Main Article Content

Abstract

Pengembangan buku saku pendidikan kebencanaan dilakukan untuk menunjang fasilitas berupa bahan ajar dalam pengimplementasian pendidikan kebencanaan di sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan mengetahui tingkat kevalidan buku saku pendidikan kebencanaan. Penelitian dilakukan dengan metode pengembangan model 4-D menurut Thiagarajan (1974) yang dimodifikasi menjadi 3-D, yaitu define, design, dan develop. Instrumen pada penelitian menggunakan angket validasi yang diisi oleh 2 dosen ahli, yang terdiri dari ahli materi dan ahli media serta 2 praktisi yang merupakan guru IPA di SMP. Hasil penilaian validator terhadap buku saku pendidikan kebencanaan tema gelombang dan bencana menunjukkan kriteria sangat valid dengan nilai presentase kevalidan 88%. Berdasarkan hasil tersebut, buku saku pendidikan kebencanaan dapat digunakan sebagai bahan ajar dalam pengimplementasian pendidikan kebencanaan di sekolah khusunya pada tingkat SMP.

Article Details

Author Biographies

Rosdiyanah Rosdiyanah, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Program Studi Pendidikan IPA

Mudmainah Vitasari, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Program Studi Pendidikan IPA

Lulu Tunjung Biru, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Program Studi Pendidikan IPA
How to Cite
Rosdiyanah, R., Vitasari, M., & Biru, L. T. (2021). Pengembangan Buku Saku Pendidikan Kebencanaan pada Tema Gelombang dan Bencana untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP. PENDIPA Journal of Science Education, 6(1), 291–298. https://doi.org/10.33369/pendipa.6.1.291-298

References

  1. Aisyah Fadhilah. (2018). PENGEMBANGAN BUKU SAKU GEMPA BUMI UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR SDN CIPINANG BESAR UTARA 09 JAKARTA TIMUR.
  2. Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
  3. Atas, I. D. P. S. M. (2015). Modul 3 pilar 3: Pendidikan pencegahan dan pengurangan risiko bencana. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
  4. Depdiknas. (2004). Sumber Bahan Ajar. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Depdiknas.
  5. Facione, P. (2015). Critical Thinking: What It Is and Why It Counts. Insight Assessment.
  6. Fitriani, D. E. N., Amelia, E., & Marianingsih, P. (2017). Penyusunan modul pembelajaran berbasis sains teknologi dan masyarakat (stm) pada konsep bioteknologi (Sebagai Bahan Ajar Siswa SMA Kelas XII). Biosfer: Jurnal Pendidikan Biologi, 10(2), 60–72.
  7. Hariyono, E. (2013). INTEGRASI PERISTIWA GEMPA BUMI DAN TEKNIK MITIGASI DALAM DIKTAT GEJALA GELOMBANG. Inovasi Pendidikan Fisika, 2(3).
  8. Hassoubah, I. J. (2004). Cara berpikir kreatif dan kritis. Bandung: Nuansa.
  9. Priscylio, G., & Anwar, S. (2019). Integrasi Bahan Ajar IPA Menggunakan Model Robin Fogarty Untuk Proses Pembelajaran IPA di SMP. Jurnal Pijar Mipa, 14(1), 1–12.
  10. Sudijono. (2012). Statistik Pendidikan . Rajawali Press.
  11. Sugiyono, D. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D.
  12. Susanti. (2020). Desain dan Uji Coba Buku Saku Bermuatan Keterampilan Generik Sains pada Materi Laju Reaksi.
  13. Susanto, A. (2015). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. cet. 3. Jakarta: Prenadamedia Group.
  14. Tahmidaten, L., & Krismanto, W. (2019). Implementasi pendidikan kebencanaan di Indonesia (sebuah studi pustaka tentang problematika dan solusinya). Lectura: Jurnal Pendidikan, 10(2), 136–154.
  15. Thiagarajan, S. (1974). Instructional development for training teachers of exceptional children: A sourcebook.
  16. Windayani, W., Kasrina, K., & Ansori, I. (2018). Pengembangan Buku Saku Berdasarkan Hasil Eksplorasi Tanaman Obat Suku. Diklabio: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Biologi, 2(1), 51–57.
  17. Yulia, E., Asrizal, A., & Ramli, R. (2018). Pengaruh Bahan Ajar IPA Terpadu Tema Gelombang Dalam Kehidupan Bermuatan Literasi Era Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Padang. Pillar of Physics Education, 11(2), 113–120.
  18. Zahara, S. (2019). Peran sekolah dalam pendidikan migitasi bencana di sekolah menengah atas. Pencerahan, 13(2), 144–155.
  19. Zubaidah, S. (2010). Berpikir Kritis: kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran sains. Makalah Seminar Nasional Sains Dengan Tema Optimalisasi Sains Untuk Memberdayakan Manusia. Pascasarjana Unesa, 16, 1–14.