Main Article Content

Abstract

Ketersediaan rumput lapang dengan kualitas yang tinggi dan jumlah yang mencukupi sangat diperlukan ruminansia. Fraksi serat merupakan komponen sumber energi pada ruminansia untuk meningkatkan produktivitasnya. Rumput lapang cukup tersedia di berbagai ketinggian, terutama pedesaan di Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan fraksi serat dari rumput lapang di pedesaan Jawa Barat pada musim hujan dan musim kemarau. Penelitian dilakukan dari bulan September 2015 sampai Juli 2016. Metoda yang digunakan adalah metoda survei, dengan penentuan sampel secara bertahap.Tahap pertama adalah menentukan area berdasarkan jumlah ternak dengan purposive sampling untuk wilayah Jawa Barat. Tahap kedua menentukan daerah berdasarkan ketinggian tempat sebagai perlakuan menggunakan metoda eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Setiap desa mempunyai 6  cuplikan dengan cara melempar kuadran secara acak. Parameter yang diukur adalah fraksi serat. Hasil menunjukkan bahwa ADF dan Lignin sama kandungannya untuk berbagai ketinggian, sedangkan kandungan NDF, Selulosa dan hemiselulosa pada ketinggian sedang dan rendah adalah sama  dan  lebih tinggi dari pada di dataran tinggi.

Article Details

How to Cite
Indriani, N. P., Rochana, A., Mustafa, H. K., Ayuningsih, B., Hernaman, I., Rahmat, D., Dhalika, T., Kamil, K. A., & Mansyur, M. (2020). Pengaruh Berbagai Ketinggian Tempat Terhadap Kandungan Fraksi Serat Pada Rumput Lapang Sebagai Pakan Hijauan. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 15(2), 212–218. https://doi.org/10.31186/jspi.id.15.2.212-218

References

  1. Ayub, M., A. Tanveer, M.A. Nadeem and S. M. A. Shah. 2004. Studies on the fodder yield and quality of sorghum grown alone and in mixture with rice bean. Pakistan Journal of Life and Social Sciences. 2 (1): 46-46.
  2. Indriani, N.P., H.K. Mustafa, B. Ayuningsih Mansyur and A. Rochana. 2019. Production and nitrogen, phosphorus and calcium absorption of sword bean leaf (Canavalia gladiata) in application of rock phosphate and VAM inoculation. Legume Research. 42(2):238-242. DOI: 10.18805/LR-422.
  3. Manu, A.E. 2013. Produktivitas Padang Penggembalaan Sabana Timor Barat. Jurnal Pastura 3(1): 25-29.
  4. Minson, D.J. 1990. The Chemical Composition and Nutritive Value of Tropical Grasses. In: (Skerman, P.J. Cameroon, D.G, and F. Riveros) Tropical grasses. pp. 172 – 180. Food and Agriculture Organizationof the United Nations, Rome.
  5. Rochana, A., N. P. Indriani, B. Ayuningsih, I. Hernaman, T. Dhalika, D. Rahmat and S. Suryanah. 2016. Feed forage and nutrition value at altitudes during the dry season in West Java. Animal Production 18(2):85-93
  6. Rusinovci, I., S. Aliu, S. Fetahu and D.Zeka. 2016. The agronomic performance of some grass mixtures in the prishtina locality. Journal of Food, Agricultures Environment 14(2): 117-120
  7. Sudirman, Suhubdy, S.D.Hasan, S.H.Dilaga, I.W.Karda.2015. Kandungan Neutral Detergent Fibre (NDF) dan Acid Detergent Fibre (ADF) bahan pakan lokal ternak sapi yang dipelihara pada kandang kelompok. Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia. 1(1):66-70.
  8. Susetyo, S. 1980. Padang Penggembalaan. Direktorat Bina Sarana Usaha Peternakan. Direktorat Jendral Peternakan. Departemen Pertanian. Indonesia.
  9. Tsgay, B.A., A.T.Wolde, and B.A.Limeneh.2018. Evaluation of morphological characteristics, yield and nutritive value of Brachiaria grass ecotypes in Nort Western Ethiopia. Agriculture & Food Security 7(89):1-10.
  10. Turral, H., J.Burke and J.M.Faures. 2011. Climate change, water and food security.FAO.Water Respons. Rome. 27
  11. Van Soest, P.J. 1982. Nutritional Ecology of The Ruminant. Commstock Publishing Associates. A devision of Cornell University Press. Ithaca and London.
  12. Wicaksono, H., E.T.S. Putra dan S. Muhartini. 2015. Kesesuaian tanaman ganyong (Canna indica L) Suweg (Amorphophallus paeoniifolius (Dennst) Nilcolson), dan Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) pada Agriforestri Perbukitan Menoreh. Vegetalika. 4(1):87-101.
  13. Widodo, Y. 2011. Strategi sinergistik peningkatan produksi pangan dalam hutan lestari melalui wanatani. Pangan, 20 (3):251-270.

Most read articles by the same author(s)