Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji pengaruh perbedaan penambahan jenis cangkang pada multinutrien blok (MNB) terhadap Salmonella, water activity dan total bakteri. Materi yang digunakan pada penelitian ini yaitu MNB yang terdiri dari cangkang kerang, cangkang telur, hijauan jagung, molases, bentonit, urea dan garam, NaCl 0,85%, medium nutrient agar (NA)sebagai media untuk menghitung total bakteri dan media MacConkey untuk media Salmonella. Penelitian  menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. T0 = MNB tanpa cangkang kerang dan cangkang telur; T1 = MNB menggunakan cangkang kerang 6%;  T2 = MNB menggunakan cangkang telur 6%; T3= MNB menggunakan cangkang kerang 3% dan cangkang telur 3%. Parameter yang diamati yaitu jumlah kualitatif Salmonella, water activity dan total bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan cangkang kerang dan cangkang telur pada MNB berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap total bakteri dan water activity. Analisis kualitatif Salmonella menunjukkan bahwa tidak terdapat Salmonella pada tiap perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa MNB dengan garam sebagai satu-satunya sumber mineral memiliki nilai Aw yang rendah sehingga menyebabkan jumlah total bakteri pada MNB rendah.

Article Details

Author Biography

R.I. Pujaningsih, Departemen Peternakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Kompl. drh. R. Soejono Koesoemowardojo, Tembalang Semarang Kode Pos 50275

 

 

 

How to Cite
Wulandari, E., Tampoebolon, B., Widiyanto, W., & Pujaningsih, R. (2020). Uji Mikrobiologis Salmonella, Water Activity dan Total Bakteri Multinutrien Blok dari Cangkang Kerang dan Cangkang Telur sebagai Sumber Mineral. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 15(1), 43–49. https://doi.org/10.31186/jspi.id.15.1.43-49

References

  1. Aisyah, S., M. Effendy dan H. Triajie. 2013. Kandungan NaCl dan H2O Garam Rakyat pada Media Penyimpanan Berbeda. Seminar Nasional Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan. Madura, 11 Juni 2013. Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura. Hal. 680 – 689.
  2. Cappuccino, J. G dan N. Sherman. 1987. Microbiology : A Laboratory Manual. The Benjamin Cummings Publishing Company. Inc. California.
  3. Chusniati, S., R.N. Budiono dan R. Kurnijasanti. 2009. Deteksi Salmonella sp pada telur ayam buras yang dijual sebagai campuran jamu di Kecamatan Sidoarjo. J. of Poultry Disease. 2 (2): 20-23.
  4. Davies, R. 2001. Salmonella typhimurium DT104: has it had its day?. Dalam : Suwito, W. 2010. Monitoring Salmonella sp dan Escherichia coli dalam bahan pakan ternak. Buletin Peternakan. 34 (3): 165-168.
  5. Desniar, D. Poernomo dan W. Wijatur. 2009. Pengaruh konsentrasi garam pada peda ikan kembung (Rastrelliger sp.) dengan fermentasi spontan. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 12 (1): 73–87.
  6. Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
  7. Garcia, L. O dan J. I. R. Restrepo, 1995. Multinutrient Block Handbook (FAO Better Farming Series no. 45). Food and Agriculture Organization of United Nation, Rome.
  8. Leviana, W dan V. Paramita. 2017. Pengaruh suhu terhadap kadar air dan aktivitas air dalam bahan pada kunyit (Curcuma Longa) dengan alat pengering electrical oven. METANA. 13:37-44.
  9. Pasaribu, N., Rastina, T. R. Ferasyi, Nurliana, Darniati dan Erina. 2017. Jumlah cemaran mikroba pada telur ayam ras yang dijual di swalayan daerah Darussalam Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh. JIMVET. 1:94-100.
  10. Retnani, Y., L. Herawati dan S. Khusniati. 2011. Uji sifat fisik ransum broiler starter bentuk crumble berperekat tepung tapioka, bentonit dan onggok. JITP. 1:88-97.
  11. Saputra G. A., W. Sarengat dan S. B. M. Abduh. 2014. Aktivitas air, total bakteri dan drip loss daging itik setelah mengalami scalding dengan malam batik. Animal Agricultural Journal. 3:34-40.
  12. Sriagtula, R. 2008. Pengaruh penambahan mineral Ca, P, Mg dan S dalam ransum terhadap status mineral pada kambing kacang. Jurnal Peternakan. 5:53-60.
  13. Standar Nasional Indonesia. 2009. Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam Pangan. No. 7388-2009. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
  14. Suriani, S., Soemarno dan Suharjono. 2013. Pengaruh suhu dan pH terhadap laju pertumbuhan lima isolat bakteri anggota genus pseudomonas yang diisolasi dari ekosistem sungai tercemar deterjen di sekitar kampus Universitas Brawijaya. JPAI. 3:59-62.
  15. Suwito, W. 2010. Monitoring Salmonella sp. dan Escherichia coli dalam bahan pakan ternak. Buletin Peternakan. 34:165–168.
  16. Warsy, S. Chadijah dan W. Rustiah. 2016. Optimalisasi kalsium karbonat dari cangkang telur untuk produksi pasta komposit. Al-Kimia. 4:86-97.
  17. Yatno dan S. Purwanti. 2010. Pengaruh steaming dan lama penyimpanan terhadap sifat fisik pakan burung perkutut. JITP. 1:19-27.
  18. Zakaria, Z. A. B., N. Zakaria dan Z. Kasim. 2004. Mineral composition of the cockle (Anadara granosa) shells, hard clamp (Meretrix meretrix) shells and corais (Porites spp.): a comparative study. Journal of Animal and Veterinary Advances. 3:445–447.