Main Article Content

Abstract

Indonesia terkenal akan ragam budayanya, dan tanpa disadari dari setiap budaya memiliki daya tarik yang berbeda. Didalam budaya sendiri, terdapat ilmu sains yang belum banyak diketahui oleh orang, selain itu kearifan lokal dari beberapa daerah yang berbeda dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dalam bidang sains. Selama ini pembelajaran sains terutama pada bidang fisika yang ada di sekolah sebagian masih mengacu pada buku pegangan guru dan siswa, dimana buku pegangan memuat produk sains berupa fakta, konsep, prinsip, teori, dan hukum serta penerapannya dalam kontek kehidupan sehari-hari. Namun, dalam banyak buku seringkali memuat konteks kehidupan sehari-hari yang terkait dengan budaya barat yang tidak dikenali dengan baik oleh anak Indonesia khususnya mereka yang berada di daerah tertentu yang masih mengandalkan alam sebagai media belajar. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengamati penerapan konsep fisika yang ada dalam budaya nasional Indonesia. Dimana pada penelitian ini peneliti bermaksud mengidentifikasi kajian konsep kesetimbangan dan momen gaya pada teknik gerakan dhadakan merak dalam tari Reog Ponorogo. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan studi dokumentasi dan sasaran penelitian adalah Tari Dhadak Merak.  Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan metode analisis menggunakan dua metode, yaitu studi literatur dan video latihan. Menurut hasil penelitian, didapatkan kajian konsep fisika terutama pada materi kesetimbangan dan momen gaya dalam Tarian Dhadak Merak, dan pembelajaran dengan pendekatan etnosains memiliki potensi inovasi pembelajaran untuk diterapkan dalam pembelajaran fisika karena dapat melatih literasi sains siswa serta melatih siswa untuk berpikir kreatif.

Article Details

How to Cite
Wulansari, N. I., & Admoko, S. (2021). Eksplorasi Konsep Fisika pada Tari Dhadak Merak Reog Ponorogo. PENDIPA Journal of Science Education, 5(2), 163–172. https://doi.org/10.33369/pendipa.5.2.163-172

References

  1. Abonyi, S. O,. Achimugu, L., & Njoku, M. I. (2014). Innovations in Science and Technology Education: A Case for Ethnoscience Based Science Classroom. International Journal of Scientific & Engineering Research, 5(1).
  2. Atmojo, S. E. (2012). Profil keterampilan proses sains dan apresiasi siswa terhadap profesi pengrajin tempe dalam pembelajaran ipa berpendekatan etnosains. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 115-122.
  3. Elvi, V., Husin, R., & Billik, H. (2019). Identifikasi Konsep Fisika Pada Kearifan Lokal Anyaman Di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Jurnal Fisika Fisika Sains dan Aplikasinya. 4(2), 153–158.
  4. Erman, Rudiana, dan Muslimin Ibrahim. (2016). Pengembangan Buku Ajar Pembelajaran IPA Berbasis Kearifan Lokal sebagai Pedoman Guru Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
  5. Fasasi, R. A. (2017). Effects of ethnoscience instruction, school location, and parental educational status on learners’ attitude towards science. International Journal of Science Education, 1-17.
  6. Istyowati, et al. (2017). Analisis Pembelajaran dan Kesulitan Siswa SMA Kelas XI Terhadap Penguasaan Konsep Fisika. April, 237–243.
  7. Kun, P. Z. (2013). Pembelajaran Sains Berbasis Kearifan Lokal. PROSIDING : Seminar Nasional Fisika Dan Pendidikan Fisika. 4, hal. 2332. Surakarta
  8. Laos, L. E., & Tefu, M. (2019). Identifikasi Konsep Fisika Pada Kearifan Lokal Pengolahan Sagu (Putak) Kabupaten Timor Tengah Selatan. Jurnal Fisika: Fisika Sains Dan Aplikasinya.
  9. Makhmudah, N. L., Subiki, & Supeno. (2019). Pengembangan Modul Fisika Berbasisi Kearifan Lokal Permainan Tradisional Kalimantan Tengah Pada Materi Momentum dan Impuls. Jurnal Pembelajaran Fisika, 8, 181–186
  10. Novia, Nurjannah, & Kamaluddin. (2015). Penalaran Kausal dan Analogi Berbasis Etnosains dalam Memecahkan Masalah Fisika. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Teknologi.
  11. Novitasari, L., Agustina, P. A., Sukesti, R., Nazri, M. F., & Handhika, J. (2017). Fisika, Etnosains, dan Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Sains. Seminar Nasional Pendidikan Fisika III 2017, 81–88.
  12. OECD. (2020). Science performance (PISA) (indicator). doi: 10.1787/91952204-en (Accessed on 10 November 2020).
  13. Puspatantri, C. D. A. (2013). Eksplorasi Tari Pendet Sebagai Media Belajar Dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Budaya Skripsi. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
  14. Rizqiyah, A. N. (2018). Garap Gerak Pembarong Putri dalam Pertunjukan Reog di Paguyuban Sardulo Nareshwari Ponorogo.
  15. Santrock, John W. (2014). Psikologi Pendidikan: Educational Psychology Edisi 5 Buku 1. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.
  16. Setiawan, A., & Hamidah, I. (2012). “Pembelajaran Berbasis Virtual Laboratory untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep pada Materi Listrik Dinamis”. Proceeding of The 4th International Conference on Teacher Education; Join Conference UPI & UPSI Bandung, Indonesia, 688-692.
  17. Sudarmin, Febu, R., Nuswowati, M., & Sumarni, W. (2017). Development of Ethnoscience Approach in the Module Theme Substance Additives to Improve the Cognitive Learning Outcome and Student’s entrepreneurship. Journal of Physics: Conference Series. https://doi.org/10.1088/1742-6596/824/1/012024.
  18. Trisakti. (2012). Pemetaan Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Timur sebagai Strategi Pelestarian Seni Budaya Tradisional. Laporan Penelitian Strategis Nasional, Universitas Negeri Surabaya, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
  19. Wahyuni, S., Handhika, J., & Kurniadi, E. (2019). Makalah Pendamping ISSN : 2527-6670 Apersepsi Pencak Silat pada Materi Gelombang Bunyi untuk Pembelajaran Fisika.