Main Article Content

Abstract

Love birds are a species of bird which is endemic to the African continent. This study aimed to find out and analyze love bird management methods which are generally carried out by love bird keepers and breeders. The study site was determined purposively in Kepahiang Regency, Bengkulu Province. Field research in the form of interviews using questionnaires were conducted among 15 respondents. Data collection from respondents was carried out using the snowball sampling method. Data were recapitulated  and analyzed descriptively. Data shows that all breeders fed white millet (grains) combined with finely chopped vegetables ad libitum with a frequency of once aday (n = 14) and a frequency of 2 times/day (n = 1). As the main feed, millet is given an average of 72.5 g/bird/day. There were 31 cages used for cultivation based on 3 main functions, namely daily maintenance cages, holding cages and matchmaking cages. Based on the type or shape, there were capsule cages (23 units) and plot-shaped cages (8 units). Cage sanitation recorded in the form of cleaning the cage were carried out once aday by 12 breeders (80%) in the morning (07.00 - 08.00 WIB). A total of 2 breeders (13.33%) during the day (11.00-12.00 WIB) and 1 breeder (6.67%) in the afternoon (17.00-18.00 WIB).  Researchers noted that there was 1 management activity that is similar as the management activity for birds in general, namely the match making activity. Furthermore, no mastering, sun bathing or shower  activities were found. It can be concluded that the main food for lovebirds was grain which is given ad libitum and the birds were kept in cages that are adapted to their function and rearing activities.


 


Keywords: Management, Love Bird, Potential Animal


 


ABSTRAK


Burung cinta merupakan spesies burung yang berhabitat asli di benua Afrika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui serta menganalisis metode budidaya burung cinta yang secara umum dilakukan oleh peternak dan penangkar burung cinta. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Penelitian lapangan berupa wawancara mempergunakan kuisioner dilakukan pada 15 orang responden. Koleksi data dari responden dilakukan dengan metode snowball sampling. Data direkapitulasi dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif. Data menunjukkan bahwa seluruh peternak memberikan pakan milet putih (biji-bijian) dikombinasikan dengan sayuran yang dicacah kecil ad libitum dengan frekuensi pemberian sebanyak 1 kali/hari (n = 14) dan frekuensi 2 kali/hari (n = 1). Sebagai pakan utama, milet diberikan rerata sebanyak 72,5 gr/ekor/hari. Terdapat 31 buah kandang yang dipergunakan untuk budidaya berdasarkan atas 3 fungsi utama yaitu kandang pemeliharaan harian, kandang umbaran dan kandang penjodohan. Berdasarkan jenis atau bentuknya terdapat  kandang kapsul (23 buah), dan kandang berbentuk petak (8 buah). Tindakan sanitasi kandang berupa membersihkan kandang dilakukan 1 kali/hari oleh 12 peternak (80%) pada pagi hari (jam 07.00 - 08.00 WIB).  Sebanyak 2 peternak (13,33%) pada siang hari (11.00-12.00 WIB) dan 1 peternak (6,67%) pada sore hari ( 17.00-18.00 WIB). Jenis penyakit yang menyerang burung cinta budidaya antara lain penyakit mata (13,33%) dan gangguan pernapasan (6,67%) yang diatasi mempergunakan herbal berupa daun sirih (80%) dan obat Super N (20 %). Peneliti mencatat terdapat 1 aktifitas budidaya yang sama dengan aktifitas budidaya burung peliharaan secara umum yaitu aktifitas penjodohan (match making). Selanjutnya, tidak ditemukan aktifitas budidaya mastering, sun bathing atau shower. Dapat disimpulkan bahwa pakan utama burung cinta adalah biji-bijian yang diberikan ad libitum dan burung dipelihara dalam kandang yang disesuaikan dengan fungsi dan aktifitas pemeliharaannya.


 


Kata kunci: Budidaya, Burung Cinta, Manajemen, Ternak Potensial

Article Details

References

  1. Dewi, S. 2011. Rahasia sukses beternak burung lovebird. Pustaka Baru, Yogyakarta.
  2. Brata, B., Putranto, H.D., Setianto, J., Yumiati, Y. 2019. Deskripsi manajemen pemeliharaan hewan potensial burung murai batu: studi kasus di kota Bengkulu. Proceeding. Semirata BKS-PTN Wilayah Barat Bidang Ilmu Pertanian. pp. 647-657.
  3. Forum Agri. 2012. Pedoman Lengkap Menangkar dan Mencetak Murai Batu Kelas Jawara. Cahaya Atma Pustaka, Yogyakarta.
  4. Handono. 2013. Sukses Memelihara dan Menangkar Lovebird. Penebar Swadaya, Jakarta.
  5. Okvianto, D. 2017. Tampilan reproduksi burung Murai Batu (Copsychus malabaricus) pada penangkaran di Kota Bengkulu. Skripsi. Universitas Bengkulu. Bengkulu.
  6. Putranto, H.D., Nurmeilliasari., A.S. Harahap, B. Brata, Sutriyono, dan Y. Yumiati. 2023a. The evidence of cloaca display as an indicator to validate breeding behavior during the matchmaking phase on local Indonesia female White-rumped Shama (Copsychus malabaricus). Biodiversitas 24: 486-491.
  7. Putranto, H.D., Sutriyono, dan B. Brata. 2023b. Studi bioakustik: karakteristik suara kicau burung murai batu jantan domestikasi. Jurnal Peternakan Indonesia 25 (1): 70-77.
  8. Putranto, H.D. 2023c. Upaya pengembangan potensi produksi ternak dan hewan potensial endemik Sumatera melalui aplikasi teknik reproduksi, etologi dan pemuliaan. Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Universitas Bengkulu. Bengkulu.
  9. Putranto, H.D., dan U. Santoso. 2022. Effects of supplemented Sauropus androgynus leaves powder on reproductive traits of Indonesian indigenous hens. Journal Indonesian Tropical Animal Agriculture. 47(1): 44-54.
  10. Putranto, H.D., B. Brata, dan Y. Yumiati. 2021. Study on contour feathers growth of White-rumped Shama during fledgling phase. IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 788 012085.
  11. Putranto, H.D., B. Brata, dan Y. YumiatiY. 2019. Profil dan populasi pemelihara murai batu di kota Bengkulu. Proceeding. Semirata BKS-PTN Wilayah Barat Bidang Ilmu Pertanian. pp. 1225-1234.
  12. Potier, S., M. Mitkus,dan A. Kelber. 2020. Visual adaptations of diurnal and nocturnal raptors. Seminars in Cell and Developmental Biology 106:116–126.
  13. Rasyaf, M. 2000. Memasarkan Hasil Peternakan. Penebar Swadaya. Jakarta.
  14. Romli, A.K. 2015. Lovebird. Infra Pustaka. Jakarta.
  15. Yumiati, Y., A.S. Muslim, A.S. Harahap, dan H.D. Putranto. 2022. Profit analyses of white-rumped shama (Copsychus malabaricus) breeding captivity in Bengkulu city. Jurnal Wahana Peternakan 6 (2): 124-134