Main Article Content

Abstract

Selama penggorengan kualitas minyak mengalami penurunan kualitas yang dipengaruhi oleh uap yang dilepaskan dari bahan yang digoreng, suhu penggorengan, lama pemanasan/penggorengan dan komposisi bahan yang digoreng. Indikator kerusakan minyak goreng dapat diamati dari perubahan sifat fisika-kimianya, antara lain bilangan asam, kandungan asam lemak bebas (ALB) dan titik asap. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pola perubahan kualitas minyak goreng curah selama penggorengan kerupuk jalin pada suhu di atas 190 0C selama 4 jam. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu minyak goreng dengan penambahan ulang dan pengaruh lama waktu penggorengan selama 4 jam. Dilakukan pengambilan sampel setiap 0,5 jam penggorengan. Data ditampilkan dalam bentuk grafik dan dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan, setelah penggorengan kerupuk jalin selama 4 jam pad suhu di atas 190 0C, pola perubahan kualitas minyak goreng curah terlihat meningkat tidak linier pada perubahan bilangan asam dan asam lemak bebas. Dilain pihak, pola perubahan kualitas minyak goreng curah terlihat menurun tidak linier pada titik asap. Peningkatan dan penurunan yang tidak linier ini disebabkan karena terjadi penambahan minyak baru setiap satu jam sekali yang berfungsi untuk menstabilkan minyak goreng baik secara kualitas maupun kuantitas. Berdasarkan pengukuran kandungan bilangan asam, asam lemak bebas dan titik asap, diketahui bahwa minyak goreng curah masih layak pakai adalah pada 40 kali penggorengan selama 2.5 jam dengan kerupuk jalin sebanyak 100 kg. Hal ini mengindikasikan bahwa kandungan bilangan asam 2.42 % masih di bawah batas maksimal yaitu 2.5 %.

Article Details

How to Cite
Marsigit, W., Budiyanto, B., & Mukhsin, M. (2011). ANALISIS PENURUNAN KUALITAS MINYAK GORENG CURAH SELAMA PENGGORENGAN KERUPUK JALIN. Jurnal Agroindustri, 1(2), 55–62. https://doi.org/10.31186/j.agroindustri.1.2.55-62

References

  1. Anonim, 2002. Kesehatan. http://www2.kompas.co,/kesehatan/news/0204/18/030145.htm. 25 Maret 2009
  2. Atmojo, Lusiana Dwi. 2007. Pengaruh Subtitusi Tempe dengan Penggunaan Minyak Goreng Terhadap Kualitas Organoleptik dan Nilai Gizi Bolu Kukus .Skripsi, Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
  3. Berger, K.G. 2005. The Use of Palm Oil in Frying. Malaysian Palm Oil Promotion Council. Malaysia
  4. Blumenthal. M. M. 1991. A New Look at The Chemistry and Physics of Deep Fat Frying. Food Technology. 45:68-71
  5. Budiyanto. 1996. Soybean and Palm Olein Oils: Frying Performance and Characteristics of Fried Prawn Crackers. Ph.D. Diss. The University of Tennesse. Knoxville
  6. Budiyanto, D. Silsia, dan Z. Efendi. 2008. Perubahan Kandungan ß-Karoten dan Kandungan Asam Lemak Bebas Minyak Sawit Merah Selama Pemanasan. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008. Universitas Lampung, 17-18 November 2008
  7. Deane, J. 2007. Smoke Point of Olive Oil. http://www.oliveoilsource.com/ olive_oil smoke_point.htm. Januari 2010
  8. Hariskal. 2008. Pengaruh Pemanasan Pada Minyak Goreng dan Minyak Goreng Bekas Pakai. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Bengkulu (Tidak Dipublikasikan)
  9. Jacobson, G.A. 1991. Quality control in deep-fat frying operations. Food Technol. 45: 72-74
  10. Janika, R. 2008. Kajian Perubahan Kadar ?-Karoten Asam Lemak Bebas dan Bilangan Peroksida Minyak Sawit Merah Selama Proses Pemanasan. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu. Bengkulu (Tidak dipublikasikan)
  11. Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI-Press. Jakarta
  12. Kurniawan. Yuniarto dan Sukmawaty, 2008. Penentuan Susut Mutu Fisik Minyak Goreng Dalam Operasi Penggorengan Hampa. Program Studi Teknik Pertanian Mataram. Mataram
  13. Navas, J.A. A. Tres, R. Bou, R. Codony dan F. Guardiola. 2007. Optimization of Analytical Methods For The Assessment Of The Quality Of Fats And Oils Used In Continuous Deep Fat Frying. Hal. 58 (2)148-153
  14. Sanghi, Samira Kazemi. 2005. Quality Evaluation of Frying Oil and Chicken Nuggets VIS/NIR Hyperspectral Analysis. Thesis Department Bioresource Rancang-Bangun Mcgill Universitas Montreal, Quebec. Canada
  15. Siahaan, D., S. Silalahi, M. E. Siregar. 2004. Studi Awal Kualitas Minyak Goreng Kelapa Sawit pada Penggorengan berulang Produk Tertentu. http://www.iopri.org/index.php?option=com_content&ask=section&id=91&Itemid=47. Juli 2008
  16. Tseng, Y. C., R. Moreira, and X. Sun. 1996. Total Frying-use Time Effects on Soybean-oil Deterioration and on Tortilla Chips Quality. International Journal of Food Science and Technology. 31: 287-294.
  17. Ramini. 2008. Kajian Perubahan Kualitas Minyak Goreng Kelapa Sawit Selama Proses Pemanasan. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Bengkulu (Tidak Dipublikasikan)
  18. White, P. J. 2007. Frying Performance of No-trans, Low-Linolenic Acid Soybean Oils. Journal of the AOCS.
  19. Wiley, John dan Sons. 2009. Smoke Point. http://en.wikipedia.org/wiki/Smoke_point. 11 Desember 2010
  20. Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan Dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta