Main Article Content

Abstract

Kulit buah salak dapat menjadi bahan dasar pembuatan arang aktif karena mengandung senyawa selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang berpotensi tinggi sebagai sumber karbon. Pemanfaatan limbah kulit buah salak sebagai bahan baku arang aktif juga merupakan upaya dalam mengurangi limbah agroindustri sekaligus meningkatkan nilai tambahnya. Pembuatan arang aktif dari kulit buah salak dilakukan melalui dua tahap utama, yaitu proses karbonisasi dan aktivasi. Aktivasi kimia menggunakan bahan kimia ZnCl2 sebagai aktivator diketahui dapat menghasilkan mutu arang aktif yang lebih baik dibandingkan aktivasi fisika. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi aktivator seng klorida (ZnCl2) terbaik dalam pembuatan arang aktif kulit buah salak asal Padangsidimpuan. Penelitian dilaksanakan secara eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan enam perlakuan konsentrasi ZnCl2 (5%, 10%, 15%, 20%, 25%, dan 30%) dan tiga ulangan. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf signifikansi 5%. Hasil menunjukkan bahwa variasi konsentrasi aktivator berpengaruh nyata terhadap rendemen, kadar air, kadar abu, kadar zat volatil, kadar karbon terikat, dan daya serap iodium. Aktivasi dengan ZnCl2 30% memberikan hasil terbaik dengan rendemen 62,29% dan serapan iodium 960,25 mg/g, serta kadar air, abu, zat volatil, dan karbon terikat masing-masing 7,15%, 8,32%, 3,96%, dan 80,56%.

Keywords

aktivasi kimia arang aktif kulit buah salak ZnCl2

Article Details

How to Cite
Johan, V. S., Dewi, Y. K., & Patimah, J. (2025). VARIASI KONSENTRASI SENG KLORIDA (ZnCl2) SEBAGAI AKTIVATOR ARANG AKTIF BERBAHAN BAKU KULIT BUAH SALAK PADANGSIDIMPUAN. Jurnal Agroindustri, 15(2), 162–172. https://doi.org/10.31186/jagroindustri.15.2.162-172

References

  1. Abdi, C., Khair, R. M., & Saputra, M. W. (2015). Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Kepok (Musa acuminate L.) sebagai Karbon Aktif Untuk Pengolahan Air Sumur Kota Banjarbaru: Fe dan Mn. Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan), 1(1).
  2. Anggraeni, I. S., & Yuliana, L. E. (2015). Pembuatan Karbon Aktif dari Limbah Tempurung Siwalan (Borassus flabellifer L.) dengan menggunakan Aktivator Seng Klorida (ZnCl2) dan Natrium Karbonat (Na2CO3). Skripsi. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
  3. Anugrahwati, M., Fajarwati, F. I., & Safitri, R. A. (2020). Studi Adsorpsi Komposit Karbon Magnetik dari Kulit Buah Salak dan Besi Oksida Sebagai Adsorben untuk Menurunkan Kadar chemical oxygen demand (COD) pada limbah laundry. IJCR-Indonesian Journal of Chemical Research, 5(2), 20–27.
  4. Aryani, F., Mardiana, F., & Wartono. (2019). Aplikasi Metode Aktivasi Fisika dan Aktivasi Kimia Pada Pembuatan Arang Aktif dari Tempurung Kelapa (Cocos nucifera L). Indonesian Journal of Laboratory. 1(2):16.
  5. ASTM. (2006). Standard Test Method for Determination of Iodine Number of Activated Carbon 1. ASTM International. USA.
  6. Badan Standardisasi Nasional. (1995).. Arang Aktif Teknis. Badan Standardisasi Nasional Indonesia. Jakarta.
  7. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. (2023). Produksi Tanaman Buah-buahan 2022. Badan Pusat Statistik. Jakarta.
  8. Dewi, R., Azhari, A., & Nofriadi, I. (2021). Aktivasi Karbon dari Kulit Pinang dengan Menggunakan Aktivator Kimia KOH. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 9(2), 12-22.
  9. Esterlita M. O., & Herlina, N. (2015). Pengaruh Penambahan Aktivator ZnCl2, KOH, dan H3PO4 dalam Pembuatan Karbon Aktif dari Pelepah Aren (Arenga pinnata). Jurnal Teknik Kimia USU. 4(1): 47–52.
  10. Ghafarunnisa, D., Rauf, A., & Rukmana, B. T. S. (2017). Pemanfaatan Batubara Menjadi Karbon Aktif dengan Proses Karbonisasi dan Aktivasi Menggunakan Reagen Asam Fosfat (H3PO4) dan Ammonium Bikarbonat (NH4HCO3). Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi, 1(1): 36–41.
  11. Harini, N., Marianty, R., & Wahyudi, V. A. (2019). Analisa Pangan. Zifatama Jawara. Sidoarjo.
  12. Hendrawan, Y., Sutan, S. M., dan Kreative, R. (2017). Pengaruh Variasi Suhu Karbonisasi dan Konsentrasi Aktivator Terhadap Karakteristik Karbon Aktif Dari Ampas Tebu (bagasse) Menggunakan Activating Agent NaCl. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. 5(3): 200–207.
  13. Ilyas, M. J. (2019). Identifikasi Karakter Morfologis Buah Salak (Salacca sumatera) di Kota Padangsidimpuan Provinsi Sumatera Utara. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
  14. Kusdarini, E., Budianto, A., & Ghafarunnisa, D. (2017). Produksi Karbon Aktif Dari Batubara Bituminus dengan Aktivasi Tunggal H3PO4, kombinasi H3PO4-NH4HCO3, dan termal. Reaktor, 17(2), 74-80.
  15. Maulana, G. G. R., Agustina, L., & Susi. (2017). Proses Aktivasi Arang Aktif dari Cangkang Kemiri (Aleurites moluccana) dengan Variasi Jenis dan Konsentrasi Aktivator Kimia. Ziraa’ah. 42(3): 247–256.
  16. Pane, G. C., & Hamzah, F. (2018). Pemanfaatan Kulit Buah Durian Pada Pembuatan Arang Aktif dengan Metode Aktivasi Fisika-Kima Menggunakan Asam Fosfat. Jom Faperta. 5:1–14.
  17. Permana, E., Tarigan, I. L., Gusti, D. R., & Lestari, I. (2019). Analisis Mutu Karbon Aktif dari Cangkang Kelapa Sawit Menggunakan Larutan Aktifator ZnCl2. Jurnal Teknologi. 12(2):170–175.
  18. Sa’diyah, K., & Lusiani, C. E. (2022).. Kualitas Karbon Aktif Kulit Pisang Kepok Menggunakan Aktivator Kimia dengan Variasi Konsentrasi dan Waktu Aktivasi. Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan. 6(1): 9–19.
  19. Sadir, M., Hermawan, D., Budiman, I., Pari, G., & Sutiawan, J. (2022). Karakteristik dan Daya Jerap Polutan Arang Aktif dari Batang Kenaf (Hibiscus cannabinus L.). Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 40(1):7–18.
  20. Sahara, E., Dahliani, N. K., & Manuaba, I. B. P. (2017). Pembuatan dan Karakterisasi Arang Aktif dari Batang Tanaman Gumitir (Tagetes erecta) dengan aktivator NaOH. Jurnal Kimia.174–180.
  21. Suhendarwati, L., Suharto, B., & Susanawati, L. D. (2012). Pengaruh Konsentrasi Larutan Kalium Hidroksida pada Abu Dasar Ampas Tebu Teraktivasi. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 1(1): 19–25.
  22. Tani, D. (2023). Pembuatan dan Karakterisasi Karbon Aktif. PT. Nasya Expanding Management. Jawa Tengah.
  23. Tani, D., & Lumingkewas, S. (2022). Pembuatan dan Karakterisasi Karbon Aktif Dari Arang Tempurung Kelapa dengan Kombinasi Aktivasi Kimia dan Fisika. Fullerene Journ. of Chemistry.7(2):120–132.
  24. Triawan, D. A., & Falahudin, A. (2021). Electron Microscope and Diffraction Study of Snake Fruit (Salacca zalacca (Gaert.) Voss) Peels. In Journal of Physics: Conference Series (Vol. 1940, No. 1, p. 012038). IOP Publishing.
  25. Turmuzi, M., Tua, A. O. S., & Fatimah. (2015). Pengaruh Temperatur dalam Pembuatan Karbon Aktif dari Kulit Buah Salak (Salacca sumatrana) dengan Aktifator Seng Klorida (ZnCl2). Jurnal Teknik Kimia USU. 4(2):59–64.
  26. Verlina, W. O. B. (2014). Potensi Arang Aktif Tempurung Kelapa Sebagai Adsorben Emisi Gas CO, NO dan NOx pada Kendaraan Bermotor. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Makassar.
  27. Wijayanti. (2016). Modifikasi Kulit Buah Salak (Salacca zalacca) sebagai Adsorben Kromium dalam Limbah Penyamakan Kulit. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
  28. Yunus, Mikrianto R. E., Abdurrahman H., & Jaya. A. K. (2021). Karakteristik Arang Aktif Eceng Gondok (Eichornia crassipes) dengan Aktivator H3PO4, ZnCl2, dan KOH. Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah.