Main Article Content

Abstract

Program Pelatihan Kerajinan Tangan Meronce di SKB 11 Manggarai dirancang untuk memperkuat keterampilan vokasional dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan warga belajar Paket C. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, pelatihan ini mengadopsi pendekatan learning by doing dan metode partisipatif untuk memberikan pengalaman belajar yang kontekstual dan aplikatif. Kegiatan difokuskan pada pengenalan teknik dasar meronce serta praktik langsung pembuatan produk seperti gelang dan gantungan kunci. Evaluasi menggunakan model CIPP menunjukkan keberhasilan pelatihan dalam meningkatkan keterampilan teknis, kepercayaan diri, dan kreativitas peserta. Dampak positif dirasakan tidak hanya oleh peserta, tetapi juga oleh lembaga mitra, yang memperoleh penguatan kapasitas layanan pendidikan berbasis keterampilan. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa keterampilan sederhana seperti meronce memiliki potensi ekonomi yang dapat dikembangkan lebih lanjut melalui pelatihan lanjutan dan kolaborasi lintas sektor. Artikel ini merekomendasikan penguatan strategi keberlanjutan dalam bentuk pelatihan desain produk, pemasaran digital, serta pengembangan merek sebagai bagian dari pemberdayaan ekonomi komunitas.

Keywords

belajar kontekstual kewirausahaan meronce pendidikan nonformal keterampilan vokasional

Article Details