Isi Artikel Utama

Abstrak

(Teknologi Modifikasi Cuaca) di Indonesia memiliki keberhasilan yang baik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif berdasarkan deskripsi dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai Teknologi Modifikasi Cuaca dalam mengatasi upaya bencana hidrometorologi di Indonesia. Upaya TMC dalam penanggulangan bencana karhutla tahun 2020 dan 2021 di provinsi yang rentan karhutla dilaksanakan pada masa transisi musim hujan menjelang masuknya musim kemarau. Pelaksanaan TMC pada waktu yang tepat, dapat mempersingkat waktu kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah yang memiliki kerentanan tinggi, sehingga jumlah kejadian karhutla dapat ditekan secara optimal. Upaya penanggulangan banjir di Jakarta tahun 2013 dengan TMC dilaksanakan selama 33 hari pada tahun 2013 dengan dengan dua metode yaitu metode mekanisme proses lompatan (jumping process mechanism) dan metode mekanisme persaingan (competition mechanism) dengan tujuan mempercepat proses hujan sebelum tiba di Jakarta. Hasil dari TMC terjadi pengurangan hujan sebesar 20-50% di Jakarta. Penerapan TMC untuk penanggulangan bencana kekeringan pada perkebunan tahun 2014 di Riau, Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara  selama 120 hari didapatkan penambahan curah hujan sebesar 198 mm/tahun, wilayah Kalimantan Tengah sebesar 254 mm/tahun dan wilayah Sumatera Utara sebesar 233 mm/tahun. Upaya penanggulangan bencana menggunakan TMC dinilai efektif di Indonesia. Upaya ini rujukan bagi pemerintah dan pengambil kebijakan untuk pencegahan bencana hidrometeorologi di Indonesia.

Kata Kunci

Weather modification technology hydrometeorological disasters floods forest and land fires drought

Rincian Artikel

Cara Mengutip
Sidauruk, M., Risma Saragih, H. J., Tri Utomo, S., Widodo, P., & Kusuma. (2023). Pemanfaatan Teknologi Modifikasi Cuaca sebagai Upaya Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi di Indonesia. PendIPA Journal of Science Education, 7(2), 195–200. https://doi.org/10.33369/pendipa.7.2.195-200

Referensi

  1. Adi, A. W., Shalih, O., Shabrina, F. Z., Rizqi, A., Putra, A. S., Karimah, R., Eveline, F., Alfian, A., Syauqi, Septian, R. T., Widiastomo, Y., Bagaskoro, Y., Dewi, A. N., Rahmawati, I., & Seniarwan. (2022). Indeks Risiko Bencana Indonesia Tahun 2021. Pusat Data, Informasi Dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, 16.
  2. Akhmad, A. H., Bayuadji, G., Bina, D., Sumber, P., Air, D., Jenderal, D., & Daya, S. (2012). EFEKTIFITAS PENERAPAN TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA (TMC) DALAM RANGKA MENINGKATKAN KETERSEDIAAN AIR DI WADUK UNTUK MENGATASI KRISIS AIR1. In Seminar Nasional Bendungan Besar dan RAT KNI-BB (Issue April).
  3. Aldrian, E., Karmini, M., & Budiman. (2011). Adaptation and Mitigation of Climate Change in Indonesia (Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Indonesia). Pusat Perubahan Iklim Dan Kualitas Udara BMKG, 2, 174. www.bmkg.go.id
  4. Djalante, R., Jupesta, J., & Aldrian, E. (2021). Climate Change Research, Policy and Actions in Indonesia. In Springer Climate.
  5. Harsoyo, B., & Athoillah, I. (2022). PARADIGMA BARU PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA DALAM UPAYA PENANGANAN BENCANA KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI INDONESIA. Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, 23(1), 1–9.
  6. Haryanto, U. (2000). Teknologi Modifikasi Cuaca yang Efektif dan Efisien. Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, 1(April), 9–10.
  7. Hermon, D. (2012). MITIGASI BENCANA HIDROMETEOROLOGI. In UNP Press (Issue October 2013).
  8. Prayoga, M. B. R., Harsoyo, B., Arifian, J., & Fadillah, C. (2020). The Application of Weather Modification Technology for Forest Fire Mitigation in Indonesia.
  9. Rosyida, A., Nurmasari, R., Bnpb, S., Data Spasial BNPB, K., & Kunci, K. (2019). Analisis Perbandingan Dampak Kejadian Bencana Hidrometeorologi Dan Geologi Di Indonesia Dilihat Dari Jumlah Korban Dan Kerusakan (Studi: Data Kejadian Bencana Indonesia 2018). In Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana (Vol. 10, Issue 1).
  10. Seto, T. H., Sakya, A. E., Prayoga, M. B. R., & Sunarto, F. (2018). Role of Weather Modification Technology in climate change adaptation: Indonesian case. Regional Problems, 21(3 (1)), 54–57. https://doi.org/10.31433/1605-220x-2018-21-3(1)-54-57
  11. Seto, T. H., Sutrisno, Tikno, S., & Widodo, F. H. (2013). PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA UNTUK REDISTRIBUSI CURAH HUJAN DALAM RANGKA TANGGAP DARURAT BANJIR DI PROVINSI DKI JAKARTA DAN SEKITARNYA. Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, 14(1), 1–11.
  12. Sugiyono. (2015). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. In Alfabeta.
  13. Syaifullah, M. D., & Nuryanto, S. (2016). Pemanfaatan Data Satelit Gms Multi Kanal Untuk Kegiatan Teknologi Modifikasi Cuaca. Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, 17(2), 47. https://doi.org/10.29122/jstmc.v17i2.525
  14. Tessendorf, S. A., Bruintjes, R. T., Weeks, C., Wilson, J. W., Knight, C. A., Roberts, R. D., Peter, J. R., Collis, S., Buseck, P. R., Freney, E., Dixon, M., Pocernich, M., Ikeda, K., Axisa, D., Nelson, E., May, P. T., Richter, H., Piketh, S., Burger, R. P., … McRae, D. (2012). The Queensland cloud seeding Research Program. Bulletin of the American Meteorological Society, 93(1), 75–90. https://doi.org/10.1175/Bams-d-11-00060.1
  15. Wirahma, S., Seto, T. H., & Athoillah, I. (2014). PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA UNTUK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT. Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, 15(1), 39. https://doi.org/10.29122/jstmc.v15i1.2656