Main Article Content

Abstract

Limbah sayur kol memiliki kadar air yang tinggi sehingga cepat mengalami pembusukan maka salah satu alternatif penggunaannya dengan silase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai nutrisi yang terkandung dalam silase limbah sayur kol dengan penambahan dedak padi dan lama fermentasi yang berbeda. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pola Faktorial (2x3) yaitu faktor A adalah level penambahan dedak padi 0% dan 35%. Faktor B yaitu lama fermentasi 0 hari, 7 hari dan 14 hari. Parameter yang diukur adalah Bahan Kering (BK), Protein Kasar (PK), Lemak Kasar (LK), Abu dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN). Hasil penelitian menunjukan pemberian substrat dedak padi 35% memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan Bahan Kering (BK), Lemak Kasar (LK), Serat Kasar (SK), Abu dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN). Tidak berpengaruh nyata terhadap terhadap kandungan Protein Kasar (PK) (P>0,05). Lama fermentasi tidak berpengaruh nyata (P<0,05) Terhadap Bahan Kering (BK), Lemak Kasar (LK), Serat Kasar (SK) dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) dan memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan penurunan Abu. Perlakuan terbaik terdapat pada level penambahan dedak padi 35% dan lama fermentasi 14 hari dilihat dari penurunan kandungan abu sebesar 11,38%

Kata kunci: Kualitas nutrisi, silase, limbah sayur kol, fermentasi

Article Details

Author Biography

A. E. Harahap, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru

Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
How to Cite
Superianto, S., Harahap, A. E., & Ali, A. (2018). Nilai Nutrisi Silase Limbah Sayur Kol dengan Penambahan Dedak Padi dan Lama Fermentasi yang Berbeda. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 13(2), 172–181. https://doi.org/10.31186/jspi.id.13.2.172-181

References

  1. Atmowidjoyo. 1998. Pengaruh macam akselerator terhadap kualitas fisik, kimiawi, dan biologis silase rumput kolonjono. Jurnal Mediagro, 3(1): 1-8.
  2. Badan Pusat Statistik. 2014. Produksi Buah-buahan Menurut Jenis Tanaman. http://www.bps.go.id. Diakses Oktober 2015.
  3. Barokah, Y. 2015. Nilai nutrisi silase pelepah kelapa sawit yang ditambah biomasa indegofera (indegofera zollingeriana). Skripsi Jurusan Peternakan. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Pekanbaru.
  4. Chen, Yand Weimbeng, Z. G., 2008. Changes during aerobic exposure of wheat silages. Anim. Feed Sci. Tech. 154:76-82.
  5. Church, D.C. and W. G. Dond. 1991. Basic Animal Nutrition and Feeding. 3rd Ed. John Wiley & Sons, New york.
  6. Fardiaz, S. 2002. Fisiologi Fermentasi. PAU IPB-USU, IPB. Bogor.
  7. Hastuti, D., S. A. Nur dan B. M. Iskandar. 2011. Pengaruh perlakuan teknologi amofer (amoniasi fermentasi) pada limbah tongkol jangung sebagai altenatif pakan berkualitas ternak ruminansia. Jurnal Mediagro, 7(1): 55 65.
  8. Juliantoni, J. 2013. Kandungan nutrisi serat buah kelapa sawit yang difermentasi dengan feses kerbau pada level yang berbeda. Skripsi. Fakultas pertanian dan peternakan UIN Suska Riau. Pekanbaru
  9. Koni TNI. 2009. Pemanfaatan tepung kulit pisang hasil fermentasi dengan jamur tempe (rhyzopus aligosporus) dalam ransm terhadap pertumbuhan broiler. Thesis. Universitas Nusa Cendana, Kupang.
  10. Lado. 2007. Evaluasi kualitas silase rumput sudan (sorghon sudanese) pada penambahan berbagai macam aditif karbohidrat mudah larut. Thesis. Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
  11. Mucra, D. A. 2007. Pengaruh fermentasi serat buah kelapa sawit terhadap komposisi kimia dan kecernaan nutrisi secara in-vitro. Tesis. Pasca Sarjana Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
  12. Munadjim. 1983. Teknologi Pengolahan Pisang. PT. Gramedia Utama. Jakarta.
  13. Perry, T. W., Cullison, A. E., and Lowrey, R. S. 2003. Feeds and Feeding. 6 th Ed. Prentice Hall Inc. New Jersey.
  14. Rahman, S.H., 2000. Evaluasi kandungan zat makanan dedak halus difermentasi dengan aspergillus niger, aspergillus oryzae dan rhizopus oryzae. Skripsi. Fakultas Peternakan IPB. Bogor.
  15. Raldi. M.,Kojo, Rustandi, Y.,R.,L., Tulung., S. S., Malalantang. 2015. Pengaruh penambahan dedak dan tepung jagung terhadap kualitas fisik silase rumput gajah. jurnal zootek Vol. 35 No. 1 : 21-29
  16. Ranjhan, S. K. 1980. Animal Nutrition in Tropics. 2nd Ed. Vikas Publishing House co. Limited, New Delhi.
  17. Risma , E. 2015. Kandungan nutrisi silase mahkota nanas yang difermentasi dengan penambahan berbagi level dedak. Skripsi.JurusanPeternakanUniversitas Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Pekanbaru
  18. Riswandi. 2014. Kualitas silase eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan penambahan dedak halus dan ubi kayu. Jurnal Peternakan, 3(1): 1-6.
  19. Rompizer. 2011. Kandungan nutrisi jerami jangung yang difermentasi dengan feses kambing pada level yang berbeda. Skripsi. Fakultas Perternakan. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Pekanbaru.
  20. Sandi S, Sahara F, Riswandi. 2011. Nilai gizi isi rumen sapi yang difermentasi denganAspergittas Niger. Prosiding Seminar Nasional. Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
  21. Santi, R. K. D. Widyawati, W.P.S dan Suprayogi. 2011. Kualitas dan nilai nutrisi kecernaan in-vitro silase batang pisang (musa paradiseaca) dengan penambahan akselator. Jurnal Tropical Animal Husbandry. 1(1):15-23.
  22. Sudarmadji, S., R. Kasimdjo., Sarjono, D., Wibowo, S., Margino dan Endang, S. R. 1989. Mikrobiologi Pangan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
  23. Sumarsih, S., C. I. Sutrisno, dan B. Sulisliyanto. 2009. Kajian penambahan tetes sebagai aditif terhadap kualitas organoleptik dan nutrisi silase kulit pisang. Seminar Nasional Kebangkitan Peternakan. Universitas Diponegoro, Semarang.