Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian suplementasi sakura blok plus terhadap kualitas susu kambing Nubian. Penelitian ini dilakukan selama 40 hari (16 Juli sampai 24 Agustus 2018) di LPPB (Lembaga Pengembangan Pertanian Baptis), Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL), dengan perlakuan (P0 sakura blok, P1 sakura blok + 2% tepung kunyit + 2% Tepung daun katuk, P2 sakura blok + 4% tepung kunyit, P3 sakura blok + 4% tepung daun katuk). Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan,4 ulangan, 4 periode, dimana dalam satu periode selama 10 hari, 7 hari masa adaptasi dan 3 hari masa pengambilan sampel susu. Kambing perah yang digunakan pada penelitian ini adalah bangsa kambing perah Nubian. Variabel yang diamati yaitu kadar lemak dan kadar protein susu. Berdasarkan hasil penelitian rataan kadar lemak yang didapat yaitu P0 sebesar 3.63 %, P1 sebesar 3.54 %, P2 sebesar 3.62 % dan P3 sebesar 3.33 %. Kadar protein yaitu P0 sebesar 3.37 %, P1 sebesar 3.27 %, P2 sebesar 3.12 % daan P3 sebesar 3.15 %.Hasil analisi varian (anova) menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar lemak susu dan protein susu pada kambing Nubian. Suplementasi sakura dengan penambahan daun katuk dan kunyit tidak mempengaruhi kualitas susu kambing Nubian.

Kata kunci: Sakura blok, kualitas susu, Nubian.

Article Details

How to Cite
Soetrisno, E., Jarmuji, J., Andana, A., Amrullah, A., & Harahap, A. (2019). Pengaruh Pemberian Suplementasi Sakura Blok Plus terhadap Kualitas Susu Kambing Anglo Nubian. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 14(2), 208–214. https://doi.org/10.31186/jspi.id.14.2.208-214

References

  1. Anggraeni, A. 2016. Pendampingan, koordinasi, bimbingan dan dukungan teknologi UPSUS Daging, TSP, TTP, dan Komoditas Utama Kementan. Lapaoran kegiatan RDHP tahaun 2016. Desember 2016, hal 1-61
  2. Adawiyah, C. R. dan S. Rusdiana. 2016. Usahatani tanaman pangan dan peternakan dalam analisis ekonomi di petani. Jurnal Riset Agribisnis dan Peternakan. 1(2):37-49.
  3. Badan Litbang Pertanian. 2015. Pedoman Umum Pengembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian (TSTP). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian.
  4. Badan Litbang Pertanian. 2015. Surat Keputusan No 31/Kpts/OT.050/I/01/2015 tentang Pembentukan Tim Pengelola Laboratorium Inovasi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian, Desember 2015.
  5. Dewanti, R. dan G. Sihombing. 2012. Analisis pendapatan usaha peternakan ayam buras (Studi Kasus di Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan), Buletin Peternakan-UGM 36 (1):48-56.
  6. Ilham, U., Hermanto, S., dan D.S. Priyarsono. 2008. Efektivitas kebijakan harga pangan terhadap ketahanan pangan. Jurnal Agro Ekonomi PSEKP, Mei 2008, 24(2):157-177.
  7. Krismawati Amik dan Andy Bharmana. 2006. Kajian penerapan teknologi usahatani nilai (Pogostemon cablin Benih di lahan kering Kalimantan Selatan. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 9(2):160-167.
  8. Kusnadi, E. Juari dan B. Setiadi 2006. Analisis potensi wilayah peternakan di Pulau Sumatera, Prosiding Seminar Nasional Peternakan, Balai Pengkajian Teknologi Sumatera Selatan Fakultas Peternakan Universitas Padang Mangatas, Padang, 11-12 September 2006, hal: 32-41.
  9. [Kementan] Kementerian Pertanian. 2012. Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Ternak, Keputusan Menteri Pertanian Nomor:71/Kpts/OT.210/1/2002. Jakarta Nopember 2012.
  10. Loing, C. Jeane dan A. Makalew. 2016. Analisis finansial usaha ternak ayam kampung di Kecamatan Kawangkoan kawasan agropolitan Kabupaten Minahasa, Kurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi. 3(1):51-56.
  11. Nataamijaya, A. Gozali. 2010. Pengembangan potesi usaha ternak ayam lokal untuk menunjang kesejahteraan petani. Jurnal Littbang Pertanian. 34(3):131-138.
  12. Nurhapsa, Yusriadi dan Nurhaedah. 2017. Campuran pakan herbal untuk ternak ayam kampung Jurnal Manajemen -Jurnal Equilibrium. 6(1):29-33.
  13. Muzayyanah, M., A.U. S. Nartini dan R.Widiati. 2016. Analisis keputusan rumah tangga dalam mengkonsumsi pakan sumber protein hewani asal ternak dan non ternak : Studi Kasus di Propinsi D.I. Yogyakarta. Buletin Peternakan UGM. 41(2):203-211.
  14. Rosganda, E. dan S. Rusdiana. 2012. Peluang usaha ternak ayam kampung dan manajemen usaha pada petani di pedesaan. Pros. Seminar Nasinal Unggal Lokal, Tim review Rasali, M. Matondang, L. Prasetiyo dan S.Iskandar, Puslitbangak, Jakarta 4 Nopember 2012, hal: 104-109.
  15. Supriyati dan E. Suryani. 2006. Peran peluang dan kendala pengembangan agroindustri d Indonesia. Forum Agro Ekonomo, FAE, PSEKP. 24(2):92-106.
  16. Sartika,T. dan S.B. Gunwan. 2007. Karakateristik sifat-sifat produktivitas ayam kampung betina fase produksi pada populasi dasar seleksi. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Vteriner, Bogor, 21-22 Agustus 2007, hal: 576-58.
  17. Sudrajat dan A.Y. Isyanto.2018 Keragaan peternakan ayam sentul di Kabupaten Ciamis, Mimbar Agribsnis. Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasa Agribisnis. 4(2):237-253.
  18. Wibowa, B. dan D. Sartika. 2011. Analisis kelayakan usaha penggemukan ayam kampung (lokal) di tingkat petani Studi kasus kelompok peternak ayam kampung “Barokah” di Ciamis. Posiding Seminar Nasional Peternaan dan Veteriner, Bogor, 3-4 Agustus 2011. Hal: 699-704.
  19. Wiranata, M. A., J. I. Sanyoto dan H. Subagja. 2017. Analisis profitabilitas usaha peternakan ayam kampung super di Kabupaten Jember, Jurnal Ilmu Peternakan dan Terapan. 1(1): 31-38.
  20. Zakaria, A. 2014. Evaluasi adopsi teknologi budidaya dan kelayakan usahatani padi di Propinsi Sulawesi Selatan, Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis. Jurnal SEPA . 10(2):217-228.