Main Article Content

Abstract

This literature review aims to provide information on how to select and process meat in an outbreak of Foot and Mouth Disease (FMD). FMD is not a zoonotic disease, so meat from infected livestock is safe for consumption. To prevent the spread of FMD, consumers need to understand and apply it in distributing, selecting, storing and processing meat. The concept of ASUH in choosing livestock products is very important for consumers. Dissemination of knowledge about the above matters is very important to be carried out by the government, universities, the livestock industry and by community leaders so that Indonesia is soon free from FMD. In addition, the level of knowledge of housewives in selecting and processing meat during an FMD outbreak ranges from low to moderate. It can be concluded that meat from livestock infected with FMD is safe for consumption, and efforts are needed to increase public knowledge and its application in distributing, selecting, storing and processing meat as an effort to prevent the spread of FMD.


 


Key words: Foot and Mouth Disease, meat, zoonoses, ASUH


 


ABSTRAK


Telaah pustaka ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang cara memilih dan mengolah daging dalam situasi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hasil telaah menunjukkan bahwa PMK bukan penyakit zoonosis, sehingga daging yang berasal dari ternak yang terinfeksi aman dikonsumsi. Untuk mencegah penyebaran PMK maka konsumen perlu memahami dan mengaplikasikan dalam mendistribusikan, memilih, menyimpan dan mengolah daging. Konsep ASUH dalam memilih produk ternak sangat penting bagi konsumen. Sosialisasi pengetahuan tentang hal tersebut sangat penting dilakukan baik oleh pemerintah, perguruan tinggi, industri peternakan maupun oleh tokoh masyarakat agar Indonesia segera bebas PMK. Pengetahuan ibu rumah tangga dalam memilih dan mengolah daging dalam kondisi wabah PMK berkisar antara rendah sampai dengan sedang. Dapat disimpulkan bahwa daging dari ternak yang terinfeksi PMK aman dikonsumsi, dan perlu adanya upaya peningkatan pengetahuan masyarakat dan penerapannya dalam mendistribusikan, memilih, menyimpan dan mengolah daging sebagai salah satu upaya untuk mencegah penyebaran PMK


 


Kata kunci: Penyakit Mulut dan Kuku, daging, zoonosis, ASUH

Article Details

Author Biography

Urip Santoso, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu Jalan WR Supratman, Kandang Limun, Bengkulu, 38371

Guru Besar di Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu

References

  1. Adjid, R. M. A. 2020. Penyakit mulut dan kuku: Penyakit hewan eksotik yang harus diwaspadai masuknya ke Indonesia. Wartazoa, 30 (2): 61-70.
  2. Baharuddin, S. 2021. Persepsi konsumen terhadap faktor penentu dalam pengambilan keputusan pembelian daging sapi di pasar tradisional Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar. Skripsi, Universitas Hasanuddin.
  3. Hartnett, E., A. Adkin, M. Seaman, J. Cooper, E. Watson, H. Coburn, T. England, C. Marooney, C. Anthony, M. and Wooldridge. 2007. A quantitative assessment of the risk from illegally imported meat contaminated with foot and mouth disease virus to Great Britain. Risk. Analysis. 27(1):187-202.
  4. Kementan. 2022. Kesiagaan Darurat Veteriner Indonesia. Seri: Penyait Mulut dan Kuku (Kiat Vetindo PMK).Kementan RI, Jakarta.
  5. Kemenkes. 2018. Tabel Komposisi Pangan Indonesia. Kemenkes RI, Jalakrta.
  6. MacLachlan NJ, Dubovi EJ. 2017. Fenner’s Veterinary Virology. 5th ed. Elsevier. Oxford (UK): The Boulevard, Langford Lane, Kidlington
  7. OIE (Office des Internationale Epizootis). 2019. Official disease status [Internet]. [accessed 14 march 2020]. Available from: https://www.oie.int/animal-health-in-the-world/official-disease-status.
  8. Palgunadi, N. W. L. 2022. Penyakit mulut dan kuku. https://distanpangan.baliprov.go.id/penyakit-mulut-dan-kuku-pmk. Diakses tanggal 13 Februari 2023.
  9. Ristiani, N. M. 2022. Upaya pencegahan dan penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). https://distanpangan.baliprov.go.id/upaya-pencegahan-dan-penangananpenyakit-mulut-dan-kuku-pmk. Diakses tanggal 13 Februari 2023.
  10. Rohma, M. R., A. Zamzami, U. Herlinda-Putri, K. Hani-Adelia, dan W. Desy-Cahya. 2022. Kasus penyakit mulut dan kuku di Indonesia: epidemiologi, diagnosis penyakit, angka kejadian, dampak penyakit, dan pengendalian. The 3rd National Conference of Applied Animal Science 2022. Department of Animal Science Politeknik Negeri Jember.
  11. Slamet, D. S., Komari dan Ubaidillah. 1989. Komposisi gizi makanan siap santap asal beberapa daerah di Indonesia: Bagian II. PGM, 12: 58-71.
  12. Silitonga, R. J. P., R. D. Soejoedono, H. Latif, dan E. Sudarnika. 2016. Ancaman masuknya virus Penyakit Mulut dan Kuku melalui daging ilegal di
  13. Entikong, Perbatasan Darat Indonesia dan Malaysia. Jurnal Sain Veteriner 34 (2): 147-154.
  14. Setyaningsih, E., S. Gayatri dan B.T. Eddy. 2017. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang konsep daging sapi yang ASUH di Desa Baturetno, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri. Jurnal Agrisocionomics, 1(2):122-134.
  15. Soeparno. 2015. Ilmu dan Teknologi Gading.Edisi Kedua, Cetakan ke 6. UGM Press, Yogyakarta.
  16. Widati, A. S. 2008. Pengaruh lama pelayuan, temperatur pembekuan, dan bahan pengemas terhadap kualitas kimia daging sapi beku. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, 3 (2): 39-49