Main Article Content

Abstract

Murai batu (Copsychus malabaricus) telah menjadi salah satu pilihan penghobi burung di Indonesia sejak dua puluh tahun terakhir, termasuk di Kota Bengkulu. Para penghobi burung telah mulai melakukan beberapa langkah konservasi biologi antara lain dengan melakukan upaya penetasan dan pemeliharaan anakan. Anakan murai batu dikenal cukup sulit untuk dipelihara dan akan mudah mati apabila dipisahkan dari induknya, sehingga sampai saat ini belum banyak diketahui tentang ukuran morfometriknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi data fundamental pertumbuhan kuantitatif badan, sayap dan kaki anakan burung murai batu kelamin campuran selama pemeliharaan ex situ mulai umur 30 hari hingga fase ranggas bulu pertama. Koleksi data dilakukan dengan metode observasi dan pengukuran panjang badan, panjang sayap dan panjang kaki setiap minggu. Data kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang badan anakan murai batu kelamin campuran bervariasi antara 44,9 mm sampai 52,2  mm dengan rata-rata 49,56 mm/ekor, panjang sayap antara 100,4  mm sampai 115,5  mm dengan rata-rata 107,25 mm/ekor, dan panjang kaki antara 50,2  mm sampai 53,2 mm dengan rata-rata 51,45 mm/ekor. Dapat disimpulkan bahwa terjadi pertambahan ukuran kuantitatif (panjang badan, panjang sayap dan panjang kaki) anakan murai batu hingga fase ranggas bulu pertama.

Article Details

Author Biographies

H. D. Putranto, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Jalan W.R.Supratman, Kandang Limun, Bengkulu 38371

Associate professor (Lektor Kepala)

Department of Animal Science

Faculty of Agriculture

B. Brata, Universitas Bengkulu

Associate Professor

Dept. of Animal Science

Fac. of Agriculture

Y. Yumiati, Universitas Dehasen Bengkulu

Assistant Professor

Agribusiness Study Program

Fac. of Agriculture

How to Cite
Putranto, H. D., Brata, B., & Yumiati, Y. (2020). Pertumbuhan Kuantitatif Anakan Murai Batu Hingga Fase Ranggas Bulu Pertama. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 15(4), 414–419. https://doi.org/10.31186/jspi.id.15.4.414-419

References

  1. Anggorodi. 1995. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka Utama.
  2. Anonim. 2020a. Kebutuhan Protein dan Vitamin Pada Burung Peliharaan. https://www.perta-nianku.com/kebutuhan-protein-dan-vitamin-pada-burung-peliharaan/. Diakses tanggal 8 Agustus 2020.
  3. Anonim. 2020b. Anatomi Burung. https://id.wikipedia.org/wiki/Anatomi_burung. Diakses tanggal 8 Agustus 2020.
  4. Anonim. 2019. Keistimewaan Gold Coin. https://dokumen.tips/documents/keistimewaan-gold-coin-55bd1bbf9175e.html. Diakses tanggal 20 Maret 2020.
  5. Brata, B., H.D. Putranto, J. Setianto, dan Y. Yumiati. 2019. Deskripsi manajemen pemeliharaan hewan potensial burung murai batu: studi kasus di Kota Bengkulu. Prosiding Semirata BKS-PTN Wilayah Barat Bidang Ilmu Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Jambi tanggal 27 – 29 Agustus 2019, hal: 647-657.
  6. Hickman, C.P., L.S. Roberts, S.L. Keen, A. Larson dan D.J. Eisenhour. 2007. Animal Diversity. Mc Graw-Hill, New York.
  7. Jull, M.A. 1951. Poultry Husbandry. 3rd Ed. Micgraw-Hill publishing CO., Ltd.
  8. Lambey, L.J. 2013. Kajian biologis, tingkah laku, reproduksi dan kekerabatan burung weris, Gallirallus philppensis di Minahasa Sulawesi Utara. Program Pascasarjana, IPB, Bogor.
  9. Putranto, H.D., B. Brata, dan Y. Yumiati. 2020a. Ex-situ population of white-rumped shama (Copsychus malabaricus): Studies of density, distribution and bird keepers in Bengkulu, Sumatera. Biodiversitas. 21 (3): 865-874.
  10. Putranto, H.D., B. Brata, dan Y. Yumiati. 2020b. Kajian ranggas bulu pertama trotol murai batu (Copsychus malabaricus) pada pemeliharaan intensif. Prosiding Webinar Nasional 2020 Persepsi “Kontribusi Usaha Ternak Lokal Sebelum dan Sesudah Pandemi Dalam Memenuhi Protein Hewani Di Indonesia”, tanggal 29 Mei 2020, hal: 38-44.
  11. Putranto, H.D., B. Brata, dan Y. Yumiati. 2019a. Profil dan populasi peternak murai batu di Kota Bengkulu. Prosiding Semirata BKS-PTN Wilayah Barat Bidang Ilmu Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Jambi tanggal 27 – 29 Agustus 2019, hal: 1225-1234.
  12. Putranto, H.D., B. Brata, dan Y. Yumiati. 2019b. Ex-situ population of white-rumped shama: Density, distribution and bird fanciers. Prosiding International Conference on Biodiversity Society for Indonesian Biodiversity (SIB) Mataram, Indonesia, 14-15 December 2019, hal: 123.
  13. Putranto, H.D., D. Okvianto, dan H. Prakoso. 2018. Reproductive studies on murai batu (Copsychus malabaricus) in Bengkulu local captive breeding. Jurnal Sain Peternakan Indonesia. 13 (2): 130-139.
  14. Prayoga, B. 2015. Kupas Tuntas Budidaya Kroto Cara Modern. Penebar Swadaya.
  15. Radiopoetro. 1986. Zoology. Cetakan 3. Percetakan Erlangga.
  16. Rose, S.P. 1997. Principle of Poultry Science. Centre for Agriculture and Bioscience International, New York.
  17. Saraswati, T.R., S. Tana, E.Y.W. Yuniwarti. 2018. Morphologycal description of Javanese Celepuk Female (Otus angelina). Buletin Anatomi dan Fisiologi. 3 (1): 110-115.

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>