Main Article Content

Abstract

ABSTRAK

Penelitian ini untuk mengevaluasi perubahan fisiologis ternak kerbau yang digunakan sebagai ternak pengolah lahan rawa yang akan ditanami padi lokal, yang dikenal sebagai sistem “melunyah”. Penelitian dilakukan di kecamatan Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, Propinsi Bengkulu. Jumlah keseluruhan kerbau yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 ekor, yang telah dewasa tubuh, dan berumur rata-rata 3-8 tahun dengan kondisi Body Condition Score (BCS) 7-8, dan berat badan antara 175-225 kg. Parameter fisiologis yang diukur adalah temperatur rektal, respirasi, denyut nadi yang diukur pada pada periode yang berbeda, yaitu
pada saat kerbau sebelum “melunyah” (Pre-Kerja), saat kerbau “melunyah” (Saat-Kerja), dan setelah kerbau selesai “melunyah” (Post-Kerja). Hasil penelitian ditabulasikan dan rata-rata nilai fisiologis diuji dengan DMRT untuk mengetahui perbedaan antar mean. Untuk analisis statistik digunakan software SPSS version 11. Hasil penelitian menunjukkan1 bahwa semua parameter fisiologis yang diukur pada Saat-Kerja dan Post-Kerja secara nyata (P<0,05) lebih tinggi dibanding pengukuran pada Pre-Kerja. Rata-rata kenaikan parameter fisiologis saat ternak kerja dibanding sebelum ternak kerja adalah 1,05OC (temperatur rektal), 60,25 x/menit (respirasi) dan 47,4 x/menit (denyut nadi). Sedangkan perubahan fisiologis yang terjadi akibat “melunyah” termasuk dalam kategori kerja ringan, yang tidak berbahaya bagi ternak kerbau.

Kata kunci: ternak kerja, kerbau, fisiologi

Article Details

How to Cite
Dwatmadji, D., & Ipantri, I. (2007). Pengaruh Kerja “Melunyah” terhadap Kondisi Fisiologis pada Kerbau Rawa di Kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 2(1), 32–35. https://doi.org/10.31186/jspi.id.2.1.32-35

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>