Main Article Content

Abstract

The literature review aims to discuss the energy and protein adequacy rate in Indonesia. The results of the study shows that the protein consumption of the Indonesian population per capita per day in 2020 was 61.98 g. Of the 61.98 g protein consumption, 8.43 g came from marine products such as fish, shrimp, squid and shellfish, 4.05 g from meat and 3.47 g from eggs and milk. Thus, the consumption of animal protein originating from livestock in Indonesia was on average 7.52 g per capita per day. Efforts to increase consumption of animal protein from livestock can be done by increasing awareness of nutrition as well as community income and community business efficiency. Efforts to increase consumption is the responsibility of not only the government but also all members of society. It could be concluded that increasing consumption of animal protein from livestock needs to be carried out intensively by the government and the community.


 


Key words: consumption of protein from livestock, nutrition awareness, community income, nutrition campaign


 


ABSTRAK


Telaah pustaka ini bertujuan untuk membahas angka kecukupan energi dan protein di Provinsi Bengkulu. Hasil telaah menunjukkan bahwa konsumsi protein penduduk Indonesia per kapita per hari pada tahun 2020 adalah sebanyak 61,98 g. Dari 61,98 g konsumsi protein, 8,43 g berasal dari produk laut seperti ikan, udang, cumi dan kerang, 4,05 g dari daging dan 3,47 g dari telur dan susu. Jadi konsumsi protein hewani asal ternak penduduk Indonesia rata-rata sebesar 7,52 g per kapita per hari. Upaya peningkatan konsumsi protein hewani asal ternak dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kesadaran gizi sekaligus pendapatan masyarakat serta efisiensi usaha masyarakat. Upaya peningkatan konsumsi ini merupakan tanggungjawab bukan saja pemerintah tetapi juga semua anggota masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan konsumsi protein hewani asal ternak perlu dilakukan intensif oleh pemerintah dan masyarakat.

Keywords

nutrisi pangan

Article Details

References

  1. Afiah, N., T. Asrianti, D. Muliyana dan Jrisva. 2020. Rendahnya Konsumsi Protein Hewani Sebagai Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita Di Kota Samarinda. Nutrire Diaita. Vol.12, No.1, April 2020, p.23-28
  2. Amos, J. 2018. Kampanye gizi seimbang melalui kesenian rabab. Jurnal Sehat Mandiri, 13 (2): 35-41.
  3. Arif, S., W. Isdijoso, A. R. Fatah dan A. R. Tamyis. 2020. Tinjauan Strategis Ketahanan Pangan dan Gizi di Indonesia: Informasi Terkini 2019–2020. Smeru Research Institute, Jakarta.
  4. BPS. 2020. Konsumsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi. Badan Pusat Statistik, Jakarta.
  5. Daroedono, E. 2019. Konsumsi Ikan dan Potensi Anisakiasis: Aspek komunikasi kesehatan masyarakat suatu program pemerintah. JIK, 13 (1): 1-10.
  6. Fadhlullah, A. N., S. Rauf dan Chaerunnimah. 2019. Distribusi makanan keluarga terhadap status gizi balita usia 1-5 tahun di dusun Rammang-Rammang, Kabupaten Maros. Media Gizi Pangan, 26 (2): 209-213.
  7. Hasanah, A. 2015. Urgensi pendidikan moral dan akhlak pada anak usia dini. ‘Anil Islam, 8 (1): 26-47.
  8. Hizni A., Julia, M., dan Gamayanti, I.L. 2010. Status stunted dan hubungannya dengan perkembangan anak balita di Wilayah Pesisir Pantai Utara Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon. JGKI Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 6 (3): 131-7.
  9. Khotimah, D. F., U. N. Faizah dan T. Sayekti. 2021. Protein sebagai zat penyusun dalam tubuh manusia: Tinjauan sumber protein menuju sel. Proceeding of Integrative Science Education Seminar Vol. 1, 2021, pp. 127-133.
  10. Marchianti, A. C. N., E. N. Sakinah dan N. Diniyah. 2017. Efektifitas penyuluhan gizi pada kelompok 1000 HPK dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap kesadaran gizi. Journal of Agromedicine and Medical Sciences, 3 (3): 12-18.
  11. Nurhayati, I., M. Hakimi dan N. S. Hartini. 2004. Hubungan kesadaran gizi keluarga dengan status gizi anak bawah dua tahun (Baduta) di Kabupaten Purworejo. PGM, 27 (2): 25-33.
  12. Rahayuh, A., F. Yulidasari, A. O. Putri, F. Rahman3 dan D. Rosadi. 2016. Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pendek pada anak usia 6-24 bulan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11 (2) (2016) xx-xx
  13. Respati, A. N., A. Hakim, P. A. Dughita, A. H. A. Kusuma, S. J. Rachmawatie dan Suwardi. 2021. Edukasi kesadaran masyarakat dalm mebgkonsumsi produk peternakan sebagai upaya peningkatan gizi dan daya tahan tbuh dikala pandemi covid-19. Selaparang, 4 (2): 500.503.
  14. Sung, E dan D. Radithia. 2017. Penatalaksanaan stomatitis alergika disertai dermatitis perioral akibat alergi telur. Insisiva Dental Journal, 6 (1): 31-40.
  15. Santoso, U. 2010. Formulasi Ransum Ternak. BPFP Unib, Bengkulu.
  16. Santoso, U. 2018. Suplemen Pakan Ternak. Plantaxia, Yogyakarta.
  17. Yoris, L., N. C. Tiven dan S. V. Pattisinay. 2015. Studi tentang pola konsumsi pangan sumber protein hewani asal ternak pada mahasiswa Fakultas Pertanian Unpatti. Jurnal Makila, 9 (1): 108-115.