Main Article Content

Abstract

This study discusses the moral values of the Sekujang ritual of Serawai Tribe integrated in learning civic education for fifth grade elementary school students of 81 Seluma. The goal to be achieved is to describe the moral values in the Serawai tribe's Sekujang ritual which can be internalized in learning civic education for fifth grade students of the 81 Seluma elementary school. This research is a qualitative descriptive study with an ethnographic approach. The results showed that the class V teachers in the 81 Seluma elementary school could understand and interpret the ritual of the Sekujang tribe of Serawai, the thematic learning design of the civic education learning content on Theme 8 Sub-theme 2 Learning 3, internalization of Sekujang moral values in the civic education learning design for fifth grade students of 81 Seluma elementary school, and the Sekujang moral values evaluation design in the learning of civic education for fifth grade students of the 81 Seluma elementary school which was made by the teacher was not fully optimal. There has been an internalization of moral values in the design of civic education learning, but it has not been programmed and there is the relevance of the Sekujang ritual moral values in civic education learning.

 

Keywords : Moral Values, Sekujang Rituals and Civic Education Learning

Article Details

How to Cite
Darmansyah, A., Puspa Djuwita, & Abdul Muktadir. (2022). ANALISIS RELEVANSI NILAI-NILAI MORAL RITUAL SEKUJANG SUKU SERAWAI DALAM PEMBELAJARAN PPKN TEMATIK TERPADU SISWA KELAS V SDN 81 SELUMA. Jurnal Pembelajaran Dan Pengajaran Pendidikan Dasar, 5(2), 334–345. https://doi.org/10.33369/dikdas.v5i2.15338

References

  1. Ahmadi, K dan Sofan, A., (2014). Pengembangan dan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi pustakarya.
  2. Ahmad, Z.A. (2012). Perencanaan Pembelajaran dari Desain sampai Implementasi. Yogyakarta: Pedagogia.
  3. Amir, M.T. (2013). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning: Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar Di Era Pengetahuan. Jakarta: Kencana.
  4. Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2001). Toxonomy for learning, teaching and assessing: A revision of Bloom’s taxonomy of educational objectives. New York, NY : Longman.
  5. Bertens, K. (2004). Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
  6. BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.
  7. Badan Pusat Statistik. (2020). Jumlah Penduduk Kecamatan Air Periukan Menurut Kelurahan dan Jenis Kelamin.
  8. Cholisin. (2000). IKN-PKN. Jakarta: Universitas Bengkulu
  9. Dahar, R. W. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
  10. Darmadi, H. (2012). Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.
  11. Desmita. (2012), Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset.
  12. Endraswara, S. (2017). Sastra Etnografi: Hakikat dan Praktik Pemaknaan. Yogyakarta: Morfalingua.
  13. Endraswara, S. (2009). Metodologi Penelitian Folklor Konsep Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: MedPress.
  14. Fitri, AZ. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
  15. Fathurrohman & Wuri, W. (2011). Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Nuha litera.
  16. Hasan, S.H. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Bahan Pelatihan Penguatan Metodelogi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta: Puskur Balitbang Kemendiknas.
  17. Hasnah. (2010). Pengetahuan Tari. Padang Panjang: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Institut Seni Indonesia Padang Panjang.
  18. Hamalik, O. (2012). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
  19. Hidayat, R. (2008). Seni tari. Malang: Jurusan Seni & Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.
  20. Indrawan, R, Y, P. (2016). Metodologi Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama.
  21. Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan. Ciputat: Gaung Persada.
  22. Kasmahidayat, Y. (2012). Agama dalam Transformasi Budaya Nusantara. Bandung: Bintang Wardi Artika.
  23. Kayam. U. (1981). Seni Tradisi Masyarakat. Jakarta: PT. Sinar Harapan.
  24. Koentjaraningrat. (2005). Pengantar Antropologi II Pokok -Pokok Etnografi. Jakarta: Rineka Cipta.
  25. Mager, R.F. (1962). Preparing Instructional Objectives. California: Lear Sieger.
  26. Maryam, & Musofa, A. A. (2018). Local Wisdom Of Malay Moslem Community In Bengkulu. Journal of Malay Islamic Studies. Volume 2 Nomor 1, Juni 2018, halaman 65-74. Tersedia :
  27. http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/jmis
  28. Mardapi, D. (2012). Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta. Nuha Medika.
  29. Majid, A. (2007). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
  30. Marno dan Idris. (2010). Strategi dan Metode Pengajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
  31. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Model Silabus Mata Pelajaran SD/MI. (2007). Tim Pengembang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
  32. Muchson & Samsuri. (2013). Dasar-dasar Pendidikan Moral. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
  33. Muslich, M. (2011). Pendidikan Karakter Menjawab Tantangn Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.
  34. Mulyatiningsih, E. (2018). Research and Davelopment. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
  35. Mulyadi, T. (2012). Perbedaan Tradisi, Tradisi Lisan, dan Folklor. Tersedia: http://www.sridianti.com/perbedaan-tradisi-tradisi-lisan-dan-folklor.html, diakses 9 Februari 2021.
  36. Muryanto. (2009). Mengenal Seni Tari Indonesia. Semarang: PT Bengawan Ilmu.
  37. Nasional Tempo.co (2019). KPAI: Kekerasan di Dunia Pendidikan Mencapai 127 Kasus. Tersedia : https://nasional.tempo.co/read/1266367/kpai-kekerasan-di-dunia-pendidikan-mencapai-127-kasus/full&view=ok diakses 26 Januari 2021.
  38. Nurlatifah, F. (2015). Akulturasi Islam Dan Budaya Lokal Dalam Tradisi Sekujang. (Laporan Penelitian). Lembaga Penelitian IAIN Bengkulu.
  39. Nurbaya, R. (2008). Bahasa Indonesia 4. Jakarta: PT Mentari Pustaka.
  40. Nurharini, A., dan Yuyarti. (2018). Gambang Semarang Traditional Dance for Character Building of Elementary School students. Australia: 3rd International Conforence on Theory & Practice (ICTP, 2017).
  41. Pagesti, M.D. (2014). Buku pintar pantun dan Puisi. Surabaya: Pustaka Nusantara Indonesia.
  42. Pamadhi, H., et al., (2008). Pendidikan Seni di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
  43. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005. 2012. Undang-Undang Republik Indonesia. Yogyakarta: Laksana.
  44. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses. Pendidikan Dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.
  45. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2018 Tentang KI dan KD Jenjang SD SMP SMA.
  46. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan Formal.
  47. Pujileksono, S. (2006). Petualangan Antropologi, Sebuah Pengantar Ilmu Antropologi. Malang: UMM Press.
  48. Purwatiningsih., & Harini, N., (2004). Pendidikan Seni Tari-Drama TK-SD. Malang: Universitas Negeri Malang.
  49. Purwono, U. (2008). Standar Penilaian Buku Teks Pelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
  50. Rafiek, M. (2012). Teori Sastra. Bandung: PT Refika Aditama.
  51. Rizali, N. (2000). Perwujudan Tekstil Tradisional di Indonesia. Disertasi pada Program Studi Desain ITB Bandung: Tidak diterbitkan.
  52. Ruslan, R. (2010). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta : Rajawali Pers.
  53. Salam, B. (2000). Etika Individu Pola Dasar Filsafat Moral. Jakarta: Rineka Cipta.
  54. Sauri, S, & Firmansyah, H. (2010). Meretas Pendidikan Nilai. Bandung: CV Arfino Raya.
  55. Satori, D. & Aan K. (2012). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
  56. Sembodo. (2010). Karya Sastra: Pantun. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  57. Soekowati, B.F. (2016). Tradisi Sekujang di Desa Tapak Gedung Kecamatan Tebat Karai Kabupaten Kepahiang (Receptie dan Persebaran Budaya). Bengkulu.
  58. Solihatin, E. (2012). Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta: Bumi Aksara.
  59. Soegito. (2011). Pendidikan Pancasila. Semarang: Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang.
  60. Soedarsono. (1977). Tari-Tarian Indonesia I. Jakarta : Dekdikbud.
  61. Sulistyorini, D. & Andalas E.F. (2017). Sastra Lisan: Kajian Teori dan Penerapan dalam Penelitian. Malang: Madani.
  62. Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : ALFABETA.
  63. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
  64. PT Alfabeta.
  65. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: PT Alfabeta.
  66. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kualitatif: Untuk penelitian yang bersifat: eksploratif, enterpretif, interaktif, dan konstruktif. Bandung :PT Alfabeta.
  67. Suastika, K., D, P., R. Saraswati, I. M., Kuswardhani, T., Astika, N., Putrawan, I. B., Taniguchi, H. (2011). Relationship between age and metabolic disorders in the population of Bali. Journal of Clinical Gerontology and Geriatrics, 2(2), 47-52. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.
  68. Sukatman. (2012). Butir-butir tradisi Lisan Indonesia Pengantar Teori dan pembelajaran. Yogyakarta: LaksBang Pressindo.
  69. Sukmadinata, N.S. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
  70. Sutrisno, E. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
  71. Sukamto, R.A. (2009). Fungsi Folklor. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
  72. Sukardi. (2006). Penelitian Kualitatif-Naturalistik dalam Pendidikan. Jakarta: Usaha Keluarga.
  73. Sudaryono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta. Prenadamedia Group.
  74. Taum, Y.Y. (2011). Studi Sastra Lisan. Yogyakarta: Lamalera.
  75. Van, O. (2008). Seri Sastra Nostalgia: Pantun Melayu Klasik Balai Pustaka. Jakarta: Balai Pustaka.
  76. Wahab, A.A dan Sapriya. (2011). Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.
  77. Wibowo, S.F. (2014). Sekujang di Ambang Hilang: Usaha Pelestarian Sastra Lisan Melalui Film Dokumenter. Jentera Jurnal Kajian Sastra. Volume 4 Nomor 1, Juli 2014, halaman 195-212. Tersedia : https://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/jentera/article/view/383
  78. Wibowo, S.F. (2019). Fungsi Sosial Sastra Lisan Dalam Masyarakat Bengkulu. Jurnal Lingko. Volume 1 No 2, (2019). Tersedia : http://jurnallingko.kemdikbud.go.id/index.php/JURNALLINGKO/article/view/32/18
  79. Wibowo, dkk. (2019). Vitalitas Sekujang di Kabupaten Seluma. (Laporan Penelitian). Kantor Bahasa Bengkulu Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan (2019).
  80. Winarni, E.W. (2018). Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif Kualitatif PTK R&D. Jakarta: Bumi Aksara.
  81. Winarno. (2009). Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara.
  82. Winarno. (2013). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara.
  83. Yunita, W. & Nurhasanah. (2018). Tentang Sastra Orkestrasi Teori dan Pembelajarannya. Yogyakarta: Garudhawaca.
  84. Yundiafi. (2000). Seri Antologi Sastra: Antologi Puisi Lama Nusantara Berisi Nasihat. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan.
  85. Zulfahnur, dkk. (1996). Teori Sastra. Jakarta: Depdikbud.