Main Article Content

Abstract

This study aimed to determine the management of the genetic resources of St. Croix sheep and Garut sheep in the formation of sheep clumps and their physiological conditions. The study was conducted at the Livestock Research Institute on Jalan Raya Pajajaran Bogor, West Java, in 2019. Ex-situ collection materials and characterization of St. Croix sheep and Garut sheep were as many as 250 heads; sheep breeding was carried out in groups; one male married 5-10 heads. The rams were left in the mating group for two oestrus cycles (34 days). Primary data and secondary data were analyzed descriptively and quantitatively. The results were obtained in the germplasm research of St. Croix with an average mating body weight of 23.45 ± 4.08 kg and Garut sheep of 26.20 ±  4.92 kg. The average birth weight of St. Croix sheep was 2.26+0.35 kg, and Garut sheep was 2.05± 0.47kg. The establishment of the St. Croix and Garut sheep have high genetic quality, production, and reproductive characteristics, but each has a different productivity level. The study of germplasm preservation of sheep was carried out to increase the population of St. Croix sheep and pure Garut sheep so that the maximum target population of >200 sheep was achieved to meet the demand for seeds as animal food.

Keywords

sheep genetics formation of sheep breeds

Article Details

How to Cite
Adiati, U., & Rusdiana, S. (2022). Management of St. Croix Sheep and Garut Sheep Genetic Resources in Sheep Formation. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 17(2), 97–104. https://doi.org/10.31186/jspi.id.17.2.97-104

References

  1. Adiati. U. dan D. Priyanto. 2011. Penampilan reproduksi domba lokal yang disinkronisasi dengan medroxy progesteron acetat pada kondisi peternak di Kelurahan Juhut, Kabupaten Pandeglang, Workshop Nasional Diversifikasi Pangan Daging Ruminansia Kecil 2011. Hal. 77-78.
  2. Direktorat PerbaIitan dan Produksi Ternak. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2018. Jenis-jensi ternak domba di Indonesia yang perlu dilestarikan keberadaanya. [Internet] [diunduh tgl, 15 Pebruari 2019]. Tersedia dari http://bAIit.ditjenpkh.pertanian.go.id/jenis-rumpun/domba
  3. Firman, A., L. Herlina, M. Paturochman, dan M. M. Sulaeman. 2018. Penentuan kawasan unggulan agribisnis ternak domba di Jawa Barat, Mimbar Agribisnis, Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agrbisnis 4(1):111-125.
  4. Heriyadi, D., A. Sarwesti, dan S. Nurachma. 2012. Sifat-Sifat Kuantitatif Sumber Daya Genetik Domba Garut Jantan Tipe Tangkas Di Jawa Barat. Jurnal Bionatura-Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik 14(2):101-106.
  5. Hasan, F., S. A. P. Sitepu dan Alwiyah. 2017. Pengaruh paritas terhadap persentase estrus domba ekor tipis yang disinkronisasi estrus menggunakan prostaglandin F2? (PGF2?). Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan 5(1):46-48
  6. Inounu, I., Tiesnamurti, Subandriyo dan H. Hartojo. 1999. Produksi Anak pada Domba Prolifik. JITV. 4 (3):148-160.
  7. Ngadiyono, N., Ismaya, Subur. P.S. Budhi, H. Mulyadi dan S. Andarwati. 2009. Plasma nutfah ternak domba di Indonesia. Diterbitkan oleh Fakultas Peternakan Universitas Gajah MadaYogyakarta, dicetak oleh CV. Bawah Sadar, Buku I. Hal.1-56.
  8. Perwitasari, F.D, dan Bastoni. 2019. Analisis pendapatan usaha ternak domba secara intensif di Kabupaten Cirebon-Jawa Barat. Jurnal Peternakan Indonesia. 21(1):1-9
  9. Rahmat, D., T. Dhalika dan Dudi. 2006. Evaluasi performa domba persilangan barbadosdengan domba priangan sebagai sumber bibit unggul. Jurnal Ilmu Ternak 6 (2):96-101.
  10. Rusdiana, S dan U. Adiati. 2018. Nilai Ekonomi ternak Domba St.Ceoix dan domba Garut pada pemeliharaan intensif. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan 22(1):12-22.
  11. Rusdiana, S. dan U. Adiati. 2020. Perbanayakan dan penyebaran ternak domba Compas Agrinak mendukung perekonomian peternak. Jurnal Sains Peternakan Indonesia 15(1):67-74, Doi:http//doi.org/10.31186/jspi.id.15.1.67-74
  12. Subandriyo, B., Setiadi, E. Handiwirawan dan A. Suparyanto. 2000. Performa domba komposit hasil persilangan antara domba lokal umatera dengan domba rambut pada kondisi dikandangkan. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 5(2):73-83.
  13. Santosa, S. A., A.T.A. Sudewo dan D. Purwantini. 2006. Korelasi Genetika Sifat Produksi Sebagai Dasar Pemilihan Domba Lokal. Jurnal Pembangunan Pedesaan 6(1):43-48.
  14. Sumantri. C. A. Einstiana, J. F. Salamena dan I. Inounu. 2007. Keragaan dan hubungan phylogenik antar domba lokal di indonesia melalui pendekatan analisis morfologi, JITV 12(1):42-54.
  15. Sodig, M. 2010. Identifikasi sistem produksi dan keragaan produktivitas domba ekor gembuk di Kabupaten Brebes Jawa Tengah, Jurnal Agripet, 10(1):25-31.
  16. Sutiyono, B., S. Johari, E. Kurnianto, Y.S. Ondho, Sutopo,Y. Ardian, A.Kusmuhernanda dan Darmawan. 2010. Hubungan penampilan induk anak domba dari berbagai tipekelahiran, Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, 20(2):24-30
  17. Somanjaya, R,. D. Heriyadi dan I. Hernaman. 2015. Performan domba lokal betina dewasa pada berbagai variasi lamanya penggembalaan di derah irigasi rentag Kabupaten Majalengka, Jurnal Ilmu Ternak,15(1):41-49.
  18. Subandriyo, B. Setiadi, Bess. T dan E. Handiwirawan. 2016. Domba Compass Agrinak, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Buku IAARD Press. hal. 1-84.
  19. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2018. Populasi ternak ruminansia besar dan kecil (Domba), Jakarta Agustus 2018, hal. 1-236.
  20. Siswati, A., K. Yogie, Rahayu, S., dan Kuswaryan.S. 2015. Studi kelayakan finansial usaha ternak domba yang dipelihara secara dikandangkan (Studi kasus di Desa Cibuntu Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan-Jawa Barat) Jurnal Ilmu Ternak, 15(2):122-128