Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji interaksi antara perbedaan metode pengolahan dan level pemberian ekstrak daun kersen terhadap kualitas organoleptik tepung ikan rucah. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 2x2 dengan 4 ulangan. Parameter yang diukur yaitu uji organoleptik meliputi tekstur, warna, aroma dan jamur. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh interaksi antara perbedaan metode pengolahan dan level pemberian ekstrak daun kersen terhadap tekstur, warna, aroma dan keberadaan jamur pada tepung ikan rucah. Perbedaan metode pengolahan berpengaruh nyata (P<0,05) meningkatkan rataan skor tekstur tepung ikan rucah, tetapi tidak berpengaruh nyata pada warna, aroma dan keberadaan jamur pada tepung ikan rucah. Perbedaan level pemberian ekstrak daun kersen berpengaruh nyata (P<0,05) menurunkan rataan skor warna dan aroma tepung ikan rucah. Disimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi kombinasi perlakuan antara perbedaan metode pengolahan dengan level pemberian ekstrak daun kersen terhadap kualitas organoleptik tepung ikan rucah. Perlakuan pengukusan meningkatkan skor tekstur tepung ikan rucah dan pemberian ekstrak daun kersen menurunkan skor warna dan aroma tepung ikan rucah. Perlakuan terbaik yaitu metode pengukusan pada pembuatan tepung ikan rucah menghasilkan kualitas organoleptik dengan tekstur tidak menggumpal, cukup kering, halus, berwarna cokelat cerah, memiliki aroma spesifik tepung ikan, dan tidak terdapat jamur.

Article Details

Author Biography

Ade Novia Anggriani, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro

Saya Ade Novia Anggriani dan saya sebagai mahasiswa di Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang. Saya mengambil program studi S1 Peternakan
How to Cite
Anggriani, A. N., Pujaningsih, R. I., & Sumarsih, S. (2019). Pengaruh Perbedaan Metode Pengolahan dan Level Pemberian Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L.) terhadap Kualitas Organoleptik Tepung Ikan Rucah. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 14(3), 282–291. https://doi.org/10.31186/jspi.id.14.3.282-291

References

  1. Assadad, L., A. R. Hakim, dan T. N. Widianto. 2015. Mutu Tepung Ikan Rucah Pada Berbagai Proses Pengolahan. Seminar Nasional Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan. Yogyakarta, 8 Agustus 2015. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. 53-62.
  2. Badan Standarisasi Nasional. 1991. SNI 01-2346-1991 Petunjuk penggunaan organoleptik. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.
  3. Ditjen Perikanan Tangkap. 2016. Kebijakan dan Program Prioritas tahun 2016. Makalah disampaikan dalam Rakornas Departemen Kelautan dan Perikanan tahun 2016. Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
  4. Erungan, A. C., B. Ibrahim dan A. N. Yudistira. 2005. Analisis pengambilan keputusan uji organoleptik dengan metode multi kriteria. J. Pengolahan Hasil Perikana Indonesia. 8 (1): 42-48.
  5. Ferazuma, H., S. A. Marliyati, dan L. Amalia. 2011. Substitusi tepung kepala ikan lele dumbo (Clarias gariepinus sp) untuk meningkatkan kandungan kalsium crackers. J. Gizi dan Pangan. 6 (1): 18-27.
  6. Gisca, B. 2013. Penambahan Gembili Pada Flakes Jewawut Ikan Gabus sebagai Alternatif Makanan Tambahan Anak Gizi Kurang. Universitas Diponegoro, Semarang. (Skripsi).
  7. Hidayatullah, F. N., I. F. Djunaidi dan M. H. Natsir. 2014. Pengaruh tingkat penggunaan tepung ikan nila (Oreochromis niloticus) dalam pakan terhadap penampilan produksi ayam buras. Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang. (Skripsi).
  8. Kuntorini, E. M., S. Fitriana, dan M. D. Astuti. 2013. Struktur Anatomi dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Daun Kersen (Muntingia calabura). Prosiding Semirata FMIPA, Program Studi Biologi FMIPA. Lampung, 14 September 2013. Universitas Lambung Mangkurat, Lampung. 291-296.
  9. Mahardika, H. A., Sarwiyono dan P. Surjowardojo. 2014. Ekstrak metanol daun kersen (Muntingia calabura L) sebagai antimikroba alami terhadap bakteri staphylococcus aureus penyebab mastitis subklinis pada sapi perah. J. Ternak Tropika. 15 (2): 1-9.
  10. Mamonto, S. I., M. R. J. Runtuwene dan F. Wehantouw. 2014. Aktivitas antioksidan ekstrak kulit biji buah pinang yaki (Areca vestiaria giseke) yang di ekstraksi secara soklet . J. Ilmiah Farmasi. 3 (3): 263-272.
  11. Mardiana dan Fatmawati. 2014. Tepung ikan gabus sebagai sumber protein (food supplement). J. Bionature. 15 (1): 54-60.
  12. Marsono, O. S., T. E. Susilorini, dan P. Surjowardojo. 2017. Pengaruh lama penyimpanan dekok daun sirih hijau (Piper betle L.) terhadap aktivitas daya hambat bakteri Streptococcus Agalactiae penyebab matitis pada sapi perah. J. Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. 12 (1): 47-59.
  13. Masni., A. Ismanto dan M. Belgis. 2010. Pengaruh penambahan kunyit (Curcuma domestica val) atau temulawak (Curcuma xanthorrhiza roxb) dalam air minum terhadap persentase dan kualitas organoleptik karkas ayam broiler. J. Teknologi Pertanian. 6 (1): 7-14.
  14. Murtidjo, B. A. 2001. Beberapa Metode Pengolahan Tepung Ikan. Kanisius, Yogyakarta.
  15. Ninsix, R. 2012. Pengaruh ekstraksi lemak terhadap rendemen dan karakteristik tepung ampas kelapa yang dihasilkan. J. Teknologi Pertanian. 1 (1): 1-16.
  16. Pomanto, R. M., F. A. Dali, dan L. Mile. 2016. Uji organoleptik tepung ikan manggabai (Glossogobius giuris) yang direndam dengan larutan asam alami. J. Ilmiah Argosains Tropis. 9 (3): 195-199.
  17. Prasetyo, A. D., dan H. Sasongko. 2014. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap bakteri Bacillus subtilis dan Shigella dysenteriae. J. Penelitian Mahasiswa Pendidikan Biologi. 1 (1): 98-102.
  18. Puspitasari, A. D dan L. S. Prayogo. 2016. Pengaruh waktu perebusan terhadap kadar flavonoid total daun kersen (Muntingia calabura). J. Inovasi Teknik Kimia. 1 (2): 104-108.
  19. Puspitasari, A. D dan L. S. Prayogo. 2016. Perbandingan metode ekstraksi maserasi dan sokletasi terhadap kadar flavonoid total ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura). J. Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik. 13 (2): 16-23.
  20. Retnani, Y., D. Wigati dan A.D. Hasjmy. 2009. Pengaruh jenis kemasan dan lama penyimpanan terhadap serangan serangga dan sifat fisik ransum broiler starter berbentuk crumble. J. Ilmu-ilmu Peternakan. 12 (3): 137-145.
  21. Sipayung, M. Y., Suparmi dan Dahlia. 2015. Pengaruh suhu pengukusan terhadap sifat fisika kimia tepung ikan rucah. J.
  22. Online Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universita Riau. 2 (1): 1-13.
  23. Solihin., Muhtarudin dan R. Sutrisna. 2015. Pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar air kualitas fisik dan sebaranjamur wafer limbah sayur dan umbi-umbian. J. Ilmu Peternakan Terpadu. 3 (2): 48-54.
  24. Standar Nasional Indonesia. 1996. Tepung ikan/ bahan baku pakan. No. 01-2715-1996. Dewan Standardisasi Nasional, Jakarta.
  25. Steel, R. G. D. Dan J. H. Torrie. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika. Diterjemahkan oleh Bambang Sumantri. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
  26. Surjowardojo, P., Sarwiyono, I. Thohari dan A. Ridhowi. 2014. Quantitative and qualitative phyotochemicals analysis of Muntingia calabura. J of Bioloogy, Agriculture and Healthcare. 16 (4): 84-88.
  27. Winangsih, E. Prihastanti dan S. Parman. 2013. Pengaruh metode pengeringan terhadap kualitas simplisia lempuyang wangi (Zingiber aromaticum L.). Buletin Anatomi dan Fisiologi. 21 (1): 19-25.
  28. Wirawan, W., S. Alaydrus dan R. Nobertson. 2018. Analisis karakteristik kimia dan sifat organoleptik tepung ikan gabus sebagai bahan dasar olahan pangan. J. Sains dan Kesehatan. 1 (9): 479-483.
  29. Yuningsih. 2002. Kualitas tepung ikan sebagai campuran pakan unggas dan gambaran toksisitasnya. J. Wartazoa. 12 (3): 27-33.

Most read articles by the same author(s)