Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara volume ambing dan ukuran puting dengan produksi susu pada sapi perah Friesian Holstein di PT. Naksatra Kejora, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Penelitian dilaksanakan pada 1 Oktober 2018 sampai 30 November 2018. Materi yang digunakan yaitu 35 ekor sapi perah Friesian Holstein fase laktasi periode 1 – 5 dan bulan laktasi 1 - 10. Metode yang dilakukan yaitu dengan metode observasional. Parameter yang diukur meliputi volume ambing, volume puting, lingkar puting, panjang puting dan produksi susu. Analisis hubungan antar variabel penelitian menggunakan analisis korelasi sedangkan bentuk hubungan dicari dengan regresi linier berberganda dan sederhana, dimana volume ambing dan ukuran puting sebagai variabel independen (X) dan produksi susu sebagai variabel dependen (Y). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara volume ambing dengan produksi susu dan tidak terdapat hubungan antara volume puting, panjang puting dan lingkar puting dengan produksi susu. Kesimpulan penelitian ini adalah volume ambing merupakan variabel yang paling tepat digunakan untuk memprediksi produksi susu dengan persamaan Y =3,375 + 0,166X (R2 = 0,704) pada pemerahan pagi.

Article Details

Author Biography

R. L. Damayanti, Universitas Diponegoro

Peternakan
How to Cite
Damayanti, R. L., Hartanto, R., & Sambodho, P. (2020). Hubungan Volume Ambing dan Ukuran Puting dengan Produksi Susu Sapi Perah Friesian Holstein di PT. Naksatra Kejora, Kabupaten Temanggung. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 15(1), 75–83. https://doi.org/10.31186/jspi.id.15.1.75-83

References

  1. Agil, M., L. B. Salman dan H. Indrijani. 2016. Identifikasi karakteristik dan ukuran tubuh sapi perah Fries Holland laktasi di kawasan usaha peternakan Bogor. Students e-Journal. 5 (4) :1-12.
  2. Akoso, B. T. 2012. Budidaya Sapi Perah. Airlangga University Press, Surabaya.
  3. Febriana, D. N., D. W. Harjanti dan P. Sambodho. 2018. Korelasi ukuran badan, volume ambing dan produksi susu kambing Peranakan Etawah (PE) di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Yogyakarta. J. Ilmu – Ilmu Peternakan. 28 (2) :134 -140.
  4. Habib, I., T. H. Suprayogi dan P. Sambodho. 2014. Hubungan antara volume ambing, lama massage dan lama pemerahan terhadap produksi susu kambing Peranakan Ettawa. Animal Agriculture Journal. 3 (1) :8-16.
  5. Hartanto, R., M. A. C. Jantra, S. A. B. Santosa dan A. Purnomoadi. 2018. Model test on the relationship feed energy and protein ratio to the production and quality of milk protein. IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 102 :012053.
  6. Hernandes, C. T. 2013. Dairy Cows: Reproduction, Nutritional Management and Diseases. Nova Publisher, New York.
  7. Jarmuji. 2011. Nilai korelasi antara ukuran tubuh dan ambing induk domba lokal Jonggol terhadap produksi susu. J. Agrinak. 1 (1) :52-55.
  8. Kuczaj, M. 2003. Analysis of changes in udder size of high-yelding cows in subsequent lactations with regard to mastitis. Electronic Journal of Polish Agricultural Universities. 6 (1) :1-9.
  9. Makin, M. 2011. Tata Laksana Peternakan Sapi Perah. Edisi Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta.
  10. Makin, M. dan D. Suharwanto. 2012. Performa sifat-sifat produksi susu dan reproduksi sapi perah Fries Holland di Jawa Barat. J. Ilmu Ternak. 12 (2) :39-44.
  11. Mardalena. 2008. Pengaruh waktu pemerahan dan tingkat laktasi terhadap kualitas susu sapi perah Peranakan Fries Holstein. J. Ilmu – Ilmu Peternakan. 11 (3) :107-112.
  12. Moran, J. dan P. Chamberlain. 2017. Blue Prints for Tropical Dairy Farming : Increasing Domestic Milk Production in Developing Countries. CSIRO Publishing, Clayton South.
  13. Murti, T. W. 2014. Ilmu Manajemen dan Industri Ternak Perah. Pustaka Reka Cipta, Bandung.
  14. Nanda, E. D. 2017. Model kurva produksi susu sapi perah Friesian Holstein periode laktasi 1 dan 2 di PT. Ultra peternakan Bandung Selatan. Student e-Journal. 6 (2) :1-7.
  15. Novianti, J., B. P. Purwanto dan A. Atabani. 2013. Respon fisiologis dan produksi susu sapi perah FH pada pemberian rumput gajah (Pennisetum purpureum) dengan ukuran pemotongan yang berbeda. J. Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. 1 (3) :138-146.
  16. Nurtini, S. dan M. Anggriani. 2014. Profil Peternakan Sapi Perah Rakyat di Indonesia. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
  17. Pasaribu, A., Firmansyah dan N. Idris. 2015. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera. J. Ilmu – Ilmu Peternakan. 18 (1) : 28-35.
  18. Pribadiningtyas, P. A., T. H. Suprayogi dan P. Sambodo. 2012. Hubungan antara bobot badan, volume ambing terhadap produksi susu kambing perah laktasi Peranakan Ettawa. J. Animal Agricultural. 1 (1) : 99-105.
  19. Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. 2016. Statistik Pertanian Agricultural Statistics 2016. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Departemen Pertanian, Jakarta.
  20. Standar Nasional Indonesia 3141. 2011. Kualitas Susu Segar. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
  21. Sudono, A., R. F. Rosdiana dan B. S. Setiawan. 2003. Beternak Sapi Perah secara Intensif. Agromedia Pustaka, Jakarta.
  22. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta, Bandung.
  23. Suherman, D dan B. P. Purwanto. 2015. Respon fsiologis sapi perah dara Fries Holland yang diberi konsentrat dengan tingkat energi berbeda. J urnal Sain Peternakan Indonesia. 10 (1): 13-21.
  24. Suriasih, K., W. Subagiana dan L. D. Saribu. 2015. Ilmu Produksi Ternak Perah. Laboratorium Ilmu Ternak Perah Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Bali.
  25. Taofik, A. dan Depison. 2008. Hubungan antara lingkar perut dan volume ambing dengan kemampuan produksi susu Kambing Peranakan Ettawa. J. Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan. 11 (2) : 59-74.