Main Article Content

Abstract

Puyuh merupakan jenis unggas dan masyarakat sudah lama membudidayakan untuk memproduksi telur dan daging. Pemeliharaan bertujuan untuk mata pencaharian dan pendapatan rumah tangga. Pandemi COVID-19 telah menyebabkan terjadinya dampak negatif terhadap usaha peternakan, terutama dalam memperoleh input produksi dan penjualan produk ternak. Menurunnya pendapatan masyarakat menyebabkan menurunnya pembelian produk peternakan. Penelitian ini menganalisis ekonomi dan keberlanjutan peternakan puyuh saat pandemi dan pasca pandemi COVID-19. Penelitian dilakukan di Kecamatan Muarabangkahulu Kota Bengkulu. Lima peternak digunakan dalam penelitian ini, yang dipilih dengan menggunakan metode snowball sampling. Data dikumpulkan pada penelitian ini adalah produksi telur, biaya produksi, penerimaan, pendapatan, R/C (Revenue/Cost), dan BEP (Break Even Point). Dari penelitian diperoleh hasil bahwa jumlah puyuh yang dipelihara adalah 2200/ekor/peternak, produksi telur adalah 71,14%, konsumsi pakan adalah 26,96 kg/ekor/hari, dan konversi pakan adalah 3,41. Pendapatan peternak adalah Rp 4.777.021,70/peternak/bulan, dengan nilai R/C 1,51; BEP unit 31.314 butir telur, dan BEP harga Rp 200,09/butir. Dapat disimpulkan bahwa usaha ternak puyuh masih untung dan  layak dilanjutkan pada saat pandemi dan pasca pandemi COVID-19.

 

Kata kunci: Ekonomi, Keberlanjutan, Puyuh, Pandemi Covid-19

Keywords

Kata kunci ekonomi keberlanjutan puyuh pandemic Covid-19

Article Details

Author Biography

Sutriyono Sutriyono, University of Bengkulu

Department of Animal Science, Faculty of Agriculture, University of Bengkulu

References

  1. Abidin. Z. 2002. Meningkatkan Produktivitas Puyuh Si Kecil yang Penuh Potensi. Agromedia Pustaka. Jakarta.
  2. Anugrah, I. S., I. Sadikin dan W. K. Sejati. 2009. Kebijakan kelembagaan usaha unggas tradisional sebagai sumber ekonomi rumah tangga perdesaan: kasus peternakan burung puyuh Yogyakarta. Analisis Kebijakan Pertanian. 7(3): 249-267.
  3. Armelia, V., N. D. Arkan, Ismoyowati dan N.A. Setianto. 2020. Ekonomi covid-19 terhadap usaha peternakan broiler di Indonesia. Prosiding Seminar Teknologi dan Agribisnis Peternakan VII-Webinar: Prospek Peternakan di Era Normal Baru Pasca Pandemi COVID-19. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. 27 Juni 2020.
  4. Budastra, I. K. 2020. Dampak sosial Ekonomi Covid-19 dan Program Potensial untuk Penanganannya. Studi Kasus di Kabupaten Lombok Barat. AGRIMANSION. 21 (1): 48-57.
  5. BPS. 2018. Kelompok Umur Produktif. Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia. Jakarta.
  6. Chelmonska B., A. Jerysz, E. LukaszewiczE, A. Kowalczyk, I. Malecki. 2008. Semen collection from Japanese quail (Coturnix japonica) using a teaser female. Turk. J. Vet. Anim. Sci. Vol. 32(1):19-24.
  7. Gunawan. E. 2020. Beternak Burung Puyuh. Peluang Menjanjikan di Era Pandemi Covid-19. http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/covid-19/berita-covid-19.
  8. Hemid A.E.A., A.H. Abd El-Gawad, I. El-Wardany, E.F. El-Daly, N.A. Abd El-Azeem. 2010. Alleviating Effects of some Environmental stress Factors on productive performance in Japanese quail 2. Laying performance. World Journal of Agricultural Sciences. Vol. 6(5):517-524.
  9. Himawati. D. 2006 . Analisa Resiko Finansial Usaha Peternakan Ayam Pedaging pada Peternakan Plasma Kemitraan KUD “Sari Bumi” di Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang : Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang.
  10. Ngadi, R. Meilianna, Y. A. Purba. 2020. Dampak pandemi covid-19 terhadap PHK dan pendapatan pekerja di Indonesia. Jurnal Kependudukan Indonesia | Edisi Khusus Demografi dan COVID-19. Juli 2020 | 43-48.
  11. Ojo V., K.L. Ayorinde, H.O. Fatoki. 2011. Relationship between body weight and some egg production traits in the Japanese quail. Nigerian Institute of Social and Economic Research. Vol. 11(1):145-157.
  12. Pricilia, N. A. M., I N. Suparta, N. W. Tatik Inggriati. 2019. Hubungan perilaku peternak dengan keberhasilan usaha peternakan ayam ras pedaging di kabupaten Sumba Timur. Peternakan Tropika Vol. 7 (1):185 – 198.
  13. Priti M. and S. Satish. 2014. Quail Farming: An Introduction. Int. J. of Life Sciences. 2014. Vol. 2(2): 190-193.
  14. Rangkuti, F. 2005. Marketing Analysis Made Easy. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
  15. Setiawan, D. 2006. Performa Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica) pada Perbandingan Jantan dan Betina yang Berbeda. Skripsi. Program Studi Teknologi Produksi Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
  16. Setyawan, A.E., E. Sudjarwo, E. Widodo, dan H. Prayogi. 2012. Pengaruh penambahan limbah teh dalam pakan terhadap penampilan produksi telur burung puyuh. Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan. 23:7-10.
  17. Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
  18. Sukmana, U.D. 2008. Peran pendidikan kewirausahaan dalam menumbuhkan motivasi wirausaha. Jurnal Equilirium vol.4. No.8. Universitas Kuningan.
  19. Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.
  20. Syahruddin E., H. Abbas, E. Purwati, dan Y. Heryandi. 2012. Aplikasi Mengkudu Sebagai Sumber Antioksidan Untuk Mengatasi Stress Ayam Broiler Di Daerah Tropis. Jurnal Peternakan Indonesia, Vol. 14 (3): 411-424.
  21. Triyanto. 2007. Performa Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Periode Produksi Umur 6-13 Minggu pada Lama Pencahayaan yang Berbeda. Skripsi. Fakultas Peterna kan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
  22. Tuleun C.D., A.Y. Adenkola, T. Afele. 2011. Effect of dietary ascrobic acid supplementation on the performance of Japanese (Coturnix coturnix japonica) quails in a tropical environment. Journal of Animal and Plant Sciences. Vol.10(2):1268–1275.