Main Article Content

Abstract

Hampir semua anak-anak menghabiskan waktu mereka dengan bermain. Di setiap saat, setiap momen dan setiap tempat anak-anak selalu bermain, termasuk dalam hal belajar di TK. Proses pembelajaran didasarkan pada bermain sambil belajar. Saat bermain, mereka mendapat banyak manfaat salah satunya adalah mengembangkan kemampuan sosial emosional melalui proses interaksi sosial. Namun, karakter tanggung jawab belum tentu meningkat dengan baik. Jadi, untuk mengembangkan tanggung jawab, dibutuhkan metode pembelajaran yang tepat. Dalam artikel ini, menerapkan metode bermain peran pada 61 anak-anak pada usia 5-6 tahun untuk meningkatkan karakter tanggung jawab mereka. Percobaan ini menggunakan desain eksperimen kelompok kontrol pretest-postest yang dibagi menjadi pretest, treatment dan yang terakhir adalah postest. Sampel diambil dengan menggunakan cluster random sampling. Sampel dibagi dalam dua kelompok, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Lembar observasi digunakan sebagai teknik dan instrumen pengumpulan data. Independent T-test dengan tingkat signifikansi <0,05 digunakan sebagai teknik analisis data uji hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode bermain peran terbukti dapat meningkatkan karakter tanggung jawab anak usia 5-6 tahun

Article Details

How to Cite
Andini, Y. T., & Ramiati, E. (2020). Penggunaan Metode Bermain Peran Guna Meningkatkan Karakter Tanggung Jawab Anak. Jurnal Ilmiah Potensia, 5(1), 8–15. https://doi.org/10.33369/jip.5.1.8-15

References

  1. Azzet, M. A. (2016). Mengembangkan Kecerdasan Sosial Bagi Anak. Yogyakarta:Kata Hati
  2. Bilmes, J. (2012). Beyond Behaviour Management second edition: The Six Life Skills Children Need. United States of America :Redleaf Pers.
  3. Clegg, A-B.(2013). Creative Role Play In The Early Years How To Plan Stimulating And Exciting Role Play , Inside And Out. India:Replika Place
  4. Dietze, B. (2006). Foundations of Early Chilldhood Educaton Learning Environments and Child care in Canada. Canada: Pearson Prentice Hall. https://www.bacaanmadani.com/2018/01/ayat-al-quran-dan-hadits-tentang.html. dirujuk pada 13 Januari 2020.
  5. Lake, L. & Syvertsen, A. (2011). The Developmental Roots Of Social Responsibility In Chidhood And Adolescene. Wiley Periodecial. Volume 2011; Issue 134.https://doi.org/10.1002/cd.308
  6. Lie, A. & Sarah, P. (2004). 101 Cara membina kemandirian dan tanggung jawab anak (usia balita sampai pra remaja). Jakarta: PT Elex Media Komputer.
  7. Moeslichatoen R. (2004). Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : PT.Rineka Cipta
  8. Seefeldt, C., & Wasik, B. (2008). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang.
  9. Salusky, I., et al. (2014). How adolescents develop responsibility: what can be learned from youth programs. Journal of Adolescent Research, 01,01-17
  10. Sheridan, S.& Samuelsson, Pramling. (2013). Preschool And Source For Young Children’s Learning And Well Being. International Journal of Early Years Education, 21:2-3, 207-222 DOI: 10.1080/09669760.2013.832948: Routlege.
  11. Sooksomchitra, A. (2013). Education for social responsibility: the use of cscl in undergraduate service-learning modules. Scientific Research 04,59-62.
  12. Sugihartono, et al. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
  13. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RnD. Bandung: Alfabeta.
  14. Tillman, D. & Hsu, D. (2000). Living Values Activities for Children Age 3-7. Engish: Health Communications, Inc.
  15. Tykyylainen,T., & Laakso, M. (2010). Five-year-old girls negotiating pretend play: Proposals with the Finnish particle jooko. Journal of Pragmatics 42 (2010) 242–256: Elsevier
  16. Ulwan, N. A. (1999). Pendidikan Anak dalam Islam. Jakarta: Pustaka Amani.
  17. Yudha, M. S. & Rudyanto. (2005). Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Keterampilan Anak TK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan, dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
  18. Yudha, M. S. & Rudyanto. (2005). Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Keterampilan Anak TK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan, dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
  19. Yusuf S.dkk (2016). Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Humaniora,2016 (4) 3 132-142.
  20. Welchons, L. W., & McIntyre, L. L. (2017). The Transition to Kindergarten: Predicting Socio-Behavioral Outcomes for Children With and Without Disabilities. Early Childhood Education Journal, 45(1), 83–93. https://doi.org/10.1007/s10643-015-0757-7