Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi model jaringan sosial pada rantai pemasaran telur. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November 2017 di Desa Triwidadi, Pajangan, Bantul, Yogyakarta sebagai salah satu pusat agribisinis telur ayam ras. Informan yang terlibat dalam penelitian ini dipilih secara purposif dari para peternak ayam petelur dan pedagang perantara yang telah memiliki pengalaman lebih dari satu tahun. Analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jaringan emosi (sentiment) yang lebih dominan untuk membentuk jaringan di rantai pemasaran. Kedekatan antara peternak dengan pedagang perantara terbentuk oleh hubungan kekerabatan, pertemanan dan ketetanggaan. Hal ini membentuk hubungan sosial, kepercayaan, kepedulian, kontrol, dan kerjasama yang terjalin kuat antar pelaku pemasaran telur ayam di Desa Triwidadi. Kondisi ini mengarah kepada homogenisasi sehingga tericipta tingkat kepercayaan (trust) untuk meningkatkan efisiensi biaya transaksi. Kepercayaan yang tinggi menyebabkan mekanisme pemasaran telur dapat berjalan dengan baik untuk memasok pasar maupun konsumen.

Article Details

How to Cite
Purba, K. R., Syahlani, S. P., Haryadi, F. T., Andarwati, S., & Putra, A. R. S. (2018). Analisis Model Jaringan Sosial Rantai Pemasaran Telur Ayam Ras di Yogyakarta. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 13(3), 295–302. https://doi.org/10.31186/jspi.id.13.3.295-302

References

  1. Abidin, Z. 2003. Meningkatkan Produktifitas Ayam Petelur. PT. Agromedia. Jakarta.
  2. Agusyanto, R. 2007. Jaringan Sosial dalam Organisasi. Rajawali Pers: Jakarta.
  3. Arsyad, L. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah, Edisi Pertama, BPFE. Yogyakarta.
  4. Aziz, M. A. 1993. Agroindustri Buah-buahan Tropis Prospek Pengembangan pada PJPT II. Penerbit Bangkit: Jakarta.
  5. Badaruddin. 2005. Modal Sosial (Social Capital) dan Pemberdayaan Komunitas Nelayan, Isu-isu Kelautan dari Kemiskinan Hingga Bajak Laut. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
  6. Boyd, Harper W., Orville C. Walker, Jean Claude Larreche. 2000. Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global. Erlangga. Jakarta.
  7. Hasbullah, J. 2006. Sosial Kapital: Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia. MR-United Press: Jakarta.
  8. Hernanto, F. 1996. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.
  9. Kardono dan N. Hanani. 2004. Teori Ekonomi Makro: Pendekatan Grafis dan Matematis. Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Malang.
  10. Lawang, R. M. Z. 2005. Kapital Sosial Dalam Perspektif Sosiologi. Cetakan Kedua. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Press: De¬pok.
  11. Mamilianti, W. 2009. Kajian Pemasaran Telur Ayam Di Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan. Fakultas Pertanian Universitas Yudharta. Pasuruan.
  12. Mastuti, S. dan Hidayat, NN. 2008. Peranan Tenaga Kerja Perempuan Dalam Usaha Ternak Sapi Perah di Kabupaten Banyumas (Role of Women Workers at Dairy Farms in Banyumas District). Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
  13. Mirajiani, E. S., Wahyuni, A. Satria, Saharuddin dan T. Kusumastanto. 2014. Transformasi Pranata Patronase Masyarakat Nelayan: Dari Ekonomi Moralitas Menuju Ekonomi Pasar. Jurnal Komunitas 6.
  14. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2016. “Outlook Telur”. Komoditas Pertanian Subsektor Peternakan”. ISSN 1907-1507. Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Jakarta.
  15. Talib, C., A. Bamualim, dan I. Inounu. 2007. Restrukturisasi Peternakan di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.

Most read articles by the same author(s)