Main Article Content
Abstract
Burung adalah salah satu jenis hewan peliharaan (pet) yang banyak digemari masyarakat di Indonesia saat ini. Banyak jenis burung yang dipelihara karena kemerduan suaranya dan keindahan warna bulunya. Jenis burung peliharaan yang bernilai ekonomis tinggi akan menunjukkan status sosial ekonomi pemeliharanya. Burung Murai Batu (Copsychus malabaricus) termasuk sebagai burung yang digemari dan bernilai ekonomis tinggi. Hingga saat ini masih belum banyak diketahui informasi tentang status reproduksinya baik yang berada di habitat in situ maupun ex situ. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan wawancara pada penangkar lokal di Kota Bengkulu. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui data biologis dasar berupa tampilan reproduksi burung Murai Batu pada penangkaran ex-situ yang dilakukan oleh penangkar lokal di Kota Bengkulu. Data hasil observasi dan wawancara kemudian dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian pada penangkar lokal di Kota Bengkulu dapat disimpulkan bahwa burung Murai Batu menghasilkan telur rata-rata 2,9 butir dalam dua periode bertelur. Lama durasi mengeram rata-rata 12,1 hari dalam dua periode bertelur dengan daya tetas sebesar 94,16% dalam dua periode bertelur. Anakan burung Murai Batu disapih pada umur 30 hari sedangkan untuk jarak waktu bertelur kembali rata-rata 20,1 hari dalam dua periode bertelur.
Kata kunci: Burung Murai Batu, reproduksi, penangkaran lokal.
Article Details
The author who submits the manuscript must understand and agree that Jurnal Sain Peternakan Indonesia holds the copyrights published. Copyright includes rights to reproduce, distribute and sell every part of journal articles in all forms and media. This is a copyright transfer form (Download) signed by the corresponding author.
All articles published in Open Access will be immediately and permanently free for everyone to read and download. We are continuously working with our author communities to select the best choice of license options, currently being defined for this journal as follows:
• Creative Commons Attribution-ShareAlike (CC BY-SA)
Jurnal Sain Peternakan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
You are free to:
Share — copy and redistribute the material in any medium or format
Adapt — remix, transform, and build upon the material
for any purpose, even commercially.
The licensor cannot revoke these freedoms if you follow the license terms.
References
- Akdiatmojo, S. 2017. Panduan menangkarkan Murai Batu. Agro Media Pustaka. Jakarta.
- Asmari, A. 2016. Memilih dan mencetak Murai Batu berprestasi. CV Idzhar. Bandung.
- Basuni, S. dan Setiyani. 1989. Studi perdagangan burung di Pasar Pramuka, Jakarta dan teknik penangkapan burung di alam. Media Konservasi. 2 (2): 9-18.
- Delacour, J. 1947. Birds of Malaysia. The Mac-Millan Company. New York.
- Etches, R. J. 1996. Reproduction in Poultry. Cab International. Canada.
- Forum Agri. 2012. Pedoman lengkap menangkar dan mencetak Murai Batu kelas jawara. Cahaya atma pustaka. Yogyakarta.
- Hamiyanti, A. A., A. Putra, dan A. P. Muharlien. 2011. Pengaruh jumlah telur terhadap bobot telur, lama mengeram, fertilitas serta daya tetas telur burung Kenari. Ternak Tropika. 2 (1): 95-101.
- Hikmat. 2016. http://kliksma.com/2016/04/ sebutkan-3-faktor-yang-mempengaruhi-daya-tetas-telur.html. Diakses pada tanggal 23 Januari 2018.
- Jalil, A. dan R. Turut. 2012. Sukses beternak Murai Batu. Penebar Swadaya. Jakarta
- Masyud, B. 2007. Pola reproduksi burung Tekukur (Streptopelia chinensis) dan burung Puter (Streptopelia risoria) di penangkaran. Media Konservasi. XII (2): 80-88.
- Mua’rif, Z. 2012. Rahasia penangkaran burung Murai Batu. Lyli Publisher. Yogyakarta.
- Masyud, B. 2007. Pola reproduksi burung Tekukur (Streptopelia chinensis) dan burung Puter (Streptopelia risoria) di penangkaran. Media Konservasi. XII (2): 80-88.
- Mua’rif, Z. 2012. Rahasia penangkaran burung Murai Batu. Lyli Publisher. Yogyakarta.
- Nahrowi, R., Riduan dan L.A. Sofyan. 2001. Pemberian berbagai jenis pakan untuk mengevaluasi palatabilitas, konsumsi, protein dan energi pada kadal (Mabouya multifasciata) dewasa. Biodiversitas. 2 (1): 98-103.
- Okvianto, D. 2017. Tampilan reproduksi burung murai batu (Copsychus malabaricus) pada penangkaran di Kota Bengkulu. Skripsi. Jurusan Peternakan, Fakultas Petanian, Universitas Bengkulu.
- Parker, J.E. 1969. Reproduction physiology in poultry dalam: Reproduction in farm animals. Second Edition. Editor ESE. Hafez. Lea and Febiger. Philadelphia.
- Rasyaf, M. 1996. Memasarkan hasil peternakan. Penebar Swadaya. Jakarta.
- Soenanto, A. 2002. Teknik menangkar Lovebird. EFFHAR. Semarang.
- Sudrajat, D., D. Kardaya., E. Dihansih. dan S.F.S. Puteri. 2014. Performa produksi telur burung puyuh yang diberi ransum mengandung kromium organik. Buletin Penelitian Universitas Djuanda. 19 (4): 257-262.
- Suminarsih, E. 2006. Memelihara, melatih, dan menangkar burung ocehan. Penebar Swadaya. Jakarta.
- Widyaningsih, A. 2008. Pakan burung. Penebar Swadaya. Jakarta.
- Welty, J. C. 1982. The life birds. 3rd ed. CBS College Publishing. USA.
- Zulkarnain, D., W. Bebas. dan I.G.N.B.T. Laksana. 2015. Performans reproduksi burung cucak rawa (Pycnonotus zaylanicus) pada penangkaran secara ex-situ. Indonesia Medicus Veterinus. 4 (2): 139-147.
References
Akdiatmojo, S. 2017. Panduan menangkarkan Murai Batu. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Asmari, A. 2016. Memilih dan mencetak Murai Batu berprestasi. CV Idzhar. Bandung.
Basuni, S. dan Setiyani. 1989. Studi perdagangan burung di Pasar Pramuka, Jakarta dan teknik penangkapan burung di alam. Media Konservasi. 2 (2): 9-18.
Delacour, J. 1947. Birds of Malaysia. The Mac-Millan Company. New York.
Etches, R. J. 1996. Reproduction in Poultry. Cab International. Canada.
Forum Agri. 2012. Pedoman lengkap menangkar dan mencetak Murai Batu kelas jawara. Cahaya atma pustaka. Yogyakarta.
Hamiyanti, A. A., A. Putra, dan A. P. Muharlien. 2011. Pengaruh jumlah telur terhadap bobot telur, lama mengeram, fertilitas serta daya tetas telur burung Kenari. Ternak Tropika. 2 (1): 95-101.
Hikmat. 2016. http://kliksma.com/2016/04/ sebutkan-3-faktor-yang-mempengaruhi-daya-tetas-telur.html. Diakses pada tanggal 23 Januari 2018.
Jalil, A. dan R. Turut. 2012. Sukses beternak Murai Batu. Penebar Swadaya. Jakarta
Masyud, B. 2007. Pola reproduksi burung Tekukur (Streptopelia chinensis) dan burung Puter (Streptopelia risoria) di penangkaran. Media Konservasi. XII (2): 80-88.
Mua’rif, Z. 2012. Rahasia penangkaran burung Murai Batu. Lyli Publisher. Yogyakarta.
Masyud, B. 2007. Pola reproduksi burung Tekukur (Streptopelia chinensis) dan burung Puter (Streptopelia risoria) di penangkaran. Media Konservasi. XII (2): 80-88.
Mua’rif, Z. 2012. Rahasia penangkaran burung Murai Batu. Lyli Publisher. Yogyakarta.
Nahrowi, R., Riduan dan L.A. Sofyan. 2001. Pemberian berbagai jenis pakan untuk mengevaluasi palatabilitas, konsumsi, protein dan energi pada kadal (Mabouya multifasciata) dewasa. Biodiversitas. 2 (1): 98-103.
Okvianto, D. 2017. Tampilan reproduksi burung murai batu (Copsychus malabaricus) pada penangkaran di Kota Bengkulu. Skripsi. Jurusan Peternakan, Fakultas Petanian, Universitas Bengkulu.
Parker, J.E. 1969. Reproduction physiology in poultry dalam: Reproduction in farm animals. Second Edition. Editor ESE. Hafez. Lea and Febiger. Philadelphia.
Rasyaf, M. 1996. Memasarkan hasil peternakan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Soenanto, A. 2002. Teknik menangkar Lovebird. EFFHAR. Semarang.
Sudrajat, D., D. Kardaya., E. Dihansih. dan S.F.S. Puteri. 2014. Performa produksi telur burung puyuh yang diberi ransum mengandung kromium organik. Buletin Penelitian Universitas Djuanda. 19 (4): 257-262.
Suminarsih, E. 2006. Memelihara, melatih, dan menangkar burung ocehan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Widyaningsih, A. 2008. Pakan burung. Penebar Swadaya. Jakarta.
Welty, J. C. 1982. The life birds. 3rd ed. CBS College Publishing. USA.
Zulkarnain, D., W. Bebas. dan I.G.N.B.T. Laksana. 2015. Performans reproduksi burung cucak rawa (Pycnonotus zaylanicus) pada penangkaran secara ex-situ. Indonesia Medicus Veterinus. 4 (2): 139-147.