Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung daun kelor (M. oleifera) terhadap total eritrosit, kadar hemoglobin, dan nilai hematokrit pada kambing pra sapih.   Materi yang digunakan adalah 12 ekor kambing Jawarandu betina umur 2 - 3 bulan dengan bobot badan rata-rata 9,21±1,43 kg. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Pakan perlakuan yang diberikan yaitu T0 (100 % protein bungkil kedelai), T1 (75 % protein bungkil kedelai + 25 % protein tepung daun kelor), dan T2 (75 % protein bungkil kedelai + 25 % protein tepung daun kelor). Ketiga ransum mempunyai kandungan PK ± 20 % dan TDN ± 70 %.  Data dianalisis dengan ANOVA apabila terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung daun kelor tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi bahan kering, pertumbuhan bobot badan, total eritrosit, kadar hemoglobin, dan nilai hematokrit. Sebagai kesimpulan daun kelor dapat menggantikan protein bungkil kedelai sampai pada taraf 75 % dalam ransum.

Article Details

Author Biography

A. N. Rohmah, Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Tembalang 50275, Semarang Indonesia

Mahasiswa Universitas Diponegoro
How to Cite
Rohmah, A. N., Wahyono, F., & Achmadi, J. (2020). Pengaruh Substitusi Bungkil Kedelai dengan Daun Kelor (M. oleifera) terhadap Profil Darah Merah Kambing Pra -Sapih. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 15(1), 29–36. https://doi.org/10.31186/jspi.id.15.1.29-36

References

  1. DAFTAR PUSTAKA
  2. Adriyanto, Rahmadani, Y. Setyaningtijas, dam A. Sutisna. 2010. Gambaran hematologi domba selama transportasi: peran multivitamin dan mineral. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 15 (3):172-177.
  3. Alfian, Dasrul, dan Azhar. 2017. Jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, dan nilai hematokrit pada ayam Bangkok, ayam kampung, dan ayam peranakan. JIMVET 1 (3): 533 -539
  4. Alim, H. 2014. Pertambahan Bobot Badan Kambing Marica Jantan dengan Pemberian Pakan Komplit pada Taraf Protein yang Berbeda. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar. (Skripsi Sarjana Peternakan).
  5. Aminah, S. Tezar, R. dan Y. Mulihani. 2015. Kandungan nutrisi dan sifat fungsional tanaman kelor (Moringa oleifera). Buletin Pertanian Perkotaan 5 (2): 35-44.
  6. Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
  7. Cunningham, J. G. 2002. Textbook of Veterinary Phisiology. Saunders Company, USA.
  8. Devendra, C. & M. Burns. 1993. Goat Production in the Tropics. Commonwealth Bureaux, London p 64-74, 90-116.
  9. Fajrina, A. Junuarty, dan S. Stevani. 2016. Penetapan kadar tanin pada teh celup yang beredar dipasaran secara spektrofotometri uv-vis. Jurnal Farmasi Higea 8 (2): 133-142.
  10. Frandson, R. D., W. L. Wike and A. D. Fails. 2009. Anatomy and Physiology of Farm Animals. 7th Ed. Wiley-Blackell, Ames, Lowa.
  11. Guyton, H. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC, Jakarta. (Diterjemahkan oleh I. Setiawan).
  12. Hoffbrand, A. V. dan Pettit, J. E. 1996. Kapita selekta: Hematologi (Essential Haemotology) Edisi 2. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
  13. Isroli, E. Widiastuti., S. Susanti, T. Yudiharti dan Sugiharto. 2009. Observasi beberapa variable hematologi ayam Kedu pada pemeliharaan intensif. Prosiding Seminar Nasional Kebangkitan Peternakan. Hal: 548-557.
  14. Jayanegara, A., T. Sabhan, A. K. Takyi, A. O. Salih and E. M. Hoffmann. 2010. Ruminal fermentation kinetics of Moringa and Peltiphyllum Supplements during early incubation period in the in vitro. Reading pressure technique. J. Indonesian Trop. Anim. Agric., 35(3): 165-171.
  15. Musmulyadi. 2011. Profil darah dan konsentrasi serum protein pada domba yang diberi daun moringa oleifera lamk, gliricidia sepium dan artocarpus heterophyllu. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor (Skripsi Sarjana Peternakan).
  16. Ogbe, A. O. and J. P. Affiku. 2012. Effect of polyherbal aqueous extract (Moringa oleifera) Arabic gum, and wild Ganoderma lucidum) in comparison with antibiotic on growth performance and haematological parameters of broilers chickens. Res. J. Recent Sci 1(7): 10-18.
  17. Parakkasi, A. 1995. Ilmu Makanan dan Ternak Ruminan. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
  18. Patria, D. Praseno, K. dan Tana, S. 2013. Kadar hemoglobin dan jumlah eritrosit puyuh (Cotunix coturnix japonica Linn.) setelah pemberian larutan kombinasi mikromineral (Cu, Fe, Zn, Co) dan vitamin (A, B1, B12, C) dalam air minum. Buletin Animal dan Fisiologi 21 (1): 26-35.
  19. Praseno, K. 2005. Respon eritrosit terhadap perlakuan mikromineral Cu, Fe, dan Zn pada Ayam (Gallus gallus domesticus). J. Ind. Trop. Anim. Agric. 30 (3): 179-185.
  20. Preston, T. R. dan R. A. Leng. 1987. Matcing Ruminant Production System with Available Resources in the Tropic. Penambul book. Armidale
  21. Rachmawati, N. Suranto dan Solichatun. 2006. Pengaruh variasi metode pengeringan terhadap kadar saponin, angka lempeng total (alt), dan bakteri patogen ekstrak simplisia daun turi (sesbania grandiflora. J. Biofarmasi 4 (1): 4-9.
  22. Suharti S, D, A. Astuti dan E. Wina. 2009. Kecernaan nutrient dan performa produksi sapi potong Peranakan Ongole (PO) yang diberi tepung lerak (Sapindus rarak) dalam ransum. JITV 14 (1): 200-207.
  23. Suparman, H. Hafid, dan L. Ode, B. 2016. Kajian pertumbuhan dan produktivitas kambing peranakan ettawa jantan yang diberi pakan berbeda. JITRO 3 (3) : 1-9.
  24. Teixeira, E, Carvalho, M., NeveS, V., Silva, M., dan Arantes, P. 2014. Chemical characteristics and fractionation of proteins from Moringa oleifera Lam. leaves. J Food Chem 147 ( 2) : 51-54
  25. Wina E. 2012. Saponins: Effects on Rumen microbial ecosystem and metabolism in the rumen. In: Patra AK, editor. Dietary phytochemicals and microbes. London (UK): Springer: 311-350.
  26. Yanti, E. G., Isroli dan T. H. Suprayogi. 2013. Performans darah kambing peranakan ettawa dara yang diberi ransum dengan tambahan urea yang berbeda. Animal Agricultural Journal. 2 (1): 439 – 444.
  27. Yatno, Y. 2011. Fraksinasi dan sifat fisik-kimia bungkil inti sawit. Agrinak 01 (1) :11-16.