Main Article Content

Abstract

One of the beef processing is sausage, which is well known in the community. At this time, the need for fast food (ready-to-cook) is increasing. The main ingredient used to produce sausages for stuffing is tapioca flour. The increasing price of tapioca flour is due to the high demand for its use in processed foods, so it is necessary to find alternative fillers that are more affordable. Kepok banana flour (Musa paradisiaca formatypica) has a starch content that is relatively similar to tapioca, so it can be used as an alternative raw material. This study aimed to determine the chemical and organoleptic quality of beef sausage made with Kepok banana flour. This study used a completely randomized design (CRD) consisting of 5 treatments, namely X0 = (control) 0% Kepok banana flour + 20% tapioca; X1 = 5% Kepok banana flour + 15% tapioca; X2 = 10% Kepok banana flour + 10% tapioca; X3 = 15% Kepok banana flour + 5% tapioca; X4 = 20% Kepok banana flour + 0% tapioca, with each treatment consisting of 4 replicates. The variables observed were protein content, moisture content, crude fibre, fat content, ash content and organoleptic of beef sausage. The results showed that the addition of Kepok banana flour in beef sausage processing had a significant effect (P<0.05) on protein content, fat content, moisture content, crude fibre, color, flavour, and aroma, but no significant effect (P>0.05) on ash content and texture of beef sausage. It is concluded that beef sausage made with kepok banana flour as a substitute for tapioca flour produces sausage with better chemical and organoleptic properties than beef sausage made with tapioca flour only. Kepok banana flour can be used as a filler in the production of beef sausage.

Keywords

organoleptic beef sausage Kepok Banana flour chemical quality

Article Details

How to Cite
Mukhlisah, A. N., Ningtyas, W. D., Irfan, M., & Syah, S. P. (2023). Chemical and Organoleptic Quality of Beef Sausage by Substitution of Tapioca with Kepok Banana (Musa paradisiaca formatypica) Flour. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 18(4), 274–282. https://doi.org/10.31186/jspi.id.18.4.274-282

References

  1. Anjalani, R., P. Paulini, dan J. A. Simangunsong. 2023. “Kualitas fisik-kimia bakso daging sapi dengan penambahan tepung pisang.” ZIRAA’AH: Majalah Ilmiah Pertanian 48(3):338–44.
  2. AOAC. 2005. “Official Methods of Analysis of the Association of Official Analytical Chemists.”
  3. Apriantini, A., D. Afriadi, N. Febriyani, dan I. I. Arief. 2021. “Fisikokimia, mikrobiologi dan organoleptik sosis daging sapi dengan penambahan tepung biji durian (Durio zibethinus Murr).” Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan 9(2):79–88.
  4. Aristawati, R., W. Atmaka, dan D. R. A. Muhammad. 2013. “Subtitusi tepung tapioka (Manihot esculenta) dalam pembuatan takoyaki.” Jurnal teknosains pangan 2(1):56–65.
  5. Ayadi, M. A., A. Kechaou, I. Makni, dan H. Attia. 2009. “Influence of carrageenan addition on turkey meat sausages properties.” Journal of Food Engineering 93(3):278–83.
  6. Badan Standardisasi Indonesia. 1995. “SNI 01-3820-1995: Sosis daging.” SNI (Standar Nasional Indonesia) 12.
  7. Badan Standardisasi Nasional Indonesia. 1995. “SNI 01-3820-1995.”
  8. Bansele, M., B. Sabtu, dan A. R. Riwu. 2022. “Substitusi tapioka dengan tepung bonggol pisang kepok terhadap kualitas kimia dan organoleptik sosis ayam kampung.” Jurnal Peternakan Lahan Kering 4(3):2269–77.
  9. Dethan, E. J. Antonia, B. Sabtu, dan A. R. Riwu. 2022. “Substitusi tepung tapioka dengan tepung bonggol pisang kepok terhadap kualitas fisikokimia sosis ayam broiler.” Jurnal Peternakan Lahan Kering 4(4):2421–26.
  10. Herlina, H., I. Darmawan, dan A. S. Rusdianto. 2015. “Penggunaan tepung glukomanan umbi gembili (Dioscorea esculenta L.) sebagai bahan tambahan makanan pada pengolahan sosis daging ayam.” Jurnal Agroteknologi 9(02):134–44.
  11. Imam, R. Hardwianti, M. Primaniyarta, dan N. S. Palupi. 2014. “Konsistensi mutu pilus tepung tapioka: Identifikasi parameter utama penentu kerenyahan.” Jurnal Mutu Pangan 1(2):91–99.
  12. Kolo, N., A. R. Riwu, dan H. Armadianto. 2023. “Penambahantepung bonggol pisang sebagai substitusi tapioka terhadap kualitas kimia dan organoleptik bakso.” Jurnal Peternakan Lahan Kering 5(1):74–82.
  13. Maiyena, S. dan E. R. Mawarnis. 2022. “Kajian analisis konsumsi daging sapi dan daging babi ditinjau dari kesehatan.” Jurnal Pendidikan Tambusai 6(1):3131–36.
  14. Meilgaard, M. C., G. V. Civille, dan B. T. Carr. 2015. Sensory Evaluation Techniques. 5th ed. Boca Raton, Florida: CRC press.
  15. Nurainy, F., R. Sugiharto, dan D. W. Sari. 2015. “Pengaruh perbandingan tepung tapioka dan tepung jamur tiram putih (Pleurotus Oestreatus) terhadap volume pengembangan, kadar protein dan organoleptik kerupuk.” Jurnal Teknologi & Industri Hasil Pertanian 20(1):11–24.
  16. Oktaviana, A. S., W. Hersoelistyorini, dan Nurhidajah. 2017. “Kadar protein, daya kembang, dan organoleptik cookies dengan substitusi tepung mocaf dan tepung pisang kepok.” Jurnal Pangan dan Gizi 7(2):72–81.
  17. Putri, C. Y. K., F. S. Pranata, dan Y. R. Swasti. 2019. “Kualitas muffin dengan kombinasi tepung pisang kepok putih (Musa paradisiaca forma typica) dan tepung labu kuning (Cucurbita moschata).” Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati 4(2):50–62.
  18. Ramadhani, Z. O., B. Dwiloka, dan Y. Budi Pramono. 2019. “Pengaruh substitusi tepung terigu dengan tepung pisang kepok (Musa acuminata l.) terhadap kadar protein, kadar serat, daya kembang, dan mutu hedonik bolu kukus.” Jurnal Teknologi Pangan 3(1):80–85.
  19. Setyaningsih, D., A. Apriyantono, dan M. P. Sari. 2018. Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Angro. Bogor: IPB Press.
  20. Sudirman dan R. Ninsix. 2015. “Pengaruh penambahan tepung ampas kelapa dengan tepung tapioka terhadap cookies.” Jurnal Teknologi Pertanian 4(2):30–41.
  21. Sujianti, A., Susilawati, S. Astuti, dan S. U. Nurdin. 2023. “Karakteristik sensori dan fisik sosis ayam dengan penambahan pati aren (Arenga pinnata) dan isolat protein kedelai (IPK).” Jurnal Agroindustri Berkelanjutan 2(1):130–46.
  22. Sundari, D., Almasyhuri, dan A. Lamid. 2015. “Pengaruh proses pemasakan terhadap komposisi zat gizi bahan pangan sumber protein.” Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 25(4):235–42.
  23. Suryani, S., S. Fitriani, dan A. Ali. 2018. “Pemanfaatan tepung pisang kepok dan tepung jagung dalam pembuatan kukis.” Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Pertanian 5:1–9.
  24. Syamsir, E., P. Hariyadi, D. Fardiaz, N. Andarwulan, dan F. Kusnandar. 2011. “Karakterisasi tapioka dari lima varietas ubi kayu (Manihot utilisima Crantz) asal Lampung.” Jurnal Agroteknologi 5(01):93–105.
  25. Toni, Y., B. Sabtu, dan G. M. Sipahelut. 2023. “Karakteristik sosis sapi dengan substitusi tepung bonggol pisang kepok (Musa acuminata balbisiana) sebagai pengganti tapioka terhadap kualitas kimia sosis.” Jurnal Planet Peternakan 2(2):398–406.
  26. Wahyuningtyas, N., B. Basito, dan W. Atmaka. 2014. “Kajian karakteristik fisikokimia dan sensoris kerupuk berbahan baku tepung terigu, tepung tapioka dan tepung pisang kepok kuning.” Jurnal Teknosains Pangan 3(2):76–85.
  27. Wariyah, C., C. Anwar, M. Astuti, dan S. Supriyadi. 2007. “Kinetika penyerapan air pada beras.” Agritech 27(3):112–17.
  28. Wibowo, P., J. A. Saputra, A. Ayucitra, dan L. E. Setiawan. 2008. “Isolasi pati dari pisang kepok dengan menggunakan metode alkaline steeping.” Widya Teknik 7(2):113–23.
  29. Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
  30. Yulian dan R. Novitasari. 2014. “Pengaruh substitusi tepung terigu dengan tepung pisang kepok (Musa paradisiaca formatypica) terhadap karakteristik mie kering yang dihasilkan.” Jurnal Teknologi Pertanian 3(1):1–14.