelitian menunjukkan potensi metabolit dari cendawan endofit sebagai salah satu bagian strategi pengendalian A. flavus.

Article Details

Author Biography

Nela Zahara, universitas bengkulu

jurusan perlindungan tanaman prodi proteksi tanaman fakultas pertanian universitas bengkulu
How to Cite
Zahara, N., Soekarno, B. P. W., & Munif, A. (2021). Uji Konsentrasi Metabolit Cendawan Endofit asal Tanaman Kacang Tanah sebagai Penghambat Pertumbuhan Aspergillus flavus. PENDIPA Journal of Science Education, 5(1), 63–69. https://doi.org/10.33369/pendipa.5.1.63-69

References

  1. Bacon, C.W. dan James. F.W.Jr (2000) microbial endohpytes. Marcel dekker, Inc. New York. Basel [Buku].
  2. Eliza, Munif A, Djatnika I, Widodo. 2007. Karakter fisiologis dan peranan antibiosis bakteri perakaran graminae terhadap Fusarium dan pemacu pertumbuhan tanaman pisang. J Hort. 17(2): 150-160.
  3. Elwakil MA, El-Metwally MA. 2001. Seed-borne fungi of peanut in egypt; pathogenicity and transmission. Pakistan Biol Sci. 4:63-68.
  4. Gandjar I, RA Samson, KVD Tweel-Vermeulen, A Oetari, I Santoso. 2000. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Depok (ID). Yayasan Obor Indonesia.
  5. Glick BR, Patten CL, Holguin G, Penrose DM. 1999. Biochemical and genetic mechanism used by plant growth promoting bacteria. J Theor Biol. 190:63-68.
  6. Hallman J, Berg G. 2006. Control of plant pathogenic fungi with bacterial endophytes. Di dalam: Schulz BJE, Boyle CJC, Sieber TN, editor. Microbial root endophytes. Jerman (EU): Springer.
  7. ISTA [International Seed Testing Asociation]. 1996. International Rules for Seed Testing. Seed Sci Technol. 24: 39-42.
  8. Khan SA, Hamayun M, Khan AL, Lee IJ, Shinwari ZK, Kim J. 2012. Isolation of plant growth promotic fungi from dicots inhabiting coastal sand dunes of Korea. J Bot. 44(4):1453–1460.
  9. Nur’asiah. 2011. Keanekaragaman dan kelimpahan cendawan endofit pada batang padi [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
  10. Pakki S, Muis A, Talanca SH. 2006. Inventarisasi dan identifikasi cendawan yang menyerang biji jagung di Sulawesi Selatan. Maros (ID): Hasil Penelitian Hama dan Penyakit. Balitsereal. Maros. hlm:21-30.
  11. Peypoux F, Bonmatin JM, Wallach J. 1999. Recent trends in the biochemistry of surfactin. Appl. Microbiol. Biotechnol. 51:553-563.
  12. Prihatiningtias, W dan M. S. H. Wahyuningsih. 2006. Prospek Mikroba Endofit Sebagai Sumber Senyawa Bioaktif. Artikel Kesehatan. Universitas Gadja Mada. Yogyakarta.
  13. Ramdan EV, Widodo, Tondok ET, Wiyono S, Hidayat SH. 2013. Cendawan endofit nonpatogen asal tanaman cabai dan potensinya sebagai agen pemacu pertumbuhan. J Fitopatol Indones. 9(5): 139-144. doi: 10.14692/jfi.9.5.139.
  14. Santoso SJ, Sumarni. 2008. Uji antagonis mikroba filoplen terhadap Helminthosporium sorokinianum penyebab bercak daun tanaman gandum. J Inovasi Pertanian. 7(1):86-94.
  15. Semangun, H. 2008. Penyakit-penyakit tanaman pangan di indonesia. Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
  16. Tondok ET. Sinaga MS, Widodo, Suhartono MT. 2012. Potensi cendawan endofit sebagai agens pengendali hayati Phytophthora palmivora (Butl) penyebab busuk buah kakao. J Agron Indones. 40(2): 146-152.
  17. Wani ZA, Ashrab N, Mohiuddin T, Riyaz-Ul-Hassan S. 2015. Plant endophyte symbiosis an ecological perspective. Applied Microbiol and Biotechnol. 99: 2955-2965.