Main Article Content

Abstract

Utilization of  palm oil empty fruit bunch (EFB) as a medium to grow mushroom can be one of the alternative utilization of oil palm biomass valley.  The  objective of the study was to evaluate EFB as a medium for growing mushroom (Volvariella volvacea).  In this study, two age variations of EFB and 3 media thickness variations were used to assess the characteristics of mushroom production, and to determine the quality of  harvested mushroom  based on SNI 01-6945-2003. The results showed that empty palm oil bunches for the best growth medium of mushroom (Volvariella volvacea), based on the total weight of mushroom, longest harvest time, and biological efficiency was the medium of empty palm fruit bunches of 6 weeks old with  medium thickness of 20 cm. In addition, the same media thickness of 20 cm of 5 and 6 weeks EFB can produce the highest fruit body length and diameter ofmushroom.

Article Details

Author Biographies

Budiyanto Budiyanto, University of Bengkulu

Associate Professor

Hafiza Fadhila, Agricultural Tachnology Department, University of Bengkulu

undergraduate student
How to Cite
Budiyanto, B., & Fadhila, H. (2018). THE EFFECT OF EMPTY FRUIT BUNCH AS GROWING MEDIA ON PRODUCTION AND PHYSICAL CHARACTERISTIC OF VOLVARIA VOLVACEAE. Jurnal Agroindustri, 8(1), 80–96. https://doi.org/10.31186/j.agroindustri.8.1.80-96

References

  1. Ali, Noorhalieza; Amal Nafissa Mohd Tabi; Fathie Ahmad Zakil; Wan Nur Fauzan Mohd Fauzai; Onn Hassan. 2013. Yield Performance And Biological Efficiency Of Empty Fruit Bunch (EFB) And Palm Pressed Fibre (PPF) As Substrates For The Cultivation Of Pleurotus ostreatus. Faculty of Chemical Engineering. University Teknologi Malaysia. Malaysia; vol; 64:1; 93-99. ISSN 0127-9696
  2. Anonim. 2013. Tandan Kosong Kelapa Sawit Menumpuk di Bengkulu.
  3. http://www.ciputranews.com/riil/tandan-kosong-kelapa-sawit-menumpuk-di-bengkulu. Diakses tanggal 26 Desember 2013.
  4. Agus, GTK, A. Dianawati, ES Irawan, & K. Miharja. 2002. Budidaya Jamur Konsumsi. Agromedia Pustaka.
  5. Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2003. Jamur Merang (Volvariella Volvaceae) segar. SNI 01-6945-2003.
  6. Belewu, M. A. dan Belewu, K.Y. 2005. Cultivation of mushroom (Volvariella volvacea) on banana leaves. African Journal of Biotechnology Vol. 4 (12), pp. 1401-1403.
  7. Budiyanto, Hasanudin, dan Setyo Mariaji. 2013. Kualitas jamur merang dan kualitas kompos bekas media jamur merang. Prosiding Seminar Nasional dan Rapat Tahunan bidang Ilmu-Ilmu Pertanian BKS-B, 19-20 Maret 2013, Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat. Vol.1, Hal 609-618.
  8. Chang, S.T. and P.G. Miles. 1989. Edible Mushroom and Their Cultivation. CRC Press. Boca Raton Florida
  9. Chang, S.T. and T.H. Quimio. 1982. The Biology and Cultivation of Edible Mushrooms. Academic Press New York.
  10. Irawan, Bambang. 2010. Budidaya Jamur Merang. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat. Bandung.
  11. Irawati, Metty., A.W. Gunawan dan O.S. Dharmaputra. 1999. Campuran Kapas dan Kelaras Pisang Sebagai Media Tanam Jamur Merang. Jurnal Mikrobiologi Indonesia, Vol. 4, (I) 27-29.
  12. Isroi. 2009. Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit. http://isroi.wordpress.com . Diakses tanggal 23 Maret 2009.
  13. Jaya,J. D. , Nuryati Nuryati, Ramadhani Ramadhani.2015. Optimasi Produksi Pupuk Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) Dan Aplikasinya Pada Tanaman. J. Teknologi Agro-Industri. Vol.1 (1) 1-8.
  14. Manan, I. 1989. Budidaya Jamur Merang. Penebar Swadaya. Jakarta
  15. Munawar, F.R. dan Kartika, J.G. 2017. Produksi dan Kualitas jamur Merang (Volvaria volvaceae) pada Kelompok Tani Mitra saha” kabupaten Karawang. Bul. Agrohorti 5(2) : 246-273.
  16. Pasaribu. T, Djumhawan.R. P., Eisrin. R. A., 2002. Aneka Jamur Unggulan Yang Menembus Pasar. PT. Graindo, Jakarta.
  17. Permana, R.D. 2002. Agribisnis Jamur Merang Berorientasi Pasar. Grasindo Jakarta
  18. Setiyono, Gatot , dan Ademarta R. 2013 Pengaruh Ketebalan Dan Komposisi Media Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Jamur Merang. Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. Vol.11 (1) 47-53
  19. Sinaga, M.S. 2001. Jamur Merang dan Budidayanya. Penerbit Swadaya, Jakarta. 67 hal.
  20. Siregar, M. 2010. Tanggap pertumbuhan dan produksi jamur merang (volvariella volvaceae bull. Ex. Fr.) Terhadap formulasi dan Ketebalan media. Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara : Medan. Skripsi.
  21. Suhardiman, P. 1981. Jamur Merang dan Mushroom. Yayasan Sosial Tani Membangun, Jakarta.
  22. Suharjo, E. 2010. Bertanam Jamur Merang di Media Kardus, Limbah Kapas dan Limbah
  23. Pertanian. Jakarta : Agromedia Pustaka.
  24. Tabi, A.N.M., Zakil, F.A., Fauzai, W.N.F.M., Ali, N., Hassan, O. 2008. The Usage of Empty
  25. Fruit Bunch (EFB) and Substrates for the Cultivation of Pleurotus ostreatus. Jurnal Teknologi. Universiti Teknologi Malaysia. 189-196.
  26. Tim Redaksi Trubus. 2012. Jamur Merang: 10 Hari Panen, Skala Rumah Tangga. PT. Trubus Swadaya, Jakarta.
  27. Ukoima, H. N., L.O. Ogbonnaya, G. E. Arikpo dan F. N. Ikpe. 2009. Cultivation of Mushroom (volvariella volvacea) on Various Farm Wastes in Obubra Local Government of Cross River State, Nigeria. Pakistan Jurnal of Nutrition 8 (7) 1059- 1061.
  28. Wahyono, S., Sahwandan, F.L., dan Suryanto, F. 2008. Tinjauan terhadap Perkembangan
  29. Penelitian Pengolahan Limbah Padat Pabrik Kelapa Sawit. Jurnal Teknologi
  30. Lingkungan. Jakarta. Hal. 64-74, Juli 2008.
  31. Widiyastuti.B., 2001. Budidaya Jamur Kompos. Penebar Swadaya, Jakarta.
  32. Widiyastuti. B. 2005. Budidaya Jamur Kompos. Jamur Merang dan Jamur Kancing. Penebar Swadaya. Jakarta.
  33. Widiastuti, H. dan T. Panji. 2007. Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Sisa Jamur Merang (Volvariella Volvacea) (TKSJ) sebagai Pupuk Organik pada Pembibitan Kelapa Sawit. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor. Menara Perkebunan, 75 (2), 70-79.